China Ancam Bertindak Keras jika Ketua DPR AS Kunjungi Taiwan
Kunjungan apa pun oleh Pelosi akan dianggap meremehkan kedaulatan dan integritas teritorial China secara serius. China akan bertindak tegas untuk mempertahankan integritas teritorialnya.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
BEIJING, RABU — Pemerintah China memperingatkan akan mengambil tindakan keras jika Ketua DPR AS Nancy Pelosi bertandang ke Taiwan. The Financial Times melaporkan, Pelosi akan mengunjungi Taiwan bulan depan. Rencana kunjungan Pelosi ke Taiwan pada April tertunda setelah dia dinyatakan positif Covid-19.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, Selasa (19/7/2022), mengatakan, kunjungan apa pun oleh Pelosi akan dianggap meremehkan kedaulatan dan integritas teritorial China secara serius. ”Jika AS tetap keras kepala dengan rencana itu, China pasti akan mengambil langkah tegas dan keras untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial. Amerika Serikat harus bertanggung jawab atas semua konsekuensinya,” katanya.
Zhao tidak memerinci langkah potensial yang akan diambil China jika benar Pelosi berkunjung ke Taiwan. Namun, Beijing biasanya menerbangkan pesawat militer ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan atau menggelar latihan perang untuk mengindikasikan ketidaksukaannya.
Pelosi akan menjadi anggota parlemen AS dengan jabatan tertinggi yang mengunjungi Taiwan sejak pendahulunya, Newt Gingrich, berkunjung pada 25 tahun lalu. Sejak lama, Pelosi adalah kritikus Taiwan. Pada Januari, ia bertemu secara daring dengan Wakil Presiden Taiwan William Lai saat Lai melawat ke AS dan Honduras.
The Financial Times melaporkan, Gedung Putih merasa gamang tentang kunjungan Pelosi ke Taiwan. Mengutip dua sumber yang paham situasi tersebut, Financial Times menyebutkan, Partai Demokrat yang berkuasa di AS terbelah tentang apakah Pelosi mesti mengunjungi Taiwan.
Menurut rencana, Pelosi dan delegasinya juga akan berkunjung ke Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Singapura. Ia juga akan berada di markas komando AS Indo Pasifik di Hawaii. Beberapa pejabat meyakini bahwa akan lebih mudah untuk melakukan kunjungan pada April.
Drew Hammill, Kepala Staf Ketua DPR, hanya mengatakan, tidak mengonfirmasi atau menyangkal perjalanan ke Taiwan di waktu mendatang karena protokol keamanan. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS juga tidak memberikan komentar. Kunjungan itu belum diumumkan sendiri oleh kantor ketua DPR. Ia menekankan, AS tetap berkomitmen pada kebijakan Satu China. Adapun Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, reaksi China hanya berdasarkan hipotesis.
Taiwan menghadapi tekanan besar dari China yang menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya. Isu ini menjadi pengganjal dalam hubungan Beijing-Washington. Bagaimanapun juga, Taiwan mendapat dukungan terus-menerus dari Presiden AS Joe Biden.
Armada Ketujuh Angkatan Laut AS menyebutkan, kapal perusak kelas Arleigh Burke, USS Benfold, melakukan transit rutin di Selat Taiwan pada Selasa melewati perairan internasional. ”Kapal transit melalui koridor di Selat Taiwan di luar laut teritorial perairan negara mana pun,” sebut pernyataan armada itu.
Setidaknya sebulan sekali armada AS berlayar melalui selat yang memisahkan Taiwan dan China tersebut. Ini membuat Beijing marah dan melihatnya sebagai isyarat dukungan bagi Taiwan. Sebagai balasan, China bulan ini mengirim pesawat tempur di sepanjang garis median Selat Taiwan. Taiwan menyebutnya sebagai provokasi.
Baru-baru ini, China melontarkan penolakan atas penjualan senjata AS ke Taiwan dan menuntut pembatalan kesepakatan senilai 108 juta dollar AS yang memungkinkan Taiwan bertahan dari lawan yang lebih kuat. ”Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China akan menggagalkan segala bentuk campur tangan kekuatan eksternal dan plot kelompok separatis tentang ’kemerdekaan Taiwan’,” tutur Kementerian Pertahanan China dalam unggahan di situsnya, Selasa. (AP/REUTERS)