Presiden Joko Widodo kembali menyampaikan pesan damai saat bertemu dengan mitranya, Presiden Rusia Vladimir Putin, di Moskwa. Selain membahas krisis Ukraina, kedua pemimpin juga membicarakan isu pangan.
Oleh
KRIS MADA DAN HARRY SUSILO DARI KYIV, UKRAINA, NINA SUSILO, BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·4 menit baca
AFP/VYACHESLAV PROKOFYEV
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Joko Widodo berjabat tangan hangat seusai menggelar jumpa pers bersama di Kremlin, Moskwa pada Kamis (30/6/2022).
KYIV,KOMPAS - Sebagai mitra bagi Rusia dan Ukraina, Indonesia hendak menjadi jembatan komunikasi bagi kedua negara yang tengah berperang. Kesiapan menjadi jembatan itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam jumpa pers bersama Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (30/6/2022), di Moskwa.
Menurut Presiden Jokowi, meskipun situasi saat ini sangat sulit, penyelesaian damai tetap penting untuk terus dikedepankan dan ruang-ruang dialog terus dibuka. ”Saya telah menyampaikan pesan Presiden Zelenskyy untuk Presiden Putin dan saya sampaikan kesiapan saya untuk menjadi jembatan komunikasi di antara kedua pemimpin tersebut,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi yang didampingi Ibu Negara Nyonya Iriana Joko Widodo tiba di Moskwa, Rusia, pada pukul 11.00 waktu setempat. Ia menjumpai mitranya, Putin, sehari setelah menggelar lawatan ke Kyiv, Ukraina, guna bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Dalam lawatan ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung ikut mendampingi Presiden.
AFP/MIKHAIL KLIMENTYEV/SPUTNIK
Presiden Rusia Vladimir Putin berbincang akrab dengan Presiden Joko Widodo saat mereka bertemu di Kremlin, Moskwa pada Kamis (30/6/2022).
AFP/ UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICE
Dalam foto yang dirilis oleh Biro Pers Kepresidenan Ukraina pada Rabu (29/6/2022), tampak Presiden Joko Widodo berbincang serius dengan Presiden Vladymyr Zeleskyy di Istana Kepresidenan Ukraina di Kyiv.
Dalam jumpa pers bersama Putin, Presiden Jokowi mengatakan, peran yang dimainkan RI merupakan bagian dari amanat konstitusi Indonesia, yaitu selalu berusaha berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia. Maka, Indonesia terus mendorong upaya damai dan ingin perang dihentikan.
Isu pangan
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa Presiden Putin memberi jaminan pada kelancaran pasokan bahan makanan dan pupuk. Kedua komoditas sangat penting bagi ketahanan pangan global.
Tanpa pasokan gandum dan pupuk, baik dari Ukraina maupun Rusia, rantai pasok global terganggu dan berdampak serius pada kecukupan pangan. Presiden Jokowi menegaskan, apabila pasokan terganggu, dampaknya tidak hanya dirasakan ratusan juta warga, tetapi juga miliaran penduduk Bumi.
Presiden Jokowi menegaskan, masalah pasokan pangan global tak akan membaik jika pupuk Rusia dan gandum Ukraina tidak tersedia. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan, pada awal Mei, setidaknya 22 juta ton gandum tertahan di Ukraina. Sementara itu, Zelenskyy mengatakan, hingga musim gugur ini, stok yang tertahan bisa meningkat menjadi lebih dari 75 juta ton.
AFP/GENYA SAVILOV
Foto yang diambil pada 11 Juni 2022 ini memperlihatkan gandum yang tumbuh di sebuah ladang di Mykolaiv, wilayah selatan Ukraina.
”Saya mengajak semua pemimpin dunia untuk menghidupkan kembali semangat kerja sama dan multilateralisme,” kata Presiden Jokowi, menambahkan.
Dalam jumpa pers bersama Presiden Jokowi, Putin mengatakan, Moskwa tak pernah memblokir ekspor biji-bijian dari Ukraina. ”Kami tidak mencegah ekspor biji-bijian Ukraina. Militer Ukraina telah memasang ranjau di dekat pelabuhan mereka. Tak ada yang mencegah mereka untuk membersihkan ranjau tersebut dan kami menjamin keamanan pengiriman biji-bijian dari sana,” kata Putin.
Rusia, menurut Putin, ingin tetap mempertahankan posisinya sebagai pengekspor gandum terbesar di dunia. Saat ini Rusia menyumbang sekitar seperlima dari penjualan global.
Putin menyebut pembicaraannya dengan Presiden Jokowi berlangsung baik dan produktif. ”Saya yakin kesepakatan yang dicapai hari ini akan memperkuat kemitraan Rusia-Indonesia,” ujar Putin.
KOMPAS/HARRY SUSILO
Warga melintas di depan sebuah reruntuhan gedung yang hancur terkena rudal Rusia di Okhtyrka, Provinsi Sumy, Ukraina, Minggu (22/6/2022). Okhtyrka merupakan salah satu wilayah yang dibombardir Rusia saat awal-awal perang. Kini, perbatasan wilayah tersebut dijaga ketat prajurit Ukraina.
Terkait krisis di Ukraina, Putin menyampaikan bahwa pihaknya akan menyampaikan secara rinci apa yang terjadi di Ukraina, khususnya di Donbas, serta perspektif Rusia terkait isu tersebut.
Sebagaimana disebutkan dalam situs resmi kremlin.ru, Putin menyampaikan, Indonesia adalah negara sahabat yang sudah memiliki hubungan diplomatik berpuluh-puluh tahun.
Hubungan erat kedua negara terjalin dalam beragam sektor, seperti ekonomi, politik, keamanan, dan pemberantasan terorisme. Perdagangan Indonesia-Rusia yang meningkat 42 persen tahun lalu dan terus menguat juga disinggung oleh Putin.
Putin mengatakan, dirinya mengetahui Indonesia tertarik untuk mengembangkan relasi dengan Uni Ekonomi Eurasia. Karena itu, Mei lalu, dimulai pemulihan hubungan dengan organisasi regional tersebut.
Harapan membesar
Seiring pertemuan Presiden Jokowi-Putin di Moskwa, harapan sejumlah pihak soal perdamaian Rusia-Ukraina dan pembukaan jalur perdagangan laut Ukraina membesar. Selepas bertukar tahanan dengan Kyiv, Mokswa menarik pasukan dari Pulau Ular, di Laut Hitam. Dalam pernyataan pada Kamis, Rusia-Ukraina sama-sama mengumumkan penarikan pasukan Rusia dari Pulau Ular.
KOMPAS
Rusia dan Ukraina bertukar tahanan dalam jumlah besar pada Rabu (29/6/2022).
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov menyebut, penarikan pasukan itu sebagai wujud niat baik Rusia. ”Hal ini menunjukkan bahwa Federasi Rusia tidak mengganggu usaha Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membuat jalur kemanusiaan bagi ekspor pertanian dari Ukraina,” katanya.
Staf Ahli Kementerian Dalam Negeri Ukraina Vadym Denysenko menilai, pembebasan pulau itu sangat penting. Penyebabnya, kemampuan Rusia mengendalikan alur pelayaran di sebagian Laut Hitam sudah berkurang.
Rusia mengendalikan Pulau Ular sejak 24 Februari 2022. Pulau itu terletak 144 kilometer di barat daya Pelabuhan Odesa, satu-satunya pelabuhan laut Ukraina yang belum dikendalikan Rusia.
Pulau Ular berjarak 265 km di barat laut dari Sevastopol, pelabuhan Ukraina yang secara faktual dikuasai Rusia sejak Uni Soviet bubar pada tahun 1991. Pengendalian atas Sevastopol dan Pulau Ular membuat Rusia bisa menutup akses ke Odesa.