Memasuki bulan kelima, perang di Ukraina belum kunjung mengendur. Kondisi di garis depan buruk.
Oleh
KRIS MADA DAN HARRY SUSILO DARI ZAPORIZHIA, UKRAINA
·4 menit baca
Perang Rusia-Ukraina memasuki bulan kelima pada Jumat (24/6/2022). Selama 120 hari terakhir, pasukan Ukraina bertahan dengan berbagai cara dari gempuran Rusia. Di antara pasukan, ada yang berharap libur sejenak untuk memulihkan semangat. Ada pula yang terus berlatih sembari menanti penugasan.
Serangan Rusia membuat semua anggota pasukan Ukraina mustahil mengendurkan kewaspadaan. ”Saya tak tahu kapan ada panggilan ke garis depan. Saya harus selalu siap,” kata Sergei Y, penembak runduk salah satu kelompok milisi Ukraina kala ditemui di satu lokasi, Kamis (23/6/2022).
Ia senantiasa membawa senapan Sako TGR, penyangga senapan, teropong, dan perlengkapan kamuflase di mobilnya. Setiap hari pula, senapan berharga 22.000 dollar AS itu selalu diperiksa kesiapannya. ”Saya membeli (senapan) ini sebelum perang karena tahu perang pasti akan terjadi,” kata pria yang sebelumnya bekerja sebagai guru olahraga di SMA ini.
Di bagasi mobilnya selalu ada beberapa botol air dan sejumlah makanan kering serta kudapan. Makanan dan air itu diperkirakan cukup untuk kebutuhan dua hari. Senantiasa membawa senjata dan makanan menjadi bentuk kesiagaan penuh Sergei dan banyak anggota pasukan Ukraina. Mereka tahu bisa berada kapan saja di garis depan. Mereka juga tahu, kondisi garis depan tidak bisa diduga.
Di Pabrik Baja Azovstal yang terletak di Mariupol, pasukan Ukraina bertahan berbulan-bulan tanpa pasokan tambahan. Kerabat salah seorang anggota pasukan di Azovstal mengatakan, pasukan di sana sampai merebus sebatang cokelat berukuran 65 gram dengan air 5 liter, lalu airnya diminum bersama-sama.
Dalam kepungan
Seorang milisi di wilayah selatan Ukraina mengatakan, beberapa temannya di Luhanks terus mengabarkan perkembangan. Sejumlah kota dan distrik di provinsi timur Ukraina itu sudah beberapa pekan dikepung dan digempur.
”Tadi pagi, dia mengabarkan sudah tiga hari (serangan) artileri (Rusia) tak berhenti. Ia bertahan di tempat perlindungan. Belum ada pasokan baru,” ujarnya kala ditemui pada Kamis siang.
Saat serangan gencar, mustahil menampakkan diri. Rusia memantau posisi pasukan Ukraina dengan pesawat nirawak. Begitu posisi diketahui, artileri akan diarahkan ke sana. Karena itu, saat terkepung, pasukan Ukraina memilih bertahan di perlindungan berhari-hari daripada kehilangan nyawa saat mengambil perbekalan.
Seorang prajurit dilatih untuk tahan tidak makan selama beberapa hari. Sebagian dilatih bertahan beberapa hari hanya dengan air 1 liter.
”Kalau di luar, bisa memakai penjernih air. Kami dilengkapi itu, jadi bisa pakai air apa saja, diolah, lalu diminum. Kalau dalam tempat perlindungan, ya bertahan seadanya,” katanya.
Keselamatan merupakan hal utama, termasuk saat menambah perbekalan. Jika kondisi hanya bisa mengirim sebotol air, hanya itu dipasok ke garis depan. ”Kami pernah hanya mengantar sebotol air yang dikirim secara estafet dari parit ke parit sampai 7 kilometer,” katanya.
Botol air dilempar antarparit dan lubang perlindungan karena tidak mungkin menampakkan diri ke permukaan. Waktu melempar pun harus mempertimbangkan keberadaan pesawat nirawak. ”Jangan sampai posisi ketahuan gara-gara mengirim air,” ujarnya.
Kondisi itu tidak terjadi setiap saat. Jika tak ada gempuran intensif, perbekalan tambahan bisa dikirimkan dari garis belakang.
Bela negara
Beratnya pertempuran di garis depan bagi prajurit Ukraina merupakan bagian dari bela negara. Alasan itu pula yang mendasari Sergei terlibat dalam pertempuran. Bahkan, ia rela ”membobol” tabungannya untuk membeli senapan berikut perlengkapan pendukungnya.
Ia telah menghabiskan hampir 25.000 dollar AS untuk membeli senapan dan perlengkapan pendukung. Di Ukraina, upah minimum setara 400 dollar AS per bulan. Dengan demikian, Sergei Y membelanjakan hampir setara upah minimum selama 5 tahun untuk mendapatkan senapan berikut perlengkapan pendukungnya.
Saat ini, ia menabung untuk membeli senapan tambahan. ”Saya membutuhkan senapan yang bisa menembak lebih jauh. Sekarang maksimal 1,5 kilometer. Belum aman untuk saya,” ujarnya.
Baginya, nilai uang untuk membeli aneka persenjataan itu terlalu murah dengan kemerdekaan yang bisa hilang. Karena itu, ia tak berkeberatan menghabiskan tabungannya.
Libur
Seorang perwira angkatan bersenjata Ukraina, Sergei N, menyebut bahwa bela negara bisa diwujudkan dalam bentuk apa pun di negara yang sedang berperang seperti Ukraina. Dukungan warga kepada pasukan adalah sebagian bentuknya. ”Setiap orang punya cara masing-masing untuk berperan dalam situasi ini,” katanya.
Sebagai perwira, kontribusi Sergei N tentu saja ikut angkat senjata. Ia siaga sejak beberapa hari menjelang perang meletus. Sejak pertengahan Februari 2022 sampai akhir pekan ketiga Juni 2022, ia sama sekali belum mengambil jeda. ”Nanti saja liburnya kalau sudah menang perang,” katanya. ”Dalam 110 hari bertugas, saya baru dapat jeda 5 jam. Benar-benar jeda, (saya) bisa keluar markas.”
Ia memanfaatkan waktu jeda itu untuk berkendara di sekitar Kyiv bersama temannya. Meski sedang bebas tugas, ia tetap membawa aneka perlengkapan. Seragam, rompi antipeluru, helm antipeluru, serta perangkat komunikasi dimasukkan ke bagasi. ”Hanya senjata yang ditinggalkan di markas,” ujarnya seusai menunjukkan isi bagasi.
Perangkat komunikasi standar dinas harus dibawa karena berjaga-jaga bila ada perintah dadakan. Perintah dinas tidak bisa diberikan lewat perangkat telekomunikasi umum. ”Tidak tahu siapa yang ikut mendengar atau memantau,” ujarnya.
Perang Rusia-Ukraina memang sarat teknologi pelacakan. Beragam cara dipakai untuk melacak posisi lawan.