Proses Masuk NATO Bergulir, Finlandia Perketat Perbatasan dengan Rusia
Parlemen Finlandia mengesahkan amendemen UU yang memungkinkan pemerintah membangun pagar pembatas di sepanjang perbatasan negara itu dengan Rusia. Narasi hubungan kedua negara berubah.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
HELSINKI, JUMAT — Selang dua hari setelah penandatanganan protokol aksesi, salah satu tahapan penerimaan keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), parlemen Finlandia menyetujui pengesahan undang-undang yang memungkinkan pemerintah memperketat wilayah perbatasannya dengan Rusia. Langkah ini dipandang sebagai kebutuhan di tengah kekhawatiran bahwa Moskwa bisa mengirimkan migran ke perbatasan.
Amendemen undang-undang yang disetujui parlemen Finlandia, Kamis (7/7/2022), itu,memberikan kewenangan pada pemerintahan Perdana Menteri Sanna Marin untuk membatasi lalu lintas perbatasan kedua negara dalam situasi luar biasa. Finlandia memiliki garis perbatasan sepanjang 1.340 kilometer dengan Rusia, garis perbatasan terpanjang sebuah negara anggota Uni Eropa dengan Rusia.
Perubahan undang-undang itu juga memungkinkan Pemerintah Finlandia membangun pagar pembatas dan penghalang di sepanjang perbatasan dengan Rusia jika hal itu diperlukan. Menurut rencana, Presiden Sauli Niisto akan menandatangani UU hasil amendemen itu, Jumat (8/7/2022).
Amendemen peraturan perundang-undangan itu didorong oleh kekhawatiran pemerintah bahwa Rusia akan coba memengaruhi Finlandia dengan mengorganisasi para pencari suaka dalam jumlah besar ke perbatasan kedua negara. Hal ini pernah terjadi tahun 2015-2016 ketika otoritas di Rusia dilaporkan mengantar ribuan pencari suaka ke perbatasan Finlandia.
”Situasi keamanan di Finlandia dan Eropa telah berubah secara mendasar dalam beberapa bulan terakhir dan terutama risiko pengaruh hibrida yang berbeda telah meningkat,” kata Menteri Kehakiman Finlandia Anna-Maja Henriksson dalam sebuah pernyataan.
Risiko tersebut menjadi semakin besar setelah Finlandia ”melamar” sebagai anggota NATO. Presiden Rusia Vladimir Putin, akhir bulan lalu, mengatakan, Rusia tidak mempersoalkan bila Finlandia ingin bergabung dengan NATO. Namun, dia mengingatkan, jika NATO memutuskan menempatkan personel militer atau bahkan sistem pertahanannya di Finlandia dan Swedia, Rusia akan memberikan respons yang sepadan.
”Sementara sekarang, jika kontingen militer dan infrastruktur dikerahkan di sana, kami harus merespons dengan baik dan menciptakan ancaman yang sama untuk wilayah tempat asal datangnya ancaman pada kami,” kata Putin (Kompas.id, 1 Juli 2022).
Situasi semacam itu, menurut Penasihat Senior Kementerian Dalam Negeri Finlandia Anne Ihanus, yang membuat Finlandia melakukan amendemen peraturan perundang-undangan. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas operasional para penjaga perbatasan dalam menanggapi ancaman hibrida. Dia juga mengaku bahwa perang di Ukraina berkontribusi pada amendemen UU tersebut.
Selama ini, perbatasan Finlandia dan Rusia dibatasi dengan pagar kayu ringan, yang dirancang untuk menghentikan perlintasan ternak dari ke sisi wilayah yang salah, baik dari Finlandia maupun dari Rusia.
”Apa yang ingin kami bangun sekarang adalah pagar kokoh dengan efek penghalang yang nyata,” Sanna Palo, Direktur Divisi Hukum Penjaga Perbatasan Finlandia. Dia menambahkan, pagar dan penghalang tidak akan dipasang atau didirikan di sepanjang perbatasan, tetapi terbatas pada lokasi yang dianggap paling penting.
Amendemen peraturan perundang-undangan tak sebatas memperketat perbatasan Rusia-Finlandia. Parlemen juga meloloskan amendemen UU Kekuatan Darurat untuk mendefinisikan terminologi ”darurat” yang lebih baik (rigid) dengan mempertimbangkan berbagai ancaman hibrida.
Hal lain yang mengubah narasi hubungan Finlandia-Rusia adalah penggunaan istilah ”negara kuning”. Terminologi ini merujuk pada Rusia, yang sebelumnya digunakan untuk merujuk pada musuh dalam latihan militer. Kini, hal itu berubah.
”Kami membahas Rusia dan ancaman Rusia lebih terbuka dari sebelumnya,” kata Kolonel Kari Pietilainen dari Angkatan Pertahanan Finlandia. (AFP/AP)