G20 Targetkan 15 Miliar Dollar AS untuk Penanganan Pandemi di Masa Depan
Indonesia terus mengajak negara-negara lain anggota G20 untuk mendukung dana perantara keuangan guna persiapan penanganan pandemi pada masa depan. Target pengumpulan dana itu adalah 15 miliar dollar AS.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Indonesia terus mengajak negara-negara anggota G20 untuk mendukung dana perantara keuangan (financial intermediary funds/FIF) guna persiapan penanganan pandemi pada masa depan. Sampai saat ini sudah ada lima negara dan satu lembaga internasional yang berkomitmen mengucurkan sekitar 1,1 miliar dollar AS untuk FIF. Adapun target FIF adalah 15 miliar dollar AS.
”Tentu kita berharap semua negara G20 memberikan komitmen untuk FIF,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk G20 Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers di sela-sela Pertemuan Menteri Kesehatan G20, Senin (20/6/2022), di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pertemuan Menteri Kesehatan G20 itu dihadiri oleh 80 delegasi dari sejumlah negara dan lembaga internasional. Acara tersebut dibuka oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan dihadiri secara langsung oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Selain Pertemuan Menteri Kesehatan G20, pada Selasa (21/6/2022) juga akan dilaksanakan Pertemuan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 di Sleman.
Nadia menjelaskan, salah satu agenda dalam Pertemuan Menteri Kesehatan G20 adalah memperkuat arsitektur kesehatan global untuk membangun ketahanan kesehatan global. Untuk membangun ketahanan kesehatan global, salah satu yang harus dilakukan adalah memobilisasi sumber daya keuangan dan sumber daya lain yang esensial di bidang kesehatan.
Itulah kenapa, Nadia menyatakan, G20 berupaya membentuk FIF untuk persiapan penanganan pandemi pada masa mendatang. Dia menambahkan, sampai sekarang sudah ada komitmen dana sekitar 1,1 miliar dollar AS dari lima negara dan satu lembaga internasional.
Menurut Nadia, Indonesia telah berkomitmen untuk berkontribusi 50 juta dollar AS untuk FIF, Singapura berkomitmen sebesar 10 juta dollar AS, Amerika Serikat 450 juta dollar AS, Uni Eropa 450 juta dollar AS, Jerman 52,7 juta dollar AS, dan lembaga Wellcome Trust 12,3 juta dollar AS.
Meski begitu, jumlah komitmen dana tersebut masih jauh dari target dana yang dikumpulkan untuk FIF. Nadia menyebut, target dana yang terkumpul untuk FIF adalah 15 miliar dollar AS. Oleh karena itu, dibutuhkan juga komitmen dari negara-negara lain untuk mendukung FIF.
Tiga agenda utama
Saat membuka Pertemuan Menteri Kesehatan G20, Budi Gunadi Sadikin sempat menyinggung situs Taman Sari milik Keraton Yogyakarta. Menurut Budi, Taman Sari yang merupakan taman atau kebun istana itu tidak hanya berfungsi untuk masa normal, tetapi juga disiapkan untuk digunakan pada saat krisis.
Kita juga harus membangun sistem kesehatan global yang efektif pada masa normal dan selama masa krisis. (Budi Gunadi Sadikin)
”Awalnya dibangun sebagai taman bagi Sultan untuk bekerja, meditasi, dan beristirahat pada masa normal, Taman Sari juga berfungsi sebagai benteng bagi keluarga kerajaan bersembunyi, mengasingkan diri, dan bertahan selama masa krisis,” ujar Budi.
Budi menyatakan, sejarah dan filosofi Taman Sari itu bisa menginspirasi para pemimpin di bidang kesehatan dunia untuk membangun sistem kesehatan global.
”Kita juga harus membangun sistem kesehatan global yang efektif pada masa normal dan selama masa krisis,” ujarnya.
Budi menambahkan, Pertemuan Menteri Kesehatan G20 akan membahas tiga agenda utama. Agenda pertama, memperkuat ketahanan sistem kesehatan global.
Adapun agenda kedua adalah harmonisasi standar protokol kesehatan global. Sementara itu, agenda ketiga adalah memperluas pusat manufaktur dan penelitian global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.