Pascapembunuhan Abe, LDP Menang Besar di Pemilu Majelis Tinggi Jepang
Meski kemenangan Partai Demokrat Liberal dalam pemilu Majelis Tinggi Parlemen Jepang sejalan dengan survei sebelumnya, sebagian pengamat melihat insiden penembakan mantan PM Shinzo Abe turut memperbesar kemenangan itu.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·4 menit baca
TOKYO, SENIN — Koalisi partai berhaluan konservatif, yang digalang Partai Demokrat Liberal (LDP), memperkuat posisi mayoritas mereka di Majelis Tinggi Parlemen Jepang berdasarkan hasil pemilu, Minggu (10/7/2022), atau dua hari setelah insiden penembakan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. Seperti dilansir sejumlah media nasional setempat, LDP dan mitra koalisinya, Komeito, meraup 75 dari 125 kursi Majelis Tinggi.
Berdasarkan exit poll yang digelar lembaga penyiaran NHK, perolehan koalisi LDP-Komeito itu meningkat dari pemilu sebelumnya, yakni 69 kursi. Adapun LDP mengumpulkan 63 kursi atau meningkat dari pemilu sebelumnya, 55 kursi. Hasil resmi pemilu diperkirakan keluar pada Senin siang ini.
Pemilu Majelis Tinggi biasanya menjadi semacam referendum terhadap pemerintah yang menjabat. Tidak ada implikasi dari hasil pemilu itu terhadap kemungkinan pergantian pemerintahan, yang ditentukan oleh Majelis Rendah.
Dengan perolehan hasil pemilu, Minggu, LDP dan Komeito meningkatkan jumlah kursi mereka di parlemen menjadi 146 dari 248 kursi. Perolehan ini jauh di atas mayoritas.
Dengan pencapaian tersebut, Perdana Menteri Fumio Kishida bakal menjabat tanpa interupsi hingga pemilu yang dijadwalkan pada 2025. Kuatnya posisi LDP di parlemen juga akan memungkinkan Kishida mengonsolidasikan pemerintahan dalam upaya pemulihan dari pandemi Covid-19, menangani kenaikan harga bahan-bahan pokok, dan meningkatkan pertahanan di tengah ketegangan dengan negara tetangga, China.
Tak hanya itu, hasil pemilu tersebut akan memberi kesempatan kepada Kishida guna merealisasikan kebijakan-kebijakan jangka panjang, seperti isu keamanan nasional, kebijakan ekonomi ”kapitalisme baru”, dan target lama LDP untuk mengamendemen konstitusi pasifis.
”Penting bagi kita untuk tetap mampu menggelar pemilu ini pada saat kekerasan mengguncang fondasi-fondasi pemilu,” katanya setelah keluar hasil exit poll. ”Saat ini, ketika kita menghadapi isu-isu antara lain virus korona, Ukraina, dan inflasi, solidaritas di tubuh pemerintah dan partai-partai mitra koalisi menjadi vital.”
Pemilu Majelis Tinggi digelar dua hari setelah penembakan mantan PM Shinzo Abe. PM terlama menjabat dalam sejarah modern ini meninggal setelah ditembak saat berkampanye di kota Nara, Jepang bagian barat, Jumat (8/7/2022). Meski sudah tidak menjabat, Abe tetap menjadi sosok berpengaruh di LDP. Jenazah Abe dibawa dan disemayamkan di kediamannya di Tokyo, Sabtu.
Shigenobu Tamura, analis politik dan mantan staf LDP, menyebut insiden pembunuhan Abe kemungkinan ikut menaikkan dukungan terhadap LDP di distrik-distrik yang diperebutkan dengan ketat.
Namun, sebagian analis lain mengatakan, hasil exit poll secara keseluruhan sejalan dengan berbagai jajak pendapat sebelum pemungutan suara. Menurut kantor berita Kyodo, tingkat partisipasi pemilih diperkirakan meningkat menjadi 51,58 persen dari 48,8 persen pada pemilu Majelis Tinggi tiga tahun lalu.
Amendemen konstitusi
Kishida menyambut gembira kemenangan besar partainya. Namun, ia tidak bisa tersenyum mengingat kehilangan Abe, sosok yang pernah menjadi mentornya, dan tugas berat menyatukan partai tanpa sosok Abe. ”Persatuan partai lebih penting daripada hal lainnya,” ujar Kishida dalam wawancara, Minggu malam.
Dengan posisi yang diperoleh LDP di parlemen saat ini, Kishida memiliki peluang untuk mewujudkan impian Abe yang belum terkabul, yakni amendemen konstitusi pasifis. Partai-partai pendukung amendemen konstitusi pasifis masih menguasai dua pertiga kursi di Majelis Tinggi.
Amendemen yang diinginkan adalah di Pasal 9. Jika dibaca secara harfiah, pasal itu melarang pengerahan pasukan bersenjata Jepang dalam penanganan sengketa internasional. Pasal ini kemudian diinterpretasikan memperbolehkan keberadaan militer hanya untuk pertahanan diri.
Semasa masih menjabat perdana menteri, Abe menginginkan ada kejelasan dengan disebutkan secara tegas dalam pasal tersebut izin pembentukan kekuatan militer. Pasal 9 ditambahkan setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II. Kalangan konservatif banyak yang melihat konstitusi yang dirancang AS ini membuat Jepang terhina (Kompas, 15 Oktober 2018).
Robert Ward, pengamat dari International Institute of Strategic Studies, mengatakan bahwa Kishida kemungkinan akan berhati-hati mengenai isu perubahan amendemen tersebut. Terlepas dari hal itu, kemenangan LDP saat ini bakal menjadi jalan untuk peningkatan anggaran militer Jepang. ”(Kishida) sudah mendapat lampu hijau untuk hal itu,” ujar Ward.
Pengajuan draf perubahan konstitusi pasifis dimungkinkan karena, ditambah dua partai oposisi yang mendukung perubahan konstitusi, koalisi pemerintah saat ini menguasai dua pertiga kursi di parlemen. Jumlah ini sudah cukup untuk mengajukan draf perubahan konstitusi.
Saat ditanya mengenai perubahan konstitusi, Minggu malam, Kishida menjawab bahwa dirinya akan fokus menyiapkan rancang undang-undang untuk dibahas di parlemen.
Beberapa orang dekat Kishida juga mengungkapkan, tim Kishida juga ingin perlahan-lahan meninggalkan ”Abenomics”, kebijakan ekonomi Jepang yang dirancang pada era PM Abe hampir satu dekade silam, yang mengatur belanja pemerintah dan stimulus moneter.
Beberapa analis menyebutkan, Kishida saat ini memiliki modal politik untuk mengubah haluan. Ia mempunyai waktu tiga tahun hingga pemilu berikutnya untuk menggulirkan visinya melalui legislasi.
”Kishida mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk mewujudkan kebijakan-kebijakan berdasarkan ide-idenya meskipun para anggota parlemen yang dekat dengan Abe dapat menolak dan akan lebih vokal menyerukan untuk berpegang pada Abenomics,” kata Koya Miyamae, ahli ekonomi senior pada SMBC Nikko Securities. (AP/AFP/REUTERS)