Korban Perang di Ukraina Bangkit dari Puing Serangan Bom (Bagian 23)
Serangan Rusia meluluhlantakkan usaha warga Ukraina. Di Provinsi Sumy, yang berbatasan dengan Rusia, serangan bom Rusia pada 5 Maret 2022 menghancurkan tempat usaha dan lumbung hasil panen pertanian warga setempat.
Sulit bagi Ivan Mynuk (54) dan Viktor Chernenko (47) melupakan peristiwa 5 Maret 2022. Hari itu, mereka kehilangan aset bernilai jutaan hryvnia—sebagai gambaran: 100 hryvnia setara sekitar Rp 49.000—dari usaha yang dirintis bertahun-tahun. Bahkan, Chernenko baru melunasi utang untuk membuat lumbung dan membeli sejumlah kendaraan.
Sampai 27 Juni 2022, Sumy masih terus jadi sasaran serangan Rusia. Provinsi itu merupakan salah satu wilayah Ukraina yang berbatasan dengan Rusia. Di sana, Mynuk dan Chernenko tinggal dan berusaha sampai serangan Rusia menyasar mereka pada Sabtu pertama di awal Maret 2022.
Baca juga: Menyelami Tragedi Kemanusiaan, Mengabarkan Sekecil Apa Pun Upaya Perdamaian (Bagian 1)
Mynuk tahu, Sabtu pagi itu bukan hari yang tepat untuk bersantai. Bukan pula waktu terbaik untuk bekerja. Pada 24 Februari 2022, pasukan Rusia mulai menyerbu Ukraina. Sumy menjadi salah satu lokasi utama penyerbuan di hari pertama tersebut.
Hingga sepekan setelah serbuan awal, Mynuk masih berharap semua baik-baik saja di kota Lybydin. Kota tempat Mynuk tinggal ini berada 40 kilometer barat daya ibu kota Sumy dan 175 km dari Kursk, Rusia. Dari Kyiv, jaraknya 280 km. Seperti banyak orang, ia pernah mendengar ada pertempuran tank terbesar di Kursk.
Walakin, penduduk Lybydin tidak pernah menduga perang akan mencapai kampung halamannya. ”Hari itu bengkel dan kantor masih kosong. Kami belum datang. Hanya ada mobil dan aneka peralatan,” kata Mynuk, pengusaha transportasi dan bengkel mobil kala ditemui, Minggu (26/6/2022).
Baca juga: Menembus Jantung Perang Eropa (Bagian 2)
Dalam garasi ada tiga mobil dan aneka peralatan. Ruang tempat usahanya terbagi atas satu garasi, bengkel sekaligus garasi, kantor, dan ruang istirahat. Pada 4 Maret 2022 sore, tiga bus miliknya terparkir di garasi. ”Itulah hari terakhir saya melihat semuanya baik-baik saja,” ujarnya.
Sabtu pagi, ada peringatan serangan udara meraung di Lybydin. Seperti banyak orang lain di Ukraina pada awal Maret, Mynuk dan para pegawainya menanggapi serius peringatan itu. Mereka bertahan di tempat berlindung.
Baca juga: Solidaritas Kemanusiaan Tanpa Batas bagi Pengungsi Ukraina (Bagian 3)
Pilihan itu tepat. Beberapa menit menjelang pukul 07.00 terdengar pesawat terbang rendah. Tidak lama kemudian terdengar dentuman keras. Waktu itu, Mynuk dan banyak orang lain di Lybydin tidak mendengar suara desingan. Suara itu menandakan ada rudal mendekat. Tanpa desingan, ada pesawat terbang rendah, lalu dentuman keras menandakan ada bom dijatuhkan dari pesawat.
Waktu dentuman terdengar, Mynuk tidak tahu dirinya menjadi korban. Selepas peringatan dicabut dan orang boleh keluar, baru ia mencari sasaran pengeboman. ”Tempat usaha saya hancur,” kata Mynuk.
Bom meruntuhkan seluruh ruangan bengkel dan garasinya. SPBU di dekat tempat usahanya juga jadi sasaran serangan di pagi itu. Sejumlah tempat usaha lain di sekitar bengkel Mynuk juga berantakan menjadi puing setelah serangan tersebut.
Baca juga : Adaptasi Warga Kyiv di Tengah Perang (Bagian 4)
Mobil untuk usaha transportasinya remuk dan nyaris mustahil diperbaiki. ”Saya harus memakai traktor untuk menarik mobil dari timbunan puing,” ujar Mynuk.
Untuk bangunan saja, paling tidak kerugiannya 1 juta hryvnia. Mengacu kurs yang berlaku di sejumlah bank di Indonesia, 1 hryvnia rata-rata Rp 490. Dalam rupiah, kerugian Mynuk setara Rp 490 juta untuk bangunan saja. ”Mobil, peralatan bengkel, barang-barang lain belum dihitung,” katanya.
Baca juga: Banyak Pembatasan akibat Perang Ukraina, Penting Tetap Jaga Kewarasan (Bagian 5)
Mynuk tidak tahu bagaimana harus memulai lagi usahanya. Perang membuat perekonomian Ukraina terganggu. Mynuk tidak tahu apakah bisa mendapat kredit atau tidak. Tanpa kredit, Mynuk tidak yakin bisa membangun ulang usahanya seperti semula.
Ia berencana memanfaatkan sebagian tabungan untuk memulai semampunya. ”Saya harus mengurus keluarga dan karyawan. Mungkin ada bantuan. Akan tetapi, saya tidak tahu kapan akan datang. Sedang perang saat ini,” ujarnya.
Terkait serangan atau yang mereka sebut ”operasi militer khusus” di Ukraina, Moskwa beberapa kali menegaskan bahwa militernya tidak menarget sasaran sipil.
Utang baru
Sementara Chernenko sudah mendapat gambaran sumber pendanaan baru untuk membangun ulang usahanya. Pada 2019, ia memutuskan memulai usaha baru setelah bertahun-tahun menggeluti bisnis transportasi. Dengan kredit sindikasi sejumlah bank, ia mulai membuka lahan pertanian serta tempat penyimpanan hasil panen di Distrik Okhtyrka, Sumy. Distrik itu termasuk perbatasan Sumy dengan Kharkiv. Ia juga membeli lima truk dan sejumlah mobil untuk mendukung operasional usahanya.
”Semuanya berjalan baik dan sesuai rencana sampai tahun lalu,” kata Chernenko.
Baca juga : Rudal Rusia Kejutkan Angelina (Bagian 6)
Ia telah melunasi kredit lebih dari 20 juta hryvnia. Pada awal 2022, ia sedang membereskan administrasi pelunasan. Saat itu, semakin gencar beredar kabar perang akan meletus. ”Dari 2014 sudah perang di selatan (Donetsk dan Luhansk), kami tetap bekerja,” ujarnya.
Kharkiv memisahkan Sumy dengan Donetsk-Luhansk. Jarak lurus dari Okhtyrka ke perbatasan Donetsk-Kharkiv mencapai 240 km atau hampir sama dengan jarak lurus dari Istana Merdeka di Jakarta ke Brebes di Jawa Tengah.
Baca juga : Kisah Kyra dan Yarina di Depan Gereja St Michael (Bagian 7)
Sampai pertengahan Februari 2022, perang hanya meletus di sebagian Luhansk-Donetsk antara milisi separatis dan tentara Ukraina. Kondisi berbeda selepas Rusia mengakui kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, 20 Februari 2022.
Selepas meneken dekrit pengakuan itu, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan tentara Rusia menyerbu Ukraina. Sebagai provinsi perbatasan Ukraina-Rusia, Sumy jadi daerah pertama yang dimasuki tentara Rusia.
Tank dan aneka kendaraan perang Rusia berbaris di jalan-jalan Sumy. Bahkan, ibu kota provinsi itu pernah diduduki Rusia pada Maret-April 2022. Sejak awal April 2022, Rusia mengubah taktik dan memusatkan pasukan ke Donetsk, Luhansk, Zaporizhia, Kherson, dan Mykolaiv. Provinsi lain tetap menjadi sasaran serangan udara, rudal, artileri medan, dan mortar.
Baca juga : Gaung Harapan di Maidan, Segera Berakhirlah Perang Ini (Bagian 8)
Di tengah perang yang masih terus terjadi, Chernenko berusaha mencari modal untuk memulai ulang usahanya. Kebunnya masih utuh dan tetap bisa panen. Ia perlu modal untuk membangun ulang lumbung dan membeli truk baru.
”Waktu serangan, di lumbung ada 700 ton hasil panen. Semua terbakar bersama truk dan berbagai peralatan pengolahan hasil panen. Saya belum tahu kapan bisa membangun lagi tempat pengolahan hasil panen. Biayanya terlalu besar,” tuturnya.
Baca juga : Perang Pertama Gelenna (Bagian 9)
Ada lima rudal mengarah ke kebun dan lumbungnya. Dari lima rudal itu, dua menyasar kebun dan tiga menyasar lumbungnya. Ledakan tiga rudal itu menghancurkan unit pengolahan hasil panen serta dua gudang dan seluruh isinya. ”Paling besar rugi karena hasil panen dan mesin-mesin pengolah panen hancur. Semuanya habis terkena ledakan dan terbakar,” kata Chernenko.
Memang, tidak semua hasil panennya musnah. Ia masih punya 400 ton jagung kering dan sedang mencari cara menjualnya. Cadangan itu merupakan salah satu yang memudahkan dia berkomunikasi dengan penyedia pinjaman untuk membangun ulang sebagian lumbung dan membeli truk.
”Saya tidak tahu kapan perang akan berakhir. Saya harus tetap hidup serta mengurus keluarga dan orang-orang yang terkait dengan usaha saya. Saya tidak tahu kapan bantuan akan datang, kalau memang ada. Saya akan berusaha sekuatnya dulu,” katanya.
Aplikasi Digital Penolong Warga Kyiv (Bagian 10)
Usaha itu akan membuatnya kembali berutang. Padahal, ia sudah melunasi utang sebelum perang dimulai. Kini, ia harus memulai hampir dari awal lagi. ”Saya marah, bingung, kecewa, sakit dengan perang ini. Namun, saya tidak bisa diam saja. Harus segera berusaha lagi,” kata Chernenko.
----------
Serial lainnya liputan khusus Perang Ukraina-Rusia:
”Surga” Dunia Malam saat Damai, ”Surga” bagi Korban Saat Perang (Bagian 11)
Sejak Meletus Perang Ukraina, Etha Selalu Tidur Bersama Senjata (Bagian 12)
Dari Mariupol ke Kyiv, Perang Ukraina-Rusia Itu Mengerikan (Bagian 13)
Perang Mengejar Lyudmila dari Severodonetsk ke Bucha (Bagian 14)
Mereka Berupaya Memulihkan Trauma dari Horor di Borodyanka (Bagian 15)
Keindahan Sirna di Mata Anak-anak Muda Ukraina (Bagian 16)
Ilya dan Generasi Baru Pengungsi yang Lahir di Tengah Perang Ukraina-Rusia (Bagian 17)
Kode Jari Menembus Markas Milisi di Ukraina Selatan (Bagian 18)
Hasrat Sergei dan Sebotol Air di Garis Depan (Bagian 19)
Sievierodonetsk Jatuh, Kendali Rusia Meluas di Ukraina Timur (Bagian 20)