Dibukanya istana kepresidenan Korea Selatan atau Gedung Biru untuk umum menjadi simbol pemerintahan Korea Selatan di bawah Presiden Yoon Suk Yeol untuk lebih mendengarkan aspirasi rakyat.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·5 menit baca
Rabu, 1 Juni 2022, adalah waktu penyelenggaraan pemilu lokal di Korea Selatan. Bagi sebagian warga, hari libur ini tidak hanya diisi dengan menggunakan hak suaranya, tetapi juga berwisata ke Cheong Wa Dae, lebih dikenal dengan Blue House atau Gedung Biru, istana kepresidenan Korea Selatan yang beralamat di Sejong-ro 1, Seoul.
Ribuan pengunjung tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berkeliling kompleks Gedung Biru atau masuk ke bangunan utama dan melihat lebih dekat tempat Presiden Korea Selatan berkantor selama ini. Kunjungan ribuan wisatawan ini menjadi semacam perayaan atau pesta rakyat. Betapa tidak, selama 74 tahun terakhir sejak pemerintahan Korea Selatan terbentuk secara resmi tahun 1948, Gedung Biru yang terletak di kaki Gunung Bukak di bagian belakang kompleks Istana Gyeongbokgung tidak tersentuh warga biasa.
Sejak dibuka untuk umum pada 10 Mei 2022, antusiasme wisatawan lokal ataupun asing mengunjungi Gedung Biru seperti tidak pernah surut. Hari Rabu yang cerah itu, pengunjung anak-anak hingga lansia tertib mengantre sepanjang lebih kurang 300 meter hingga ke gerbang depan agar bisa masuk ke gedung utama. ”Ini pertama kali saya ke sini. Ternyata ramai dan banyak warga yang antusias,” ujar Stella Choe, warga Korea-Amerika yang menjadi penerjemah rombongan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation.
Di luar bangunan utama Gedung Biru, banyak wisatawan berfoto di beberapa tempat terbaik, antara lain di depan pintu masuk dan di jalur masuk sebelah kiri Gedung Biru. Tidak sedikit juga yang mengantre masuk Gedung Yeongbingwan, aula resepsi negara, atau sekadar berkeliling menelusuri setiap bangunan di kompleks Gedung Biru.
Luas kompleks Gedung Biru mencapai 62 hektar, hampir empat kali lebih luas dari Gedung Putih di Amerika Serikat. Dinamai Gedung Biru karena bangunan utamanya memakai 150.000 genting biru bergaya Korea.
Pengunjung bisa melihat lebih dekat bangunan-bangunan utama dan taman di dalam kompleks ini. Di antaranya bangunan utama Gedung Biru, kediaman keluarga presiden, Yeongbingwan, Sangchunjae (bangunan ekshibisi bergaya Hanok), Chunchugwan (tempat jumpa pers), dan Istana Chilgung. Taman Nokjiwon dengan 120-an jenis tanamannya dan Mugunghwa, taman yang dulu menjadi lokasi rumah aman badan intelijen Korea, juga bisa dikunjungi.
Bagian dalam
Pengunjung juga diperbolehkan masuk ke dalam bangunan utama Gedung Biru meski tidak semua ruangan dibuka aksesnya. Saat memasuki gedung, pengunjung harus membungkus alas kaki dengan kain warna biru yang sudah disediakan. Meski bisa masuk ke bagian dalam Gedung Biru, pengunjung tidak bisa bebas mengeksplorasi ruangan yang ada. Pengelola memasang pembatas yang mengarahkan wisatawan bergerak menyusuri ruangan demi ruangan dalam arah tertentu.
Tangga berkarpet merah dengan latar belakang gambar peta Korea menyambut wisatawan begitu memasuki bagian dalam paling depan Gedung Biru. Dari situ, pengunjung diarahkan menuju Chungmusil, ruang di sisi timur yang biasa dipakai resepsi bersama tamu negara atau menggelar pertunjukan.
Di ruang Chungmusil inilah Presiden Moon Jae-in, Presiden Korea Selatan 2017-2022, menerima Jin, RM, Suga, J-Hope, Jimin, V, dan Jungkook, personel BTS, pada 14 September 2021. Megabintang K-Pop ini ditunjuk menjadi utusan khusus presiden untuk generasi masa depan dan budaya.
Kekuasaan presiden sesungguhnya berasal dari rakyat. Dengan pemikiran mendalam yang terpatri dalam hati ini, saya akan mendengar setiap suara rakyat
Dari Chungmusil, pengunjung diarahkan menuju Inwangsil, aula perjamuan yang dinamai seperti nama gunung di sebelah barat Gedung Biru, Inwangsan. Tidak seperti banyak ruang di bangunan utama, aula ini didesain dengan gaya Barat dengan dinding putih susu dan lampu gantung kandil. Ruangan ini juga kerap dipakai sebagai tempat jumpa pers bersama tamu negara.
Di lantai 2, pengunjung bisa melihat ruang kerja presiden yang bersisian dengan ruang tamu di mana presiden menerima lawatan kenegaraan pemimpin atau perwakilan negara lain.
Taman belakang istana
Sejarah berdirinya Gedung Biru bisa dirunut hingga tahun 1104, tahun ke-9 Raja Sukjong berkuasa di masa Dinasti Goryeo (918-1392). Di masa itu, sebuah aula kerajaan dibangun di lokasi Gedung Biru sekarang.
Keberadaan Cheong Wa Dae kembali muncul dalam sejarah di masa Dinasti Joseon (1392-1910). Banyak yang meminta ibu kota dipindah ke lokasi itu. Setelah Gyeongbokgung, istana kerajaan Joseon, rampung dibangun, taman belakang istana tersebut merupakan lokasi di mana Gedung Biru sekarang berada.
Kemegahan istana Gyeongbokgung dan taman belakangnya terbakar habis saat invasi Jepang ke Korea tahun 1592. Reruntuhannya bertahan hampir 270 tahun hingga 1865 ketika Pangeran Heungseon membangunnya kembali.
Selama pendudukan kolonial Jepang di Korea (1910-1945), di taman belakang istana Gyeongbokgung dibangunlah rumah dinas gubernur jenderal Jepang. Tempat ini kemudian berganti nama menjadi Gyeongmudae.
Setelah Republik Korea resmi berdiri pada 15 Agustus 1948, Presiden Syngman Rhee dan istrinya pindah ke Gyeongmudae dari rumah pribadinya di Ihwajang. Setelah pelantikan Presiden Yun Bo-seon, Presiden keempat Korea Selatan, nama Gyeongmudae diubah menjadi Chong Wa Dae atau Gedung Biru karena bangunan itu memakai 150.000 genting berwarna biru.
Pembukaan Gedung Biru saat ini merupakan bagian dari janji presiden Korea Selatan yang baru, Yoon Suk Yeol, untuk meninggalkan istana. Ia memindahkan istana dan kantor presiden ke kompleks Kementerian Pertahanan di Distrik Yongsan, Seoul, berjarak 5 kilometer dari Gedung Biru.
Alasan Yoon memindahkan istana kepresidenan ke lokasi baru di kompleks kementerian pertahanan karena adanya fasilitas komando keamanan. Ia hendak membangun kompleks istana kepresidenan menjadi mirip dengan Gedung Putih di AS.
Menurut Yoon, akses penuh pada kompleks Gedung Biru akan membuat jalan yang terbentang dari Gwanghwamun hingga Gunung Bugaksan menjadi lebih indah dan menjadi ikon sejarah budaya bangsa Korea.
“Kekuasaan presiden sesungguhnya berasal dari rakyat. Dengan pemikiran mendalam yang terpatri dalam hati ini, saya akan mendengar setiap suara rakyat,” kata Yoon pada laman resmi Gedung Biru.
Seperti dikutip Reuters (18 Maret 2022), juru bicara Presiden Yoon, Kim Eun-hye, menyebutkan, Gedung Biru merupakan simbol kekuasaan absolut dalam sejarah Korea Selatan. Karena itu, keputusan Presiden Yoon untuk tidak berkantor di situ adalah sikap yang mengembalikan kekuasaan kepada rakyat.
”Dengan membangun pemerintahan yang lebih baik, saya akan berusaha memenuhi harapan dan aspirasi rakyat. Saya akan menjadi juara yang tak kenal lelah dan tanpa kompromi setiap hari serta bekerja untuk kepentingan nasional, diplomasi, dan keamanan nasional kita,” kata Yoon.