Bendung China, AS-Australia Janji Lebih Aktif di Pasifik
Isu perubahan iklim sebenarnya menjadi topik pembahasan utama Forum Kepulauan Pasifik. Namun, ketegangan dan perebutan pengaruh antara AS dan China di kawasan itu membayangi pertemuan.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·4 menit baca
SUVA, RABU — Perebutan pengaruh di Pasifik mendorong Amerika Serikat menjanjikan keterlibatan yang lebih dalam dengan negara-negara di kawasan tersebut. Wakil Presiden AS Kamala Harris mengakui, AS selama ini tidak memberikan perhatian diplomatik yang layak diterima Pasifik. Harris berbicara dalam Forum Kepulauan Pasifik yang digelar di ibu kota Fiji, Suva, melalui video telekonferensi, Rabu (13/7/2022).
Ia mengusulkan pembukaan kedutaan besar baru di Tonga dan Kiribati. Beberapa hari lalu Kiribati menarik diri dari Forum Kepulauan Pasifik yang terdiri atas 18 negara, memukul harmoni di kawasan itu. Kiribati dan Kepulauan Solomon juga telah mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China. Penarikan Kiribati dari forum diinterpretasikan sebagai menguatnya pengaruh China di Pasifik. AS pun lantas menunjuk utusan pertama bagi forum tersebut.
Harris mengusulkan pengajuan dana tiga kali lipat untuk bantuan perikanan sebesar 60 juta dollar AS per tahun kepada Kongres AS. ”AS adalah negara Pasifik yang bangga dan memiliki komitmen yang tahan lama kepada Kepulauan Pasifik. Itulah sebabnya Presiden Joe Biden dan saya bermaksud memperkuat kemitraan dengan Anda,” ujar Harris.
Ia menyerukan kepada negara-negara Pasifik untuk bersatu lantaran ”pihak-pihak buruk” berupaya meremehkan tatanan berdasarkan aturan, tanpa menyebut nama.
Dua negara terkaya di Pasifik, Australia dan Selandia Baru, khawatir atas menguatnya kehadiran China di kawasan. Salah satunya ditandai dengan penandatanganan perjanjian keamanan antara Kepulauan Solomon dan China. Keduanya khawatir perjanjian itu bisa menuju pada pembangunan pangkalan Angkatan Laut China yang jaraknya kurang dari 2.000 kilometer dari pesisir timur laut Australia. Pemerintah baru Australia menilai perjanjian keamanan China-Kepulauan Solomon itu sebagai kegagalan kebijakan luar negeri terburuk Australia di Pasifik sejak Perang Dunia II.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese tiba di Suva, Rabu, dan berencana mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare. Australia sebenarnya juga memiliki perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon. Polisi Australia telah menjaga keamanan di ibu kota Honiara sejak kerusuhan berujung kekerasan pecah tahun lalu.
Seperti AS, pemerintahan Albanese yang terpilih pada Mei menjanjikan tindakan lebih banyak terkait perubahan iklim dan tambahan dana 525 dollar Australia untuk bantuan regional. ”Pesan saya, Australia kembali, terlibat lagi dengan Pasifik. Ini era baru, era baru kerja sama. Salah satu pesan saya, dukungan kami bagi Pasifik tanpa pamrih,” ujar Albanese merujuk persyaratan dari China atas bantuan yang diberikan.
Para pemimpin Pasifik bertemu dalam forum selama empat hari. Isu perubahan iklim sebenarnya menjadi topik pembahasan utama. Namun, ketegangan antara AS dan China, serta penarikan Kiribati dari forum, mencuat dalam diskusi. Forum Kepulauan Pasifik juga membahas tawaran China untuk menyepakati perjanjian perdagangan dan keamanan dengan 10 negara yang memiliki hubungan dengan China. Beberapa anggota menolak tawaran itu.
Beberapa pemimpin negara yang hadir menanggapi positif tawaran AS. ”Itu menunjukkan AS mendukung dan ingin memainkan peran aktif. Kadang-kadang, karena keterpencilan kita, kita dilupakan. Jadi, ini penting,” kata Presiden Palau Surangel Whipps Jr setelah pidato Harris.
Palau memiliki hubungan pertahanan dengan AS, hubungan diplomatik dengan Taiwan, dan hubungan ekonomi dengan China. ”Kesempatan dengan China hanya dibatasi langit. Kompetisi (AS-China) kadang menciptakan keprihatinan terkait keamanan. Kita telah melewati Perang Dunia II dan kita tidak ingin mengalaminya lagi,” ujar Whipps.
Perdana Menteri Tonga Siaosi Sovaleni menyatakan gembira terhadap rencana AS membuka kedutaan besar di Tonga. ”Ini akan menjadi yang pertama. Sebuah lompatan besar. Kami sangat senang akhirnya AS hadir di Tonga,” katanya.
Sementara Perdana Menteri Fiji Frank Bainimarama mengatakan, perjanjian perikanan yang ditawarkan AS menjadi sarana menyeimbangkan kelemahan sektor itu di Pasifik. Negara-negara Pasifik mengandalkan salah satu pendapatan dari perikanan, selain pariwisata.
AS menutup negosiasi tentang kesepakatan perikanan yang diperbaru dengan negara-negara Pasifik yang mengizinkan kapal-kapal AS mengambil ikan di zona ekonomi eksklusif selama beberapa dekade. AS menawarkan dukungan lebih besar untuk pengawasan maritim di Pasifik.
Menteri Perikanan Palau Steven Victor mengatakan, perikanan dan pariwisata adalah sumber utama pendapatan negara itu. Bantuan dana AS belum berubah selama 20 tahun terakhir.
Adapun Kiribati, yang juga mengandalkan perikanan, menyepakati perjanjian sektor perikanan dengan China. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China dalam pengarahan pers pada Senin mengatakan, China menikmati kerja sama yang baik dengan Forum Kepulauan Pasifik selama bertahun-tahun. (AP/AFP/REUTERS)