Matariki mengacu pada sekelompok gugusan besar bintang. Saat Matariki, keluarga atau kerabat berkumpul bersama-sama sambil mengenang masa lalu, mensyukuri masa kini, dan merencanakan masa depan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
Pernahkah Anda merefleksikan apa yang telah berlalu, mensyukuri yang ada saat ini, dan merencanakan masa depan dalam satu waktu sekaligus? Bangsa Maori melakukannya. Mereka memiliki Matariki.
Rabu (29/6/2022) menjelang sore di Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta, sambil berbicara banyak hal, kami minum teh atau kopi, makan camilan, dan merasakan buah kiwi dan apel asli Selandia Baru. Dua buah-buahan itu menjadi produk unggulan Selandia Baru yang membuatnya dikenal dengan sebutan Negeri Kiwi. Suasana afternoon tea meriah.
”Ini apelnya enak. Saya ambil apelnya, ya. Apel Selandia Baru cukup terkenal,” kata Fahrudin, salah seorang peserta afternoon tea yang antusias. Ia bertanya banyak hal soal pilihan turisme di negara yang terkenal dengan keindahan alamnya tersebut.
Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Kevin Burnett menyapa para tamu dengan ramah dan mengajak mereka mengobrol. Begitu pula staf kedutaan melakukan hal sama. Mereka menunjukkan keramahan Aotearoa, nama lain Selandia Baru dalam bahasa Maori. Keramahan dan keakraban sebagai teman.
Hari itu, Kedutaan Besar Selandia Baru untuk Indonesia merayakan tahun baru bangsa Maori, yaitu Matariki. Saat Matariki, keluarga atau kerabat berkumpul bersama-sama sambil mengenang keluarga yang telah meninggal. Mengenang hal-hal di masa lalu. Tak lupa, mereka menikmati dan mensyukuri hal yang telah dicapai saat ini. Yang terpenting, mereka tetap merencanakan masa depan. Bukankah ini sebuah refleksi?
Acara kumpul kerabat dan saudara itu akan semakin lengkap dengan memasak dan makan bersama. Di tempat asalnya, bangsa Maori memasak daging di tanah. Namun, di Jakarta kali ini, Matariki dirayakan dengan makan produk Selandia Baru seperti kiwi dan apel.
Tahun 2022, Pemerintah Selandia Baru untuk pertama kalinya secara nasional merayakan Matariki sebagai hari libur nasional. Tahun ini, Matariki diperingati pada 24 Juni 2022. Dengan pengakuan resmi tersebut, Matariki diakui menjadi bagian dari identitas Selandia Baru.
Maori adalah suku bangsa terbesar kedua di Selandia Baru. Penduduk terbesar berasal dari Eropa, sedangkan orang Asia menempati posisi ketiga. Jumlah penduduk Selandia Baru sekitar 5 juta jiwa.
Sebenarnya, Matariki mengacu pada sekelompok gugusan besar bintang. Di negara lain, gugusan besar bintang ini dikenal dengan nama Pleiades, di konstelasi Taurus. Di Selandia Baru, Matariki akan terlihat rendah di cakrawala timur laut, di ekor Bima Sakti, tepat sebelum fajar pada pertengahan musim dingin.
Secara tradisional, munculnya Matariki menandai dimulainya tahun baru Maori. Munculnya bintang Matariki yang jernih dan terang secara tradisional menandakan musim yang menguntungkan dan produktif.
”Matariki adalah hari yang sangat istimewa dan unik bagi Selandia Baru. Kami mengakui kekhasan bangsa kami serta identitas bersama. Kami juga mengakui pentingnya tikanga (adat dan budaya) Maori. Matariki adalah saat untuk kami mengenang masa lalu, merayakan apa yang kita miliki sekarang, dan memikirkan untuk menatap masa depan,” kata Duta Besar Burnett.
Hubungan baik
Dalam pertemuan itu, Burnett juga mengisahkan hubungan baik antara Selandia Baru dan Indonesia di masa lalu. Selain menjadi salah satu negara yang mengakui keberadaan Republik Indonesia pada tahun 1949, kunjungan Perdana Menteri Selandia Baru untuk pertama kalinya dilakukan pada 1950. Delapan tahun kemudian, kerja sama diplomatik di antara kedua negara diformalkan.
”Tahun 1970-an, Selandia Baru bekerja sama dengan Indonesia untuk membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi di Kawah Kamojang, Jawa Barat. Saat dibuka tahun 1983, pembangkit itu menjadi pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Indonesia,” kata Burnett berkisah kepada para tamunya.
Dengan hubungan baik di masa lalu itulah Burnett berharap ke depan kerja sama terus bisa dilakukan antara Selandia Baru dan Indonesia. ”Kerja sama bidang pangan, industri medis, dan manufaktur atau kerja sama dalam pengurangan emisi guna menekan dampak perubahan iklim. Kerja sama akan selalu terbuka lebar,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, seiring peringatan tahun baru Maori tersebut, Burnett sekaligus mengumumkan, setelah dua tahun tertutup akibat pandemi, pada akhir Juli 2022, negara tersebut resmi terbuka kembali untuk pendatang. Mulai dari turis, perwakilan bisnis, pekerja, keluarga, hingga pelajar diperbolehkan datang ke Selandia Baru mulai pukul 23.59 pada 31 Juli 2022.
”Seiring munculnya bintang Matariki di langit yang menandai awal tahun baru bagi bangsa kami, dalam kesempatan ini kami juga dengan senang hati ingin mengumumkan Selandia Baru sebentar lagi bisa menyambut semua pengunjung untuk datang ke Selandia Baru,” kata Burnett.
Ia mendorong masyarakat Indonesia untuk mengunjungi Aotearoa saat negaranya nanti telah resmi dibuka kembali. ”Kami juga terbuka untuk kunjungan bisnis, dan kami berharap dapat terhubung kembali dengan dunia dan dapat berinteraksi dengan kanohi ki te kanohi (tatap muka secara langsung). Saya mendorong semua untuk datang dan menikmati buah kiwi, merasakan budaya, dan bisa merasakan 100% Pure New Zealand,” tuturnya.
Nau mai, haere mai ki Aotearoa. Selamat datang di Selandia Baru.