Kode Jari Menembus Markas Milisi di Ukraina Selatan (Bagian 18)
Pertahanan berlapis diterapkan oleh salah satu kelompok milisi di Ukraina selatan. Setelah komunikasi lebih dari sepekan dan dilanjutkan pemeriksaan sejumlah hal, salah satu lokasi pertahanan mereka bisa kami kunjungi.
Serangan Rusia ke Ukraina memaksa banyak warga Ukraina mengangkat senjata. Selain bergabung dengan lembaga resmi negara, mereka juga membentuk milisi-milisi bersenjata untuk melawan serangan Rusia di berbagai medan pertempuran. Sebagian lagi berkontribusi dengan cara lain.
Mereka yang berperang menggunakan berbagai cara untuk bertahan dan menyerang. Pertahanan berlapis diterapkan oleh salah satu kelompok milisi di Ukraina selatan. Setelah komunikasi lebih dari sepekan dan dilanjutkan pemeriksaan sejumlah hal, salah satu lokasi pertahanan mereka bisa kami kunjungi pada Rabu (22/6/2022).
”Lawan memantau posisi kami dengan berbagai cara. Satelit, pesawat nirawak, foto di media sosial dan media massa, dan tentu saja pemberitaan. Mereka punya rudal jelajah dengan jangkauan ratusan kilometer. Jika ada lokasi terungkap, segera diserang,” tutur Rodion, salah seorang petinggi kelompok milisi tersebut.
Baca juga: Menyelami Tragedi Kemanusiaan, Mengabarkan Sekecil Apa Pun Upaya Perdamaian (Bagian 1)
Mereka setuju direkam dengan video dan difoto selama tidak ada indikasi lokasi perekaman. Mereka menjaga agar lokasi pertahanan tidak terungkap dengan cara apa pun. Untuk menuju lokasi itu, paling awal adalah meminta izin kepada petinggi kelompok milisi. Untuk mendapat izin, minimal harus menyerahkan bukti akreditasi dari Angkatan Bersenjata Ukraina dan paspor. Selain itu, wajib pula menyerahkan nomor telepon seluler dan IMEI serta nomor seri telepon seluler.
Jika izin diberikan, perjalanan ke lokasi pertahanan bisa dilakukan. Untuk menuju lokasi yang disetujui, harus melewati sembilan pos pemeriksaan yang dijaga belasan orang bersenapan. Ada pula perintang di sejumlah lokasi sehingga kendaraan harus melambatkan kecepatan. Balok beton dan tumpukan karung pasir menjadi andalan untuk perintang.
Jika ada lahan lebar di sisi jalan, digali parit paling sempit 1 meter dan paling dangkal 1,5 meter dengan panjang minimal 10 meter dari tepi jalan. Dengan demikian, tidak mungkin menghindari perintang dan melewati lahan di samping jalan.
Kode jari
Kepada setiap orang di pos pemeriksaan, wajib menunjukkan dokumen. Kewajiban itu hanya dibebaskan bagi aparat atau milisi. Selain melihat pakaian, pemeriksa juga melihat kode dari jari tangan orang di dalam kendaraan. Pemeriksa memberi kode tertentu, orang dalam kendaraan membalasnya dengan kode tertentu pula yang hanya diketahui oleh anggota kelompok milisi tersebut dan aparat keamanan. Jika sesuai, dipersilakan lewat.
Setelah pemeriksa memberi kode jari pun, pengunjung tetap bisa dicegat. Pemeriksa akan memberikan pertanyaan tambahan kepada orang di kendaraan. Jika jawaban sesuai dengan panduan, kendaraan diizinkan lewat.
Baca juga: Menembus Jantung Perang Eropa (Bagian 2)
Selain karena perintang yang memaksa kendaraan melambat dan harus melewati jalur berbelok-belok, pengendara juga mau mengikuti instruksi pemeriksa karena pemeriksa bersenapan. Selain di tengah jalan, ada pula pemeriksa bersenapan di kedua sisi jalan. Semua memegang senapan dalam posisi siap ditembakkan. Tanpa izin dari otoritas tertentu, sama sekali tidak boleh merekam foto dan video di pos-pos pemeriksaan itu.
Setelah berkendara hampir 100 kilometer, lokasi pertahanan akhirnya terlihat. Sampai di depan pagar pun masih harus menunggu izin dari Rodion yang menanti di dalam lokasi. Penjaga bersenapan menolak mendekati pintu dan melarang siapa pun mendekati pintu jika tidak ada izin yang jelas.
Atas perintah Rodion, gerbang dibuka dan penjaga mengizinkan yang ditunjuk Rodion untuk masuk lokasi. Tanpa basa-basi, Rodion mengatakan bahwa lokasi mereka punya beberapa bangunan. Di antaranya gudang peluru, gudang senjata, dan gudang ransum. Senjata dan amunisi disimpan terpisah. Gudang senjata tidak ditunjukkan Rodion.
Gudang peluru
Adapun gudang peluru, karena dekat dengan pagar, diperlihatkan Rodion. Bahkan, isinya bisa direkam video dan difoto. Di dalamnya ada peluru dari beragam kaliber, ranjau darat untuk kendaraan dan orang, mortar, peluru artileri, hingga roket. Amunisi buatan Ceko, Finlandia, Belgia, Amerika Serikat, hingga Bangladesh ada di dalam gudang itu.
Baca juga : Solidaritas Kemanusiaan Tanpa Batas bagi Pengungsi Ukraina (Bagian 3)
Saat Rodion menunjukkan sebagian isi gudang, masuk beberapa milisi membawa sejumlah peluncur rudal panggul. Ada rudal antitank. ”Teknologi lama, jangkauannya hanya 200 meter. Dalam perang asli, mustahil bisa mendekati tank dalam jarak sependek itu. Sudah ketahuan dan jadi sasaran,” kata seorang milisi.
Ada pula rudal antitank yang mendapat banyak pujian selama perang Rusia-Ukraina, yakni Javelin. Rudal buatan AS itu menjadi salah satu andalan Ukraina menghancurkan berbagai tank dan aneka kendaraan lapis baja Rusia. Sejumlah seniman Ukraina sampai membuatkan mural bergambar perempuan berkerudung menggendong rudal antitank itu. Tokoh rekaan itu disebut Santa Javelina.
Washington mengklaim telah memberikan 6.500 Javelin kepada Kyiv. Pengiriman bertahap sejak 2014 sampai Juni 2022. AS juga mengklaim memberikan 20.000 unit rudal panggul jenis lain untuk membantu Ukraina menghancurkan tank atau kendaraan lapis baja Rusia.
Baca juga : Adaptasi Warga Kyiv di Tengah Perang (Bagian 4)
Dorolenko, salah seorang milisi di lokasi itu, mengatakan bahwa persenjataan sekarang relatif mudah dipakai. ”Latihan dalam satu atau dua jam, monyet saja bisa memakainya karena mudah sekali,” kata dia.
Keterampilan dasar
Dorolenko mengatakan, memang butuh paling tidak pengetahuan amat mendasar soal perang dan penggunaan senjata. Untuk pengoperasian meriam artileri, medan atau pertahanan udara, serta tank, dibutuhkan lebih banyak pengetahuan lagi.
”Paling tidak harus paham komputer dan matematika untuk bisa jadi operator tank atau meriam. Mesin perang sekarang terkomputerisasi. Untuk memastikan arah tembakan, perlu menghitung. Karena itu, harus bisa matematika,” tutur Dorolenko.
Baca juga : Banyak Pembatasan akibat Perang Ukraina, Penting Tetap Jaga Kewarasan (Bagian 5)
Dengan semua persyaratan minimal itu, tidak semua orang bisa diterima di angkatan bersenjata atau kelompok milisi sekali pun. ”Perang tidak bisa modal berani saja. Harus tahu caranya agar bisa menang,” kata Sergei, perwira menengah di angkatan bersenjata Ukraina.
Saat ada mobilisasi massal menjelang dan hari-hari awal perang, banyak penduduk diajarkan dan diberi senjata. Ukraina membutuhkan sebanyak-banyaknya orang untuk bertahan dari serangan Rusia.
Selain itu, semua pria Ukraina berusia 18-60 tahun dilarang ke luar negeri. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, mereka akan dimasukkan dalam barisan pertahanan.
Meski demikian, para panglima perang Ukraina tetap mengatur prioritas. Tidak semua pria dikirimkan ke garis depan. Bahkan, banyak yang ditolak kala mendatangi pusat perekrutan. Sebab, mereka dinilai tidak siap untuk diterjunkan ke garis depan. Tidak punya pengetahuan dasar perang dan kemiliteran menjadi penyebab utama. Penyebab lain adalah alasan kesehatan. Tidak mungkin mengirimkan orang yang tak prima ke garis depan.
Baca juga : Rudal Rusia Kejutkan Angelina (Bagian 6)
Bukan hanya angkatan bersenjata, kelompok milisi pun menetapkan syarat minimal untuk mengirimkan seseorang ke garis depan. Selain itu, ada pula pertimbangan pengaturan sumber daya. Terlalu banyak orang dan tidak cukup senjata akan menyulitkan pasukan di garis depan.
”Sumber daya diatur menjadi beberapa lapis. Orang-orang di garis depan sekarang ada di gelombang pertama. Orang-orang yang sekarang beraktivitas lain bisa jadi di gelombang kedua dan seterusnya. Pada akhirnya, jika dibutuhkan, mereka akan dipanggil. Sekarang, para komandan menilai belum perlu memakai sumber daya gelombang kedua dan seterusnya,” tutur Sergei.
Baca juga : Kisah Kyra dan Yarina di Depan Gereja St Michael (Bagian 7)
Seperti disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di tengah pengepungan Mariupol, Ukraina membutuhkan banyak pahlawan di tengah perang ini. Di atas semua itu, Ukraina ingin semua putra-putrinya tetap hidup. Sebab, Ukraina berharap perang segera berakhir dan pembangunan ulang negara itu pasti membutuhkan lebih banyak orang.
------
Serial lainnya liputan khusus Perang Ukraina-Rusia:
Gaung Harapan di Maidan, Segera Berakhirlah Perang Ini (Bagian 8)
Perang Pertama Gelenna (Bagian 9)
Aplikasi Digital Penolong Warga Kyiv (Bagian 10)
”Surga” Dunia Malam saat Damai, ”Surga” bagi Korban Saat Perang (Bagian 11)
Sejak Meletus Perang Ukraina, Etha Selalu Tidur Bersama Senjata (Bagian 12)
Dari Mariupol ke Kyiv, Perang Ukraina-Rusia Itu Mengerikan (Bagian 13)
Perang Mengejar Lyudmila dari Severodonetsk ke Bucha (Bagian 14)
Mereka Berupaya Memulihkan Trauma dari Horor di Borodyanka (Bagian 15)
Keindahan Sirna di Mata Anak-anak Muda Ukraina (Bagian 16)
Ilya dan Generasi Baru Pengungsi yang Lahir di Tengah Perang Ukraina-Rusia (Bagian 17)