Saltivka Menanti Kabar Gembira dari Lugano (Bagian 30)
Kementerian Ekonomi Ukraina menaksir setidaknya 45 juta meter persegi rumah hancur selama perang. Kerugian akibat kerusakan infrastruktur di Ukraina paling tidak 103,9 miliar dollar AS.
Oleh
KRIS MADA DAN HARRY SUSILO, DARI KHARKIV, UKRAINA
·5 menit baca
Vera Dmitrivna (65) tidak tahu soal pertemuan pejabat Ukraina dengan perwakilan sejumlah negara dan lembaga di Lugano, Swiss, pada 4-5 Juli 2022. Ia hanya tahu, Pemerintah Ukraina telah berbulan-bulan menjadikan unit rumah susunnya di kawasan Saltivka, Kharkiv, bisa dihuni lagi.
Ia meninggalkan kompleks rumah susun itu pada Maret 2022. Sebab, kawasan itu terus menjadi sasaran roket Rusia. Pemerintah Provinsi Kharkiv dan Markas Komando Operasi Militer Kharkiv menilai kawasan itu terlalu bahaya bagi warga sipil. Warga pun diminta mengungsi.
Karena itu, Dmitrivna terpaksa tinggal di rumah susun cucunya yang lebih dekat ke pusat kota Kharkiv. Sejak awal Juni 2022, ia menengok kompleks rusunnya beberapa hari sekali. ”Saya mau kembali ke sini. Saya tidak mau tinggal di tempat lain,” katanya, seraya menyebut sudah 33 tahun tinggal di sana.
Ia terutama menanti pasokan air kembali dipulihkan. Setelah itu, ia menanti pula pasokan gas dan listrik kembali dialirkan ke apartemennya. Sejauh ini, hanya tampak pekerja memperbaiki jaringan pipa transmisi gas dekat rumahnya. Belum ada pekerja memperbaiki jaringan distribusi gas ke tempat tinggalnya.
Jaringan transmisi biasanya untuk mengirimkan gas antardaerah atau antarnegara. Sementara jaringan distribusi untuk mengirimkan gas ke pelanggan. Hal itu berlaku pula untuk listrik.
Dmitrivna tidak terlalu memikirkan soal kaca rumahnya yang hancur. ”Sementara bisa pakai plastik. Saya tidak masalah kalau air hanya sampai halaman dan saya harus bolak-balik mengambilnya dari atas ke bawah,” katanya.
Terdiri dari 20 menara lebih dan setiap menara menampung lebih dari 90 unit, kompleks rumah susun itu salah satu permukiman lama di pinggiran kota Kharkiv. Dmitrivna pindah ke sana tidak lama setelah mendiang suaminya berhenti bekerja dari PLTN Chernobyl di utara Kyiv. Suaminya meninggal beberapa tahun lalu karena kanker. “Dia ada di sana waktu tragedi itu,” katanya.
Ia merujuk pada tragedi 26 April 1986. Reaktor nomor 4 di PLTN Chernobyl meledak karena kelebihan panas. Mendiang suami Dmitrivna bekerja sebagai pakar kimia. Insiden itu memaksa ribuan orang, termasuk Dmitrivna dan suaminya, mengungsi. Mulai 1989, mereka tinggal di pinggiran Kharkiv.
Dmitrivna tidak menyangka harus mengungsi lagi sepeninggal suaminya. Faktor penyebabnya sama, ledakan. Dulu reaktor nuklir, kini roket dan rudal Rusia. Bedanya, ia kini masih berharap kembali ke rumahnya.
Untuk bisa kembali, rumah susun Dmitrivna dan ribuan tetangganya di Saltivka harus diperbaiki. Sebagian apartemen itu runtuh. Sebagian hanya kehilangan separuh tembok atau jendela. Lebih banyak lagi unit yang tidak punya akses pada listrik, air, dan gas yang merupakan kebutuhan dasar. Tanpa gas, tidak mungkin memasak atau memanaskan ruangan. Di negara dingin seperti Ukraina, pemanas ruangan merupakan kebutuhan pokok dan wajib disediakan dalam setiap pembangunan gedung.
Perbaikan tidak hanya diperlukan Dmitrivna dan ribuan tetangganya di Saltivka. Ada jutaan orang Ukraina juga kehilangan tempat tinggal gara-gara perang.
Kementerian Ekonomi Ukraina dan Kyiv School of Economy (KSE) menaksir setidaknya total 45 juta meter persegi rumah hancur selama perang. Rumah-rumah itu, rumah susun atau rumah tapak, tersebar dari Kharkiv di timur hingga Uzgorod di barat. Jika menghitung rumah yang rusak sebagian dan masih bisa didiami walau dengan kondisi amat kekurangan, jumlahnya bisa lebih banyak lagi.
KSE menaksir nilai kerugian akibat kehancuran dan kerusakan rumah, bangunan lain, dan infrastruktur di Ukraina paling tidak 103,9 miliar dollar AS. Jumlah itu masih bisa bertambah karena perang masih berlangsung dan banyak kerusakan belum diverifikasi.
Selain rumah, perang juga menghancurkan jalan, jaringan rel, jembatan, pembangkit dan jaringan transmisi serta distribusi listrik, jaringan saluran air dan gas. Sejumlah stasiun kereta dan fasilitas pelabuhan juga rusak. Sebagian kerusakan karena peluru dan bom Ukraina. Banyak pula kerusakan terjadi oleh peluru dan bom Rusia.
Kerusakan bendungan dan jaringan irigasi hanya sebagian dari kerugian sektor pertanian Ukraina. KSE menyebut, kerugian langsung pertanian Ukraina selama perang bernilai paling tidak 4,5 miliar dollar AS dan kerugian tidak langsung hampir 24 miliar dollar AS. ”Serangan Rusia tidak hanya menghilangkan kemampuan kami menjual hasil panen. Kerusakan pada lahan, infrastruktur, dan peralatan pertanian telah dan akan memukul pertanian Ukraina. Tanpa pemulihan aset, Ukraina tidak mungkin kembali menjadi pemasok pangan dunia,” kata peneliti senior KSE, Roman Neyter.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal menyebut, pembangunan ulang Ukraina sudah menjadi agenda prioritas. Untuk tahap awal restorasi infrastruktur, Ukraina akan membutuhkan 17,4 miliar dollar AS. Dana itu, antara lain, dipakai membangun atau memperbaiki 400 sekolah, 300 taman kanak-kanak, 300 rumah sakit, serta ribuan unit rumah dan jaringan pendukung permukiman. Jaringan itu termasuk untuk memasok air, listrik, dan gas ke permukiman.
Dalam konferensi di Lugano, Shmyhal dan para pejabat Ukraina menyebut, pembangunan ulang Ukraina tidak hanya dilakukan pada aspek fisik. Ukraina akan menata ulang dan meninggalkan warisan Uni Soviet, baik sistem, tata kelola pemerintahan, dan tentu saja aneka bangunannya.
Kyiv menaksir sampai 2032 akan dibutuhkan dana hingga 750 miliar dollar AS untuk pembangunan ulang selepas perang. Ukraina berharap para mitranya berkomitmen penuh pada upaya pembangunan ulang.
Karena nilainya besar dan butuh waktu panjang, Ukraina menjanjikan reformasi besar-besaran pada tata kelola pemerintahan dan ketertiban hukum. Hal senada diminta Uni Eropa setelah menetapkan Ukraina sebagai calon anggota organisasi itu.
Kyiv mengusulkan pembentukan lembaga khusus untuk mengoordinasi pendanaan pembangunan ulang itu. Washington dan Brussels diusulkan menjadi sebagian calon lokasi kantor cabang lembaga itu. Sementara kantor pusatnya harus di Kyiv.
Shmyhal mengatakan, sumber pembangunan tidak perlu sepenuhnya dari hibah dan pinjaman. Sumbernya bisa dari hasil sitaan aneka aset Rusia di berbagai negara. “Mereka menyebabkan perang ini dan harus membayar dampaknya,” kata dia.
Sejauh ini, nilai aset Rusia yang dibekukan Amerika Serikat dan sekutu serta mitranya bernilai paling tidak 500 miliar dollar AS. Aset itu termasuk cadangan devisa bernilai 300 miliar dollar AS milik bank sentral Rusia yang dibekukan setelah perang meletus. Aset itu juga berupa pesawat pribadi, kapal pesiar, villa, hingga saham para konglomerat Rusia dan keluarganya.