”Drone” itu awalnya dibeli lewat sumbangan bersama atau ”crowdfunding” oleh warga Lituania sebesar 6 juta euro. Namun, produsen ”drone” Bayraktar TB 2 memutuskan untuk mendonasikannya.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·5 menit baca
SIAULIAI, KAMIS — Pemerintah Lituania akan mengirim pesawat nirawak (drone) tempur Bayraktar TB2 buatan Turki ke Ukraina. Senjata itu diharapkan mampu membantu Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia. Saat ini Rusia tengah berusaha menguasai dan menghubungkan jalur Donetsk dan Luhansk di wilayah Ukraina timur.
Drone tersebut dipamerkan Lituania pada Rabu (6/7/2022) malam waktu setempat. Awalnya, pembelian drone akan dibayar oleh warga Lituania melalui sumbangan bersama (crowdfunding). Warga Lituania telah mengumpulkan hampir 6 juta euro untuk membeli drone tersebut pada Mei. Namun, produsen drone tersebut, Baykar, memutuskan untuk mendonasikannya.
Menteri Pertahanan Lituania Arvydas Anusauskas mengatakan, Baykar dan Lituania sepakat 1,5 juta euro akan digunakan untuk mempersenjatai drone. Sisa dana sumbangan akan digunakan untuk bantuan kemanusiaan bagi Ukraina. Baykar mengirimkan drone ke Lituania bersama lebih banyak persenjataan, kata Anusauskas.
”Ini tidak akan mengubah jalannya perang. Ini isyarat simbolis dari negara Lituania kepada Ukraina,” kata Anusauskas.
Pada Rabu, ribuan orang berkumpul di lapangan terbang militer dekat Siauliai untuk melihat TB2, yang dihiasi dengan logo elang dan warna bendera Lituania dan Ukraina. ”Saya berdonasi jadi saya datang untuk melihat hasilnya,” kata Leva Skeryte, seusai swafoto dengan latar belakang Bayraktar TB 2. ”Saya merasa kasihan kepada Ukraina dan tidak ingin berada dalam situasi mereka.”
Ukraina telah membeli lebih dari 20 drone bersenjata Bayraktar TB2 dari Baykar dalam beberapa tahun terakhir dan memesan lagi 16 unit pada 27 Januari 2022. Pengiriman dilakukan awal Maret.
”Baykar memutuskan tidak dapat menerima uang (donasi), tetapi kami memutuskan untuk berkontribusi pada solidaritas dengan menyumbangkan yang terbaik yang kami miliki,” kata Chief Operating Officer Baykar Haluk Bayraktar.
”Kami sedang mengembangkan teknologi kami untuk menjadi mandiri dan untuk mendukung negara-negara saudara kami. Ukraina sedang berjuang untuk kebebasannya sekarang. Tugas kami untuk mendukung Ukraina. Target kami bukan untuk memaksimalkan pendapatan atau keuntungan kami,” katanya. Pekan lalu, Baykar mengatakan akan menyumbangkan tiga TB2 ke Ukraina.
”Kami memproduksi lebih dari 200 (TB2) unit tahun ini. Kapasitas akan segera meningkat berlipat ganda,” kata Bayraktar.
Di medan perang, Ukraina telah menahan laju pergerakan pasukan Rusia ke bagian utara wilayah Donetsk. Namun, tekanan serangan Rusia meningkat dengan penembakan hebat di kota Sloviansk di daerah dekat permukiman penduduk. Rusia disebut berusaha menguasai dan menghubungkan jalur Donetsk dan Luhansk, dua provinsi yang membentuk wilayah Donbas di Ukraina timur.
Militer Ukraina, Rabu, mengatakan, Rusia dan kelompok separatis pro-Rusia sudah menguasai bagian selatan Provinsi Donetsk, setelah secara efektif menguasai wilayah tetangga, Luhansk, dan merebut kota Lysychansk.
Moskwa mengatakan, pengusiran militer Ukraina dari Luhansk dan Donetsk adalah inti operasi militer khusus Rusia di Ukraina. Negara-negara Barat menilai serangan Rusia itu sebagai perang yang tidak beralasan.
Militer Ukraina menyatakan, pasukan Rusia mengintensifkan tekanan pada pasukan Ukraina di sepanjang sisi utara Provinsi Donetsk. Pasukan Rusia membombardir beberapa kota dengan persenjataan berat untuk memungkinkan pasukan darat bergeser ke selatan, mendekati Sloviansk. ”Musuh sedang mencoba untuk meningkatkan posisi taktisnya. (Mereka) Maju sebelum dipukul mundur tentara kami,” kata militer Ukraina.
Pasukan Rusia lainnya berusaha merebut dua kota lagi dan menguasai jalan raya utama yang menghubungkan provinsi Luhansk dan Donetsk. ”Kami menahan musuh di perbatasan (Luhansk-Donetsk). Mereka akan terus mencoba untuk maju ke Sloviansk dan Bakhmut. Tidak ada keraguan tentang itu,” kata Penguasa Darurat Militer Luhansk Sergei Gaidai kepada TV Ukraina.
Ia menambahkan, Luhansk belum sepenuhnya diduduki Rusia. ”Rusia juga mengalami kerugian besar,” ujarnya.
Wali Kota Sloviansk Vadym Lyakh mengatakan dalam pesan video, kota itu telah diserang selama dua minggu terakhir. ”Situasinya tegang,” katanya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan tidak menargetkan warga sipil. Mereka menggunakan senjata presisi tinggi untuk menghadapi ancaman militer Ukraina.
Sebelumnya, Rusia mengklaim menghancurkan dua sistem roket canggih HIMARS buatan AS dan depot amunisi mereka di Provinsi Donetsk. Ukraina membantah dan mengatakan mereka menggunakan HIMARS untuk menimbulkan ”pukulan yang menghancurkan” pada pasukan Rusia.
Tidak aman
Di kota Kramatorsk, Donetsk, yang diperkirakan akan direbut pasukan Rusia dalam beberapa minggu mendatang, tentara Ukraina dan segelintir warga sipil melintas dengan mobil dan van bercat hijau pada Rabu. Sebagian besar penduduk telah pergi.
”Nyaris lengang. Seram,” kata Oleksandr, pensiunan pekerja logam berusia 64 tahun. Oleksandr menuturkan, tidak mungkin bagi dia mengikuti perintah mengungsi meskipun ada peningkatan serangan rudal. ”Saya tidak mencari kematian, tetapi jika saya menemuinya lebih baik di rumah,” katanya.
Di selatan, Pelabuhan Mykolaiv juga sedang dibombardir. Populasi di kota ini berkurang setengah dari sebelum perang. ”Tidak ada daerah aman di Mykolaiv. Saya memberi tahu orang-orang, mereka harus pergi,” kata Wali Kota Mykolaiv Oleksandr Senkevych.
Perang juga terjadi di luar wilayah Donbas. Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov mengatakan, kota terbesar kedua di Ukraina itu menjadi sasaran penembakan Rusia. ”Rusia sedang mencoba untuk menurunkan moral Kharkiv, tetapi itu tidak akan berhasil,” katanya.
Rusia mengatakan, mereka terpaksa menempuh langkah demiliterisasi Ukraina setelah Barat mengabaikan permintaannya untuk menjamin sesama bekas Uni Soviet dan tetangganya tidak akan diterima di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Moskwa mengatakan harus membasmi kelompok nasionalis berbahaya dan melindungi penutur bahasa Rusia.
Ukraina dan Barat menyebutkan, tujuan yang dinyatakan Rusia adalah dalih untuk perampasan tanah seperti era Tsar. Sebagai tanda ketidaksiapan Moskwa tidak bersiap untuk menghentikan operasinya dalam waktu dekat, parlemen Rusia pada hari Rabu bergegas mengesahkan undang-undang yang mengharuskan perusahaan memasok barang ke angkatan bersenjata dan mewajibkan karyawan di beberapa perusahaan bekerja lembur. (AFP/REUTERS)