Taktik Rusia Gempur Lysychansk, Hancurkan Gedung Satu Per Satu
Pasukan Rusia menggunakan taktik penghancuran sistemik dalam serangan di Lysychansk. Hal ini dilakukan dengan menghancurkan gedung atau bangunan satu per satu, kemudian bergerak maju memperluas wilayah kontrol mereka.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
KYIV, MINGGU — Pasukan Rusia menggempur kota Lysychansk dengan rudal dan artileri berat sepanjang Sabtu (2/7/2022). Kota itu menjadi benteng terakhir perlawanan militer Ukraina di Provinsi Luhanks, Ukraina timur. Perlawanan pasukan Ukraina selama dua hari ke depan diperkirakan akan menentukan nasib kota yang telah mereka pertahankan selama berminggu-minggu.
”Penjajah melepaskan semua jenis senjata yang tersedia,” kata Gubernur Luhansk Sergey Haidai, Sabtu (2/7/2022).
Salah seorang komandan batalyon Ukraina mengungkapkan taktik yang digunakan pasukan Rusia dan kelompok separatis pro-Moskwa. Dalam serangannya ke area Lysychansk, kata komandan tersebut, mereka menggunakan taktik penghancuran sistemik. Hal ini dilakukan dengan menghancurkan gedung atau bangunan satu per satu, kemudian bergerak maju memperluas wilayah kontrol mereka.
Luhanks dan Donetsk adalah dua provinsi yang menjadi fokus serangan militer Rusia sejak mereka mundur dari wilayah Ukraina utara dan Kyiv, ibu kota Ukraina. Donetsk telah berada dalam wilayah kekuasaan kelompok separatis pro-Rusia sejak Rusia menguasai Crimea pada 2014. Moskwa telah mengakui Luhansk dan Donetsk sebagai republik yang berdaulat, yang dijadikan dasar bagi Kremlin untuk melancarkan agresi terhadap Ukraina.
Penasihat Presiden Ukraina, Oleksiy Arestovych, mengatakan, militer Rusia telah berhasil menyeberangi Sungai Siverskiy Donets, yang memisahkan kota Sievierodonetsk dan Lysychansk, dari arah utara untuk pertama kalinya. Situasi ini membuat posisi pasukan Ukraina semakin terancam. Meski militer Rusia belum mencapai pusat kota, Arestovych memperkirakan kontrol atas kota tersebut bisa terputus mulai Senin (4/7/2022) besok.
Volodymyr Nazarenko, Komandan Kedua Batalyon Svoboda, yang sebelumnya mundur dari Sievierodonetsk dan memperkuat Lysychansk, mengatakan, militer Rusia telah menghancurkan kota tersebut secara sistemik. Dia memberikan gambaran bagaimana tank dan peralatan tempur berat lainnya menghancurkan satu demi satu bangunan yang ada di sekitarnya. Pasukan Rusia baru bergerak setelah bangunan-bangunan itu hancur dan rata dengan tanah.
”Mereka menggunakan rentetan amunisi untuk menghancurkan kota dan mengubahnya menjadi gurun yang terbakar,” kata Nazarenko, menggambarkan upaya penghancuran yang dilakukan oleh militer Rusia.
Dia juga menggambarkan bagaimana pasukan Rusia menghancurkan lokasi atau posisi yang bisa digunakan militer Ukraina untuk bertahan dengan tembakan artileri yang terus-menerus. Mereka juga membakar hutan untuk mencegah pembangunan parit, yang biasa digunakan untuk mencegah pasukan musuh mendekat atau setidaknya menunda pergerakan.
Klaim bahwa Lysychansk sudah terkepung dilontarkan Andrei Marotchko, juru bicara militer kelompok separatis. Kepada kantor berita Rusia TASS, Marotchko menyatakan Lysychansk telah terkepung.
Namun, juru bicara Garda Nasional Ukraina, Ruslan Muzytchuk, membantahnya. ”Pertempuran berkecamuk di sekitar Lysychansk. Kota itu belum terkepung dan masih berada di bawah kendali tentara Ukraina,” katanya.
Di Slovyansk, sebuah kota di Provinsi Donetsk yang masih di bawah kendali Ukraina, empat orang tewas ketika pasukan Rusia menembakkan amunisi tandan, Jumat malam, kata Wali Kota Vadym Lyakh melalui platform media sosial Facebook. Dia mengatakan, lingkungan yang terkena serangan bukanlah target militer.
Di tempat lain di Ukraina, para penyelidik menyisir puing-puing dari serangan udara Rusia, Jumat pagi, di daerah perumahan dekat Pelabuhan Odesa. Sedikitnya 21 orang tewas dalam serangan itu.
Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova mengatakan, para penyelidik tengah membersihkan puing-puing dan pecahan rudal yang menghantam sebuah gedung apartemen di Serhiivka, sebuah kota kecil pantai. Tim penyelidik, menurut Venediktova, melakukan pengukuran untuk menentukan lintasan senjata dan orang-orang tertentu yang bersalah atas dugaan melakukan kejahatan perang.
Larissa Andruchenko, warga setempat, mengungkapkan, ia berada di dapur membuat teh sekitar pukul satu dini hari ketika sebuah ledakan membuat pintu rumahnya terbuka. Awalnya dia mengira tangki gas propana telah meledak dan memanggil suaminya ke dapur. ”Lampu padam. Itu adalah mimpi buruk. Kami berdua di dapur dengan kaca beterbangan, semuanya beterbangan,” tuturnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, tiga rudal antikapal menghantam ”sebuah bangunan tempat tinggal biasa, sebuah bangunan sembilan lantai” yang menampung sekitar 160 orang. Para korban serangan hari Jumat itu juga termasuk empat anggota keluarga yang tinggal di perkemahan di tepi pantai
”Saya tekankan: ini adalah teror langsung Rusia yang disengaja dan bukan kesalahan atau serangan rudal yang tidak disengaja,” kata Zelenskyy.
Bantuan persenjataan
Untuk membantu Ukraina, AS memasok dua sistem rudal darat-ke-udara NASAMS, empat radar kontra-artileri tambahan, dan hingga 150.000 butir amunisi artileri 155 mm sebagai bagian dari paket senjata terbarunya untuk Ukraina. Paket bantuan senilai sekitar 820 juta dollar AS atau sekitar Rp 12,27 triliun itu telah diumumkan Presiden AS Joe Biden pertengahan pekan lalu dalam KTT NATO di Madrid, Spanyol.
”Ukraina terus menghadapi kebrutalan, termasuk sebuah serangan terhadap pusat perbelanjaan yang penuh dengan warga sipil. Mereka terus berjuang untuk negara mereka, dan Amerika Serikat terus mendukung mereka dan tujuan mereka yang adil,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Pentagon memberikan rincian lebih lanjut pada Jumat (1/7/2022) saat meresmikan pengumuman tersebut. Departemen Pertahanan AS itu mengatakan, putaran terakhir bantuan keamanan untuk Ukraina itu juga termasuk amunisi tambahan untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS).
Seorang pejabat senior di Departemen Pertahanan AS menjelaskan, radar kontra-artileri yang dikirim adalah sistem Raytheon-Technologies AN/TPQ-37. Ini untuk pertama kalinya sistem ini dikirim ke Ukraina yang memiliki jangkauan efektif tiga kali lipat dari sistem AN/TPQ-36 yang dikirim sebelumnya. (AP/AFP/REUTERS)