Marcos Jr Dilantik sebagai Presiden, Serukan Persatuan Filipina
Marcos Jr meminta rakyatnya tidak lagi melihat masa lalu, tetapi masa depan. Pelantikan Marcos Jr menandai kembalinya dinasti politik yang pernah berkuasa 36 tahun lalu.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
MANILA, KAMIS – Ferdinand Marcos Jr (64) dilantik sebagai presiden ke-17 Filipina, Kamis (30/6/2022) tengah hari waktu setempat, menandai kembalinya dinasti politik yang pernah berkuasa 36 tahun lalu. Ia meminta rakyat untuk tidak lagi menengok ke masa lalu, tetapi melihat ke masa depan Filipina di bawah kepemimpinannya.
Marcos Jr, putra mendiang diktator Filipina, Ferdinand Marcos, memenangi pemilu pada Mei dengan kemenangan telak yang mengejutkan. Marcos yang berkuasa dengan tangan besi selama lebih dari 20 tahun digulingkan dalam protes Kekuatan Rakyat (EDSA) tahun 1986. Kini anaknya kembali memegang kekuasaan tertinggi di Filipina, bersama Wakil Presiden Sara Duterte-Carpio yang telah dilantik lebih dulu, membuat negara itu memasuki enam tahun kepemimpinan dinasti politik ganda. Duterte-Carpio adalah putri pendahulu Bongbong, Presiden Rodrigo Duterte.
Upacara pengambilan sumpah Marcos Jr, yang akrab disapa Bongbong, digelar di depan Museum Nasional di Manila. Parade militer dan para pekerja medis mendahului pengambilan sumpah. Bongbong didampingi istri dan ketiga putranya. Ibunda Bongbong, Imelda Marcos, turut hadir menyaksikan pelantikan putranya.
Dalam pidatonya, Bongbong mengatakan, ini momen bersejarah bagi rakyat Filipina. Bagi dia, ini saatnya negara itu tidak lagi melihat ke masa lalu, tetapi masa depan. ”Melalui suara kalian, kalian menolak politik perpecahan. Saya yakin jika kita semua fokus pada apa yang akan datang, kita akan berjalan sangat jauh. Kita akan berjalan bersama, bukan saling melawan. Maju, bukannya menarik mundur,” katanya.
Bongbong memuji ayahnya dalam pidato tersebut. ”Saya pernah tahu seseorang yang melihat kecilnya capaian negara ini setelah kemerdekaan. Dia menyelesaikannya. Maka, begitu juga anaknya. Kalian tidak akan mendengar alasan apa pun dari saya,” ujarnya.
Perekonomian Filipina terpukul pandemi Covid-19. Bongbong menyebutkan prioritasnya untuk mencukupi kebutuhan pangan di tengah melonjaknya inflasi. Ia akan merangkap sebagai menteri pertanian untuk menyukseskan prioritas tersebut. Bidang pendidikan juga menjadi perhatian besar Bongbong. Jabatan menteri pendidikan ini dirangkap oleh Duterte-Carpio.
Bongbong menggantikan Duterte yang selama enam tahun berkuasa dikenal dengan perang terhadap narkoba. Ia dinilai melanggar hak asasi manusia karena banyaknya pembunuhan di luar hukum terkait narkoba. Pengadilan Pidana Internasional (ICC) sejak 2018 berusaha menyidangkan Duterte atas tuduhan pembunuhan tersebut. Setidaknya 6.000 orang tewas akibat kebijakan perang narkoba Duterte.
Dibandingkan Duterte, penampilan Bongbong terlihat lebih sopan dan lembut. Bahkan, suatu ketika Duterte pernah menyebut Bongbong ”lemah”. Namun, Bongbong naik ke puncak kekuasaan dengan bantuan kampanye informasi yang menyesatkan di media sosial tentang masa kekuasaan ayahnya. Ia pun mengklaim rakyat Filipina merindukan masa keemasan Filipina saat dipimpin sang ayah.
Sebagian rakyat Filipina, yang mengalami kerasnya kekuasaan Marcos, prihatin dengan kembalinya kekuasaan keluarga itu. ”Wow, ini benar-benar terjadi? Bagi korban kekuasaan tangan besi seperti saya, ini mimpi buruk,” kata Bonifacio Ilagan (70), aktivis yang pernah ditangkap dan disiksa saat Marcos berkuasa.
Para aktivis prodemokrasi mengkhawatirkan masa depan demokrasi Filipina dengan naiknya Marcos Jr dan Duterte-Carpio ke puncak kekuasaan. Mereka menganggap masyarakat yang mendukung Bongbong lupa pada sejarah kelam negara itu. Banyak pihak memperkirakan Bongbong tidak akan sekeras ayahnya, tetapi akan tetap meneruskan warisan gelap itu.
”Penolakan Marcos Jr untuk mengakui pelanggaran dan kesalahan di masa lalu, bahkan memuji masa kepemimpinan ayahnya, membuat dia sangat mungkin meneruskan warisan gelap itu selama berkuasa,” sebut aliansi sayap kiri, Bayan. (AP/AFP/REUTERS/FRO)