Saling klaim Selat Taiwan membuat China dan AS menurunkan pesawat tempur untuk mengintimidasi satu sama lain. Kedua negara berusaha terus unjuk kekuatan.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
BEIJING, MINGGU - Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA akhirnya menanggapi perihal lewatnya pesawat pengawas Angkatan Laut Amerika Serikat di Selat Taiwan. Kedua negara berusaha terus unjuk kekuatan guna menekankan definisi Selat Taiwan sesuai dengan pengertian masing-masing.
”Perilaku AS murni provokasi. Selat Taiwan bukan wilayah internasional, melainkan masuk ke dalam wilayah resmi China,” kata Juru Bicara Komando Teater Timur PLA Kolonel Shi Yi dalam laman resmi media sosial Weibo milik satuan tersebut, Minggu (26/6/2022).
Perseteruan antara China melawan dunia terkait dengan definisi Selat Taiwan terus berlanjut. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Kelautan menyebutkan, jarak di atas 12 mil laut dari pesisir setiap negara merupakan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Di ZEE, semua jenis kapal ataupun pesawat berbendera asing bebas melintas.
Berdasarkan prinsip Satu China, Taiwan adalah bagian dari China. Prinsip ini menerapkan praktik satu negara dengan dua pemerintahan. Taiwan memiliki pemerintahan demokratis yang dipimpin seorang presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Adapun China memakai pola pemerintahan demokrasi otoriter yang dipimpin Partai Komunis China.
Oleh sebab itu, pekan lalu, China mengatakan Selat Taiwan masuk dalam perairan internal negara. Menurut mereka, ZEE China sejatinya bermula 12 mil laut dari pesisir Taiwan ke Laut China Selatan. Hal ini dibantah Taiwan yang menyatakan, sejak prinsip Satu China disepakati, Selat Taiwan masuk ke dalam ZEE. Di selat ini, kapal-kapal dan pesawat AL AS yang berasal dari pangkalan Armada Ketujuh AL AS di Jepang bebas melintas.
Kedua belah pihak bersikeras dengan definisi masing-masing. Apalagi, perang hegemoni kedua kekuatan ini semakin meruncing dengan pembentukan Pakta Pertahanan Quadrilateral antara AS, Jepang, India, dan Australia. DPR AS juga tengah membahas rancangan undang-undang hubungan bilateral dengan Taiwan. Intinya, Taiwan hendak diberi status sebagai sekutu AS di wilayah Asia Timur dan akan dibantu perkembangan militernya.
China pada Kamis (23/6/2022) menerbangkan 23 unit pesawat tempur memasuki wilayah identifikasi pertahanan udara Taiwan. Mereka selalu mengambil langkah ini setiap AS ataupun Barat melakukan sesuatu yang menunjukkan dukungan terhadap pemerintahan Taiwan.
Sebagai balasan, pada Jumat (24/6/2022), Komando Indo-Pasifik AS di Jepang mengirim pesawat P-8A Poseidon melintasi Selat Taiwan. ”Kami berhak melewati wilayah perairan ataupun udara internasional. Ini komitmen AS menjaga keamanan dan kestabilan Indo-Pasifik. Semua pihak menyepakati wilayah Indo-Pasifik itu bebas dan terbuka,” kata keterangan resmi komando tersebut.
Bagi Taiwan, pengiriman pesawat Poseidon itu penting untuk mengukuhkan status Selat Taiwan sebagai ZEE. Peneliti Institut Kajian Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, Su Tzu Yun, kepada surat kabar Taipei Times, menjelaskan, semua negara tidak bisa tinggal diam dengan perbuatan semena-mena China mengubah status Selat Taiwan.
”Hukum internasional sudah jelas menyatakan Selat Taiwan adalah ZEE. Ini hak setiap bangsa untuk memanfaatkan jalur tersebut. Keputusan AL AS mengirim pesawat itu tepat karena hak semua bangsa melewati selat tersebut,” tuturnya.
Selain militer, AS juga meningkatkan dukungan dengan memperkuat kerja sama ekonomi dengan Taiwan. Proyek semikonduktor adalah salah satunya, di samping kerja sama di bidang teknologi lainnya. Senator James Rich dari Partai Republik dalam pidatonya mengatakan, AS harus lebih aktif mengambil andil dalam pemajuan teknologi di Taiwan agar China tidak terlebih dahulu mengembangkannya.
Saat ini, ada 4.000 perusahaan terkait teknologi dari Taiwan yang memiliki bisnis di AS. Selain semikonduktor, mereka turut mengembangkan berbagai perangkat cerdas untuk semua aspek kehidupan. (Reuters)