Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut aksi boikot pada pertemuan puncak G20, yang akan digelar Indonesia, hanya akan memberi ”kesempatan propaganda pihak lain”. Pihak lain yang dimaksud adalah Rusia dan China.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI, DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MADRID, RABU — Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Rabu (29/6/2022), mengingatkan banyak kalangan agar tak memboikot perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali, November mendatang, sekalipun Presiden Rusia Vladimir Putin hadir pada KTT itu. Alasannya, aksi boikot terhadap pertemuan puncak tersebut hanya akan memberi ”kesempatan propaganda pihak lain”.
Indonesia selaku Ketua G20 tahun ini akan menggelar KTT pada masa akhir keketuaan, November mendatang. Putin telah menyatakan konfirmasinya untuk mengikuti KTT G20 secara langsung atau melalui daring.
Johnson adalah salah satu dari pemimpin negara-negara G7 yang ditemui Presiden Joko Widodo melalui pertemuan bilateral di sela-sela KTT G7 di Elmau, Jerman selatan, awal pekan ini. ”Saya akan benar-benar takjub jika Putin datang secara langsung. Dia sosok paria,” ujar Johnson kepada wartawan di sela KTT Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Madrid, Spanyol.
”Saya pikir, dia tak akan datang (di KTT G20). Pertanyaannya, apakah kita sebagai negara-negara Barat akan membiarkan kursi kita kosong di G20 dan menyerahkan seluruh pembahasan kepada China, kepada Rusia,” ujar Johnson.
”Saya pikir, jika Anda mengosongkan kursi sendiri seperti di G20, Anda hanya memberi kesempatan pihak lain untuk menyampaikan propaganda,” katanya.
Pada Senin (27/6/2022), staf kepresidenan Rusia, Yury Ushakov, mengonfirmasi kehadiran Putin di KTT G20. ”Ya, kami telah mengonfirmasi (kehadiran Presiden Putin di KTT G20). Partisipasi kami pasti,” katanya, seperti dikutip kantor berita Rusia, TASS.
Meski demikian, Ushakov belum bisa memastikan apakah Putin akan hadir secara langsung di Bali atau berpartisipasi melalui sambungan video. ”Saya belum tahu. Hingga saat ini, mereka (Indonesia) telah mengundang (Presiden Putin) agar hadir secara langsung, tetapi masih banyak waktu (untuk memutuskan),” ujarnya.
Dibahas di Moskwa
”Kami telah menerima undangan resmi yang sangat penting di tengah tekanan yang dihadapi Indonesia dan masih menghadapinya,” kata Ushakov. Ia menggarisbawahi, isu undangan menghadiri KTT G20 akan masuk agenda pembahasan kunjungan Presiden Joko Widodo di Moskwa, Rusia, Kamis (30/6/2022) ini.
”Kami berterima kasih atas undangan tersebut, dan kami akan berminat untuk menghadirinya. Masih banyak waktu. Kita lihat saja,” ujar Ushakov.
Sebagai Ketua G20, Indonesia berada di tengah tekanan terkait partisipasi Putin di KTT, November mendatang. Negara-negara Barat, dimotori Amerika Serikat, berupaya mengisolasi Moskwa menyusul serangan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.
Pada awal Juni, ketika berkunjung ke Jakarta, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese telah mengonfirmasi akan hadir pada KTT G20. Saat itu, ia menekankan kehadirannya adalah untuk duduk bersama Presiden Joko Widodo, bukan bersama Putin.
Terkait agenda G20, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Senin (27/6/2022), mengatakan bahwa negara-negara Barat tidak mempunyai niat untuk ”menorpedo” G20. ”Ada pengakuan yang sama… bahwa kami tidak ingin menorpedo G20,” kata Scholz kepada televisi Jerman, ZDF.
”Kita tak boleh melangkah ke arah jebakan Putin dengan menyatakan, dunia telah terbelah antara dunia Barat—G7 dan para mitranya di belahan utara—dan dunia sisanya. Itu tak benar. Ada banyak negara demokrasi di seluruh dunia, dan mereka punya perspektif yang sama persis,” tutur Scholz.
Scholz belum memberikan komitmen secara tegas apakah dirinya akan hadir pada KTT G20 di Bali, terlepas apakah Putin akan hadir atau tidak pada KTT G20 nanti.
Agenda lanjutan G20 pekan depan akan mempertemukan para menteri luar negeri G20 di Bali. Menlu Rusia Sergey Lavrov akan menghadiri pertemuan tersebut.
Denis Tetiushin, jubir Kedubes Rusia di Jakarta, mengonfirmasi kepada Reuters, Lavrov akan bergabung dalam pertemuan pada 7-8 Juli di Bali. Sejauh ini belum ada indikasi Lavrov batal menghadiri pertemuan itu. (REUTERS/AFP/AP)