Sejak Kievan Rus dihancurkan tentara Mongol pada pertengahan abad 13, Ukraina nyaris tidak pernah berhenti dikendalikan bangsa lain sampai abad 1991.
Oleh
KRIS MADA DAN HARRY SUSILO DARI KYIV, UKRAINA
·5 menit baca
KOMPAS/KRIS MADA
Anggota batalyon kavaleri Ukraina di salah satu palagan depan perang Rusia-Ukraina pada awal Juli 2022. Hampir 10.000 unit tank dan aneka kendaraan tempur lapis baja hancur dalam perang yang meletus sejak 24 Februari 2022 itu. Sampai 8 Juli 2022, belum ada tanda-tanda perang akan berhenti
Sejak 1200 sampai 2022, tidak ada tahun berlalu tanpa perang di Eropa. Sebagian perang itu hanya berdampak bagi Eropa. Sebagian lain memukul bangsa-bangsa yang tinggal ribuan kilometer dari Eropa. Perang Rusia-Ukraina adalah bukti terbaru bangsa Eropa gemar berperang dan kegemaran mereka membebani bangsa-bangsa di berbagai dunia.
Rumpun bangsa-bangsa Slav, yang mendiami Rusia hingga Kroasia, berkali-kali terlibat perang sesama mereka dan bangsa-bangsa lain di Eropa. Perang Rusia-Ukraina adalah contoh terbaru perang etnis Slav, rumpun bangsa yang mendiami lebih dari separuh tanah Eropa. Jauh sebelum itu, Bulgaria-Serbia yang sama-sama Slav juga berperang di abad sembilan. Bangsa Slav, yang diwakili Kekaisaran Bulgaria dan Rus, juga berkali-kali berperang dengan Romawi Timur atau Bizantium pada milennium pertama.
Sementara Perancis sudah berabad-abad bermusuhan dengan Jerman dan Inggris. Di bawah Clovis I pada abad 6, bangsa Perancis berperang dengan bangsa Saxon yang kini menjadi orang Jerman. Pemimpin Perancis di Perang Dunia II, Charles De Gaulle, menyebut Berlin dan London sebagai musuh lama Paris.
“Sejak Perang 100 Tahun sampai (insiden) Fashoda, mereka (Inggris) sangat sulit berhenti melawan kita. Benar, mereka sekutu sepanjang dua perang dunia, namun, mereka tidak akan benar-benar berharap kita baik-baik saja,” ujarnya selepas Perancis dan Inggris, bersama negara-negara lain, bersatu melawan Jerman-Italia-Jepang di PD II.
Dengan Inggris, Perancis berulang kali berperang 1066. Bahkan, London-Paris pernah menghabiskan 242 tahun untuk berperang tanpa henti. Perang 100 Tahun pertama terjadi pada abad 14 dan Perang 100 Tahun kedua terjadi pada abad 17. Perancis juga berperan penting dalam membantu Inggris kehilangan salah satu jajahan terpentingnya pada pada abad 18. Bantuan Perancis memungkinkan milisi kemerdekaan Amerika Serikat menang dari pasukan Inggris, salah satu tentara terkuat pada masa itu.
AP PHOTO/ANDREW HARNIK, POOL
Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton (kiri) dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, Menlu AS Antony Blinken dan Menhan AS Lloyd Austin di Washington, Kamis (16/9), menjelaskan soal penambahan kehadiran anggota marinir AS dan peralatan militernya di Darwin pascapenandatanganan pakta militer AUKUS.
Permusuhan panjang Inggris-Perancis sampai terekam dalam percakapan perdana menteri kedua negara selepas Traktat Versailles diteken. “Dalam hitungan jam setelah gencatan senjata, saya merasa anda akan kembali musuh Perancis,” kata Perancis Georges Benjamin Clemenceau Clemenceau kepada PM Inggris David Lloyd George selepas bangsa-bangsa Eropa sepakat berdamai setelah Perang Dunia I.
PM George menjawab Clemenceau amat lugas. “Bukankah itu kebijakan lama negara saya?” kata George.Selepas AS-Inggris menggandeng Australia membentuk AUKUS pada 2021, Perancis secara terbuka menunjukkan kemarahannya. Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian menyebut Inggris sebagai bangsa tidak berguna. “Inggris dalam masalah ini sama saja dengan roda kelima di kereta,” kata dia.
Istilah itu kerap dipakai untuk menunjukkan hal tidak berguna dan tidak perlu dipakai. Sebab, tidak ada kereta menggunakan lima roda.
Perang Lain
Jauh sebelum perang Rusia-Ukraina, Eropa mencatat PD I, PD II, perang antara pemeluk Protestan dan Katolik, hingga Perang Napoleon. Sebagian terjadi di antara negara yang bertetangga. Sebagian lagi terjadi di antara negara berjauhan. Swedia-Denmark antara terlibat 30 perang dalam lima abad terakhir.
Fakta sebagian raja dan ratu Eropa masih berkerabat tidak menghentikan semua itu. Bahkan, perang dunia I meletus kala Inggris, Prussia, dan Rusia dipimpin raja yang bersepupu satu sama lain. Mereka bersaudara, sekaligus juga berseteru di medan laga. Sebagian perang terjadi hanya antara dua negara. Sebagian lagi merupakan keroyokan, atau dihaluskan dengan istilah aliansi, beberapa negara. Ukraina, bangsa yang secara resmi baru ada pada tahun 1991, pun berkali-kali tercatat berganti-ganti kawan dan lawan dalam perang. Karena itu, sebagian warga Ukraina kesulitan memahami perang Rusia-Ukraina 2022.
KOMPAS/HARRY SUSILO
Seorang tentara Ukraina baru saja keluar dari parit perlindungan di salah satu lokasi di sekitar garis depan pertempuran di wilayah timur Ukraina, Jumat (8/7/2022). Perang Ukraina - Rusia di garis depan lebih banyak diwarnai dengan pertempuran artileri dan serangan udara. Para prajurit menggunakan parit untuk berlindung dari serangan artileri.
Viktor Sklifas (62) dan Vitaly Lavrenko (36) adalah sebagian orang yang tetap kesulitan memaknai perang saat ini. Selama puluhan tahun, mereka mendengar cerita aliansi aliansi Ukraina-Rusia melawan Jerman, Italia, dan Spanyol. Sejak 2021, justru tiga negara itu membantu Ukraina melawan Rusia.
Berganti-ganti kawan dan lawan sudah menjadi bagian sejarah Ukraina selama ratusan tahun. Sejak Kievan Rus dihancurkan tentara Mongol pada pertengahan abad 13, Ukraina nyaris tidak pernah berhenti dikendalikan bangsa lain sampai abad 1991. Kekaisaran Rusia, Jerman, Austro-Hungaria, bahkan Keharyapatihan Polandia-Lithuania pun pernah mengendalikan wilayah dan orang-orang yang kini dikenal sebagai Ukraina.
Perang yang melibatkan orang Ukraina, di bawah bendera berbagai negara, terjadi dalam banyak kesempatan. Selama Perang Dunia II, milisi Ukraina pimpinan Stepan Bandera dituding terlibat pembantaian jutaan orang Polandia. Bandera dan kelompoknya disebut pula penyokong NAZI Jerman.
Dalam berbagai siaran resmi Rusia sejak perang meletus, berkali-kali Moskwa menyinggung soal Bandera. Mokswa juga mengingatkan Pasukan Merah mengusir pasukan Jerman dari Ukraina-Polandia.
Bukan Saudara
Kampanye masif Rusia tetap tidak mengubah pendapat sebagian warga Ukraina. Meski banyak orang Ukraina lancar berbahasa Rusia, tetap saja banyak orang Ukraina tidak pernah merasa bersaudara dengan orang Rusia. Vasyl Bilous yang tinggal di Kharkiv, provinsi Ukraina yang berbatasan dengan Rusia, mengaku tidak pernah ke Rusia. “Mereka menjajah kami,” kata dosen di Kharkiv itu.
KOMPAS/HARRY SUSILO
Salah satu bangunan administrasi militer hancur terkena rudal di Kharkiv, Ukraina, seperti terlihat, Rabu (6/7/2022). Pada Rabu dini hari ini, dua bangunan hancur di Kharkiv terkena rudal. Satu bangunan lainnya adalah sebuah gedung universitas pendidikan yang menyebabkan satu orang tewas.
Bangsa yang kini disebut Ukraina memang tidak berhenti dikuasai asing dalam 682 tahun terakhir. Rusia menjadi bangsa yang paling lama mencengkeram Ukraina. Sejak Kievan Rus dihancurkan Mongol pada abad 13, di wilayah yang kini menjadi Ukraina tidak pernah hadir negara besar dan kuat lagi. Hanya ada wilayah bawahan negara lain di sana. Saat Kerajaan Rusia terus menguat di abad 18, Ukraina masuk dalam kendali Moskwa.
Berulang kali Kyiv berusaha melepaskan diri dari Mokswa, semuanya gagal. Rusia, yang sejak abad 19 diakui Inggris sebagai salah kekuatan besar Eropa, berkali-kali memadamkan perlawanan bersenjata Ukraina. Tekanan pada Ukraina semakin keras saat komunis berkuasa dan membentuk Uni Soviet. Di Soviet Ukraina, pernah terjadi kelaparan hebat atau dikenal sebagai Holodomor yang menewaskan jutaan orang Ukraina. “Sampai sekarang, kami tidak akan pernah bisa melupakan Holodomor. Banyak kerabat kami pergi dan sebagai gantinya, Rusia mengirimkan banyak orang di Ukraina.,” ujar Bilous.
Meski sejarahnya bangsanya panjang, Bilous sepakat dengan banyak orang bahwa ide kebangsaan Ukraina baru muncul di pertangahan abad 19. Penyair Ukraina kala itu, Taras Shevchenko, dianggap salah satu tokoh awal penyebaran gagasan kebangsaan Ukraina. Butuh hampir 1,5 abad saat akhirnya gagasan kebangsaan Ukraina berwujud menjadi negara.
Selama 1,5 abad itu, berkali-kali Kiev-Mokswa berhadapan. Saat Ukraina sudah menjadi negara pun, Kyiv-Moskwa tetap saling serang. Setelah Semenanjung Crimea 2014, kini Rusia menyerang Ukraina yang mengendalikan Kherson hingga Kharkiv.