Dengan Barat menyediakan senjata jarak jauh untuk Ukraina, Rusia akan mendorong lebih jauh tugas militer dari garis saat ini. Ukraina merencanakan serangan balik untuk merebut kembali daerah yang dikuasai Rusia.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·4 menit baca
MOSKWA, KAMIS — Tugas militer Rusia di Ukraina bakal lebih jauh dari wilayah Donbas di Ukraina timur. Tujuan Moskwa di Ukraina juga akan diperluas, terlebih jika Barat terus menyuplai Kyiv dengan senjata jarak jauh. Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Rabu (20/7/2022), kepada kantor berita RIA Novosti. ”Ini berarti tugas (militer) secara geografis akan diperpanjang dari garis saat ini,” katanya.
Lavrov menjadi pejabat Rusia paling tinggi yang berbicara terbuka tentang tujuan perang di Ukraina dalam hal teritorial. Rusia memulai invasi, yang disebut operasi militer khusus, ke Ukraina pada 24 Februari 2022, tetapi menyangkal tujuannya adalah pendudukan. Kala itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan, tujuan tindakan itu adalah mendemiliterisasi Ukraina dan menyingkirkan kaum nasionalis pendukung ideologi Nazi.
”Sekarang, geografinya berbeda, sudah lebih jauh dari Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk. Sekarang termasuk wilayah Kherson dan Zaphorizhia dan sejumlah wilayah lain,” ujar Lavrov, merujuk pada wilayah yang sebagian sudah dikuasai militer Rusia.
Pernyataan Lavrov mengindikasikan perang di Ukraina akan meluas, tidak hanya di wilayah Ukraina timur seperti yang terjadi selama hampir lima bulan terakhir. Wilayah Ukraina timur, yakni Donetsk dan Luhansk, menjadi fokus serangan setelah Rusia gagal dengan cepat menguasai wilayah ibu kota Kyiv.
Lavrov menambahkan, dengan negara-negara Barat menyediakan senjata jarak jauh untuk Ukraina, Rusia akan mendorong lebih jauh tugas militer dari garis saat ini. ”Kami tidak bisa membiarkan sebagian wilayah Ukraina, di bawah kendali (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelenskyy atau siapa pun yang akan menggantikan dia, memiliki senjata yang mengancam langsung wilayah kami dan wilayah republik yang telah mendeklarasikan kemerdekaannya,” paparnya.
Serangan balik
Seiring pasukan Rusia merebut daerah lain di Donbas, Ukraina merencanakan serangan balik untuk merebut kembali daerah yang dikuasai Rusia di selatan. Pasukan Ukraina, Rabu, menghancurkan sebuah jembatan yang menjadi kunci pengiriman suplai pasukan Rusia di selatan. Jembatan di Sungai Dnipro ini merupakan yang kedua yang dihancurkan Ukraina untuk mengendurkan cengkeraman Rusia di Kherson.
Kirill Stremousov, wakil pemimpin pemerintahan sementara yang dibentuk Rusia di wilayah itu, mengungkapkan, Ukraina menghantam Jembatan Antonivksyi menggunakan peluncur roket multilaras Himars kiriman AS. Jembatan sepanjang 1,4 kilometer itu merupakan penyeberangan utama di Kherson.
Pada awal perang, pasukan Rusia menduduki Kherson, yang berada di utara Semenanjung Crimea yang dianeksasi Rusia pada 2014. Mereka menghadapi serangan balik Ukraina, tetapi bisa bertahan di daerah yang sudah direbut.
Kherson merupakan lokasi pembuatan kapal di pertemuan Sungai Dnipro dan Laut Hitam yang penting bagi Rusia. Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby, Selasa, mengatakan, intelijen AS memiliki bukti bahwa Rusia ingin menganeksasi Kherson, Zaporizhia, dan seluruh wilayah Donbas melalui referendum. Pelaksanaannya paling cepat pada September 2022.
AS menyatakan akan menentang upaya aneksasi itu. ”Lagi, kami menyatakan dengan jelas, aneksasi menggunakan kekuatan militer merupakan pelanggaran berat Piagam PBB. Kami tidak akan membiarkannya begitu saja. Kami tidak akan membiarkan tindakan itu tidak dihukum,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Rabu.
AS menjanjikan lebih banyak sistem roket presisi untuk Kyiv setelah Moskwa mengindikasikan akan menduduki wilayah teritorial Ukraina lain di luar wilayah Donbas. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, AS akan mengirim empat unit Himars M142 yang meningkatkan kemampuan Kyiv di medan perang. Sistem ini memungkinkan pasukan Ukraina menarget Rusia dari jarak jauh. Dengan tambahan itu, total AS telah mengirim 16 unit Himars ke Ukraina.
”Ukraina memerlukan kekuatan senjata dan amunisi untuk bertahan dari serangan dan untuk menyerang balik,” kata Austin.
Sementara dalam pidato emosional di hadapan Kongres AS, Rabu, ibu negara Ukraina Olena Zelenska menggambarkan penderitaan jutaan orangtua dan anak-anak Ukraina. Ia meminta AS mengirimkan sistem pertahanan udara untuk menghadang rudal Rusia. Zelenska memainkan peran publik lebih besar setelah beberapa waktu berlindung pada pekan-pekan pertama perang.
”Bantu kami menghentikan teror atas Ukraina ini,” kata Zelenska.
Harapan serupa disampaikan Zelenskyy. ”Saya harap jawaban atas permintaan kami tidak akan lama lagi datang,” ujarnya. (AP/AFP/REUTERS)