Perang Makin Sengit, Korban Warga Sipil Terus Bertambah
Semakin banyak warga sipil yang menjadi korban perang Ukraina-Rusia. Warga Ukraina juga menderita akibat serangan roket dan artileri Rusia yang tidak berhenti.
Oleh
KRIS MADA DAN HARRY SUSILO, DARI KHARKIV, UKRAINA
·4 menit baca
KHARKIV, KOMPAS — Setidaknya 2.102 sekolah hancur dan 344 anak tewas di Ukraina sejak perang meletus pada 24 Februari 2022. Korban sipil terus bertambah dalam perang yang semakin sengit ini.
Dalam pernyataan pada Sabtu (2/7/2022), Kejaksaan Agung Ukraina mengumumkan, selain korban tewas, sebanyak 640 anak cedera. Jumlah anak yang tewas dan cedera termasuk korban dalam serangan di Odesa pada Jumat (1/7) dan Kyiv pada Minggu (26/6). ”Kami khawatir, jumlah sebenarnya bisa lebih tinggi karena proses verifikasi terus berlangsung,” demikian pernyataan resmi Kejaksaan Agung Ukraina.
Selain karena verifikasi masih berlanjut, perang juga masih membara. Anak-anak korban perang yang belum terdata, antara lain, di Donetsk. Penguasa Darurat Militer Donetsk Pavlo Kyrylenko mengumumkan, seorang anak berusia 11 tahun cedera dalam serangan Rusia di Bakhmut, Donetsk. Petugas tanggap darurat juga membantu empat orang dewasa yang juga terluka dalam serangan pada Jumat malam. Salah seorang korban akhirnya tewas karena cedera terlalu parah.
Sementara di Slovyansk, yang juga termasuk wilayah Donetsk, ada empat warga sipil tewas dan 12 lain cedera. Wali Kota Slovyansk Vadym Lyakh mengatakan, Rusia memakai roket dari peluncur multilaras (MLRS) untuk menyerang sejumlah permukiman di kota itu.
Menurut Pemerintah Provinsi Donetsk, paling tidak 550 warga sipil tewas dan 1.437 lain cedera sejak perang meluas. Jumlah korban bisa lebih besar jika menghitung sejak perang saudara meletus di wilayah itu pada Februari 2014.
Bersama Luhansk, Donetsk menjadi lokasi perang selama bertahun-tahun. Sampai Februari lalu, perang terjadi antara pasukan Ukraina dan milisi anti-Pemerintah Ukraina. Mulai Februari 2022, pasukan Rusia terlibat.
Skala meningkat
Keterlibatan pasukan Rusia membuat skala perang meningkat. Lebih banyak roket dan rudal digunakan. Sebagian, antara lain, menyasar ke Kharkiv pada Sabtu.
Penguasa Darurat Militer Kharkiv Oleg Synegubov mengumumkan, roket Rusia menyasar kota Kharkiv dan sejumlah distrik di luar kota. Distrik yang disasar roket, antara lain, adalah Izyum, Chuguyiv, Kharkiv, Bogoduhiv, dan Loziv. ”Warga susah tidur karena serangan tidak berhenti. Musuh menghujani distrik dan desa dengan artileri dan roket. Rumah warga dan kebun terdampak. Sebagian hutan kebakaran. Ada juga taman kanak-kanak hancur setelah terkena artileri,” ujarnya.
Serangan pada Jumat melukai empat warga sipil di Izyum, Loziv, dan Kharkiv. Izyum dan Kharkiv menjadi palagan paling sengit. ”Di utara Kharkiv, musuh menahan gerak maju Angkatan Bersenjata Ukraina. Mereka terus mencoba mencapai posisi serang yang lebih baik,” katanya.
Sementara di Poltava yang bersebelahan dengan Kharkiv, tim tanggap darurat menghentikan pencarian korban di pusat perbelanjaan Amstor. Pada Senin (27/6), pusat perbelanjaan itu terkena rudal Rusia yang diarahkan ke Distrik Kremenchuk. Selain pusat perbelanjaan, rudal Rusia juga meledakKan pabrik suku cadang kendaraan.
Badan Tanggap Darurat Ukraina mengumumkan, total 20 orang tewas dan 66 lain cedera dalam insiden itu. Penyelidikan atas serangan itu masih terus berlangsung.
Badan Intelijen Militer Ukraina mengumumkan, identifikasi terhadap pilot pesawat Rusia yang melepaskan rudal ke pusat perbelanjaan itu sudah mendapatkan titik terang. Kyiv akan berusaha menyeret pilot itu ke Mahkamah Kriminal Internasional sebagai penjahat perang.
Data digital
Kejaksaan Agung dan Badan Intelijen Militer Ukraina juga mengumumkan penemuan sejumlah perangkat penyimpan data digital. Perangkat itu menyimpan ribuan identitas tentara, jenis persenjataan, dan posisi mereka kala perang dimulai. Data itu ditemukan di Chernihiv, provinsi yang terletak di utara Kyiv dan berbatasan dengan Belarus. Data itu akan dipakai untuk melengkapi berkas tuntutan dugaan kejahatan perang oleh Rusia di Ukraina.
Pertempuran sengit juga masih berlangsung di Lysychansk, daerah besar terakhir di Luhansk yang belum dikuasai Rusia. Penguasa Darurat Militer Luhansk, Sergei Gaidai, mengatakan, pasukan dan persenjataan Rusia di sekitar Lysychansk terus bertambah. ”Mereka menghujani hampir semua sisi dan daerah sekitar Lysychansk. Segala jenis persenjataan dipakai,” ujarnya.
Banyak rumah dan ladang warga terbakar. Di berbagai kawasan permukiman terus dilaporkan kebakaran akibat ledakan selepas terkena roket atau artileri Rusia.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan, sebagian Lysychansk sudah dikendalikan Moskwa. Rusia, antara lain, menduduki kilang minyak Lysychansk, tambang batubara Matrosskaya, dan pabrik gelatin di Topolevka. ”Ukraina menderita kekalahan besar di sini,” katanya.
Moskwa menyebutkan, pasukan Ukraina di Lysychansk terus berkurang. Sebagian karena ditarik agar tidak terjebak seperti di Mariupol dan Sievierodonetsk. Sebagian lagi karena cedera atau tewas.
Luhansk, Donetsk, dan Kharkiv kini menjadi sasaran utama serangan Rusia. Menurut Angkatan Bersenjata Ukraina, Rusia menembakkan hingga 2.000 peluru artileri setiap jam ke tiga provinsi itu. Rusia masih menambahnya dengan roket, rudal, mortal, dan bom udara.
Konashenkov juga menuding Kyiv terus menggunakan berbagai bangunan dan fasilitas sipil untuk menempatkan pasukan dan persenjataan. Menurut dia, banyak rumah susun dan rumah sakit ditempati penembak runduk dan senapan antiserangan udara. Kendaraan perang dan artileri juga banyak ditempatkan di dekat permukiman dan aneka bangunan sipil.
Sejumlah pabrik tidak hanya dipakai sebagai kubu pertahanan. Ada pabrik yang dialihfungsikan menjadi tempat pembuatan suku cadang dan perawatan peralatan perang.
Kyiv bolak-balik menyangkal tudingan itu. Ukraina menyebutkan, Rusia sengaja menyebar kebohongan untuk membenarkan serangan kepada berbagai fasilitas dan bangunan sipil. Ukraina akan terus mengumpulkan bukti agar bisa membawa anggota militer Rusia ke Mahkaman Kriminal Internasional dengan tuduhan sebagai penjahat perang.