Gempa Guncang Afghanistan, Sedikitnya 1.000 Orang Tewas
Gempa mengguncang Afghanistan timur yang berbatasan dengan Pakistan, menyebabkan sedikitnya 1.000 orang tewas. Pejabat setempat menyebut jumlah korban masih bisa bertambah seiring penyisiran korban di lokasi terpencil.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
KABUL, RABU — Gempa bermagnitudo 6,1 mengguncang Afghanistan timur yang berbatasan dengan Pakistan. Petugas setempat menyebutkan, jumlah korban meninggal dalam bencana itu hingga saat ini sedikitnya 1.000 orang. Ratusan orang lainnya dilaporkan terluka. Pemerintah setempat memperkirakan jumlah korban tewas bisa terus bertambah seiring penyisiran di perdesaan terpencil di lokasi.
Gempa tersebut mengguncang empat distrik di dua provinsi di Afghanistan timur, yakni Khost dan Paktika, Rabu (22/6/2022) pagi waktu setempat. Sharafuddin Muslim, pejabat darurat Afghanistan, mengatakan dalam jumpa media bahwa korban tewas mencapai 920 orang dan 600 orang lainnya luka-luka.
Tak lama kemudian, Kepala Departemen Informasi dan Kebudayaan di Paktika Mohammad Amin Huzaifa melalui pesan kepada wartawan menyebutkan korban meninggal telah mencapai sedikitnya 1.000 orang. ”Angka korban terus bertambah. Warga terus-menerus menggali kuburan,” ujarnya.
Departemen Meteorologi Pakistan mengatakan, pusat gempa berada di Provinsi Paktika dekat perbatasan dengan Pakistan, sekitar 50 kilometer dari Provinsi Khost ke arah barat daya. Guncangan gempa menyebabkan kerusakan parah, terutama di daerah yang selama ini wilayah rawan longsor.
Kantor berita Associated Press (AP) melansir, banyak bangunan di kedua wilayah yang dilanda gempa itu dibangun dengan konstruksi yang buruk sehingga mudah rusak.
Sebuah rekaman video menunjukkan, orang-orang dibawa menggunakan helikopter untuk keluar dari daerah tersebut. Di video lainnya, banyak korban gempa dirawat di sebuah lapangan, bahkan terdapat warga yang diinfus sambil duduk di luar reruntuhan rumah dan banyak orang tergeletak begitu saja di jalan dan di lapangan.
Abdul Wahid Rayan, Direktur Umum Kantor Berita Bakhtar, mengunggah status di media sosialnya bahwa setidaknya terdapat 90 rumah hancur di Paktika dan puluhan orang masih terperangkap di bawah reruntuhan.
Juru bicara pemerintah Taliban, Bilal Karimi, melalui media sosial mengatakan, gempa mengguncang empat distrik di Paktika. ”Kami mendesak semua lembaga bantuan untuk segera mengirim tim ke daerah itu untuk menangani dampak bencana lebih lanjut,” katanya.
Di Kabul, Perdana Menteri Mohammad Hassan Akhund mengadakan pertemuan darurat di Istana Kepresidenan untuk mengoordinasikan upaya bantuan bagi para korban di Paktika dan Khost.
Terasa hingga Pakistan
Gempa juga dirasakan dan berdampak di Pakistan. Beberapa daerah terpencil di Pakistan melaporkan kerusakan rumah di wilayah perbatasan dengan Afghanistan. Namun, belum bisa dijelaskan kerusakan tersebut karena gempa atau tidak karena pada saat yang bersamaan wilayah itu juga diguyur hujan.
Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif dalam sebuah pernyataan menyampaikan rasa belasungkawa atas gempa tersebut. Pihaknya akan memberikan bantuan langsung kepada para korban gempa.
Badan Seismologi Eropa (EMSC) melaporkan, getaran gempa dirasakan oleh 119 juta orang di Afghanistan, Pakistan, dan India. Luas getaran diperkirakan mencapai 310 mil atau 500 kilometer dari pusat gempa.
Salahuddin Ayubi, salah seorang pejabat dari Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, mengatakan, pihaknya mengerahkan helikopter untuk mengevakuasi korban bencana. Helikopter juga digunakan untuk mengirim tim medis dan logistik mulai dari makanan dan obat-obatan.
”Jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat karena beberapa desa berada di daerah terpencil di pegunungan dan akan membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data korban,” kata Salahuddin.
Afghanistan bukan pertama kali dilanda gempa besar seperti saat ini. Pegunungan Afghanistan dan wilayah Asia Selatan di sepanjang Pegunungan Hindu Kush merupakan wilayah rawan gempa. Sekitar 24 tahun lalu, gempa bumi berkekuatan serupa di timur laut Afghanistan menewaskan sedikitnya 4.500 orang.
Lalu pada tahun 2002 gempa bermagnitudo 6,6 mengguncang Afghanistan utara dan menewaskan 1.000 orang. Gempa juga terjadi pada tahun 2015 yang menewaskan 339 orang Afghanistan dan Pakistan bagian utara.
Haibatullah Akhundzada, pemimpin tertinggi Taliban yang sedang berkuasa, menyampaikan rasa belasungkawa dalam sebuah pernyataannya.
Melakukan operasi penyelamatan bisa menjadi tantangan besar bagi Taliban. Sejak mengambil alih Afghanistan setelah Amerika Serikat menarik pasukan militernya dari negara itu pada Agustus 2021, Taliban terputus dari banyak bantuan internasional karena sanksi yang mereka terima. (REUTERS/AP/AFP)