Kekurangan Pekerja, British Airways Pangkas 10.300 Penerbangan
Dua pekan lalu, pekerja British Airways di Bandara Heathrow memilih mogok karena persoalan upah. Lonjakan inflasi mengikis upah dan mengacaukan sektor industri Inggris.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·5 menit baca
LONDON, RABU — Maskapai penerbangan Inggris, British Airways, menghentikan 10.300 penerbangan jarak pendek hingga akhir Oktober 2022. Saat ini sektor penerbangan di negara itu tengah berjuang melawan dampak pandemi, salah satunya kekurangan pekerja sementara permintaan meningkat seiring pandemi mereda.
”Seluruh industri penerbangan terus menghadapi tantangan signifikan. Kami sepenuhnya fokus untuk membangun ketahanan dalam operasional kami untuk memberi pelanggan kepastian yang layak mereka dapatkan,” kata maskapai itu dalam pernyataan, Rabu (6/7/2022), setelah mengumumkan ratusan pembatalan penerbangan musim panas ini.
Maskapai milik konglomerat International Airlines Group (IAG) tersebut telah membatalkan 13 persen dari total jadwal penerbangan musim panasnya. British Airways menjadi salah satu perusahaan yang terkena dampak terburuk akibat gejolak di seluruh sektor saat pandemi.
Grup ini mengalami kerugian tahunan pada 2020 dan 2021 ketika Covid-19 menghancurkan permintaan global untuk perjalanan udara internasional. British Airways dan maskapai penerbangan lain memangkas ribuan pekerja. IAG memiliki berbagai maskapai, termasuk Aer Lingus dari Irlandia dan Iberia dari Spanyol.
Dua minggu lalu, pekerja British Airways di Bandara Heathrow, London, Inggris, memilih mogok kerja pada musim panas ini. Mogok kerja dilakukan karena persoalan upah. Lebih dari 90 persen operator staf darat Heathrow mendukung pemogokan itu. Disebutkan, lonjakan inflasi terus mengikis upah dan menimbulkan kekacauan di sektor industri Inggris.
Pemerintah Inggris baru-baru ini menawarkan langkah-langkah pengurangan slot yang memungkinkan operator untuk sementara mengurangi jadwal penerbangan, selain mempertahankan slot terbang potensial. ”Mengambil tindakan pemangkasan jam penerbangan bukanlah hal yang kami inginkan. Namun, itu hal yang benar untuk dilakukan bagi pelanggan dan kolega kami,” tambah British Airways.
Dengan pemangkasan jam penerbangan, British Airways menyatakan dapat semakin mengonsolidasikan layanan mereka demi menjaga sebanyak mungkin layanan penerbangan musim liburan yang masih beroperasi. Keputusan operator penerbangan itu dilakukan untuk mengatasi lonjakan permintaan perjalanan setelah pencabutan pembatasan perjalanan akibat Covid-19, sementara di satu sisi mereka kekurangan pekerja.
Grup perusahaan itu berupaya meyakinkan pelanggan bahwa langkah itu tidak akan berdampak besar pada rencana perjalanan. ”Sementara sebagian besar penerbangan kami tidak terpengaruh dan mayoritas perjalanan pelanggan akan berjalan sesuai rencana. Namun, kami tidak meremehkan hal ini tetap akan ada dampaknya. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk membuat perjalanan pelanggan sesuai rencana,” sebut British Airways.
Untuk pelanggan yang terdampak pemangkasan jadwal penerbangan, British Airways meminta maaf dan menawarkan opsi pemesanan ulang atau mengembalikan uang yang telah dibayarkan secara penuh. Ini berlaku untuk penerbangan baru dengan maskapai British Airways atau maskapai lain.
Di satu sisi, dengan kepercayaan diri bahwa sektor penerbangan di Inggris akan pulih meski dalam jangka panjang, IAG pekan lalu memesan 11 pesawat Airbus A320neo dan tiga A321neo senilai 1,7 miliar dollar AS. Kelompok usaha yang terdaftar di London tersebut memperkirakan kembalinya laba tahunan bisnis penerbangan mereka karena mulai ada pelonggaran pembatasan perjalanan saat ini.
Kala sektor industri Inggris berjuang pulih usai dihantam pandemi, Jerman saat ini bersiap menghadapi resesi ekonomi yang mungkin saja timbul akibat kekurangan energi. Hal itu dikatakan Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, Rabu.
”Kekurangan energi saat ini dapat menyebabkan resesi di Jerman dan krisis kredit yang akan mengancam kekuatan ekonomi negara. Selain dinamika yang diciptakan oleh spekulasi dan energi fosil, sudah ada risiko tergelincir ke dalam resesi,” kata Habeck di sebuah acara yang diselenggarakan Asosiasi Bisnis Bavaria di Muenchen.
Habeck mengatakan, pemerintah memperketat undang-undang untuk keamanan energi dan dapat memberi dukungan modal bagi perusahaan energi besar guna memastikan keamanan pasokan energi.
Saat ini, Jerman sedang berusaha mempercepat transisi energi akibat perang Rusia-Ukraina. ”Jerman harus menerapkan transisi ke energi hijau dengan lebih cepat akibat invasi Rusia ke Ukraina,” kata Kanselir Olaf Scholz, Rabu.
Ia mengatakan, Rusia saat ini menggunakan energi sebagai senjata politik. ”Kebijakan energi bukan hanya soal harga. Kebijakan energi juga kebijakan keamanan. Maka, kita sekarang harus supercepat melakukan ekspansi energi terbarukan,” kata Scholz pada acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi Energi Terbarukan.
Dampak perang Rusia-Ukraina cukup dirasakan negara lain, termasuk Eropa. Salah satunya timbulnya krisis energi akibat pengurangan pasokan gas dari negara yang sedang berperang tersebut.
Sebelumnya, Badan Jaringan Federal Jerman menyerukan kepada warga dan perusahaan untuk hemat energi dan bersiap menghadapi musim dingin menyusul kekhawatiran Rusia akan menghentikan suplai gas. Tersedia waktu 12 pekan sebelum musim dingin tiba.
”Perawatan pemanas dan radiator akan mengurangi konsumsi gas hingga 15 persen. Rumah tangga harus mulai membahas apakah suhu setiap ruangan perlu disetel seperti biasanya saat musim dingin. Ataukah beberapa ruangan bisa sedikit lebih dingin,” kata Presiden Badan Jaringan Federal Jerman Klaus Mueller.
Seruan itu muncul setelah Rusia mengurangi pasokan gas ke Jerman, Italia, Austria, Ceko, dan Slowakia awal bulan ini. Negara-negara anggota Uni Eropa berupaya mengisi ulang fasilitas penyimpanan dengan bahan bakar yang diperlukan untuk pembangkit listrik, industri, dan pemanas rumah tangga saat musim dingin.
Di Hamburg, senator bidang lingkungan mengatakan, pemerintah kota itu akan menjatah air panas untuk rumah tangga dan membatasi suhu pemanasan maksimum jika terjadi kekurangan gas akut. Pemerintah mengimbau warga dan perusahaan untuk mengurangi konsumsi energi, membantu negara mengisi kapasitas penyimpanan gas pada musim dingin, dan menyiapkan langkah-langkah jika gas habis.
”Dalam kekurangan gas akut, dalam keadaan darurat, air hangat hanya bisa disediakan pada waktu-waktu tertentu dalam sehari,” kata Senator Jens Kerstan seperti dikutip surat kabar Welt am Sonntag.
Bulan lalu Jerman bergerak ke tahap dua, dari rencana tiga tingkat kedaruratan gas, setelah Rusia mengurangi pengiriman melalui pipa Nord Stream 1. Menurut rencana darurat federal, pada tahap darurat ketiga, rumah tangga dan institusi penting seperti rumah sakit akan diprioritaskan ketimbang industri.
Saat ini cadangan gas Jerman diperkirakan masih 56 persen dari total kapasitas penyimpanan. Skenario terbaik Pemerintah Jerman, kekurangan gas akut baru terjadi pada Februari 2023. Namun, jika pasokan gas benar-benar terhenti, meski perbaikan jalur gas selesai pada akhir Juli, Jerman akan tetap mengalami kekurangan gas lebih cepat, yaitu pertengahan Desember tahun ini. (AFP/REUTERS)