Dialog Shangri-La di Singapura, 10-12 Juni, akan mempertemukan Amerika Serikat dan China dalam urusan keamanan di satu ruangan. Perdebatan keras berpeluang terjadi dalam forum itu.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
SINGAPURA, KAMIS – Menteri Pertahanan Amerika Serikat-China akan bertemu dalam isu keamanan Asia-Pasifik pada Dialog Shangri-La di Singapura, 10-12 Juni. Kesempatan langka ini terjadi saat kompetisi di antara dua adidaya itu makin meningkat di Asia-Pasifik dalam beberapa bulan terakhir.
”Meskipun Jepang menjadi pembicara kunci tahun ini, hal yang dinanti-nanti oleh peserta Dialog Shangri-La adalah pertemuan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin dengan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe,” kata Meia Nouwens, peneliti isu pertahanan dan keamanan China dari International Institute for Strategic Studies (IISS), kepada Rappler.
Kompetisi antara AS dan China makin sengit dalam beberapa tahun terakhir. AS yang dulu menikmati hegemoni global dalam dunia unipolar kini mendapat saingan dengan munculnya China sebagai kekuatan baru di bidang ekonomi dan militer.
Ketegangan ini acap kali terekspresikan dalam berbagai bentuk, baik langsung maupun melalui proksi. Episentrumnya terutama berlokasi di Asia-Pasifik. ”Akan menarik melihat dialog, bahkan mungkin akan terjadi debat, di antara kedua belah pihak,” kata Nouwens. Debat keras diperkirakan akan terjadi.
Dialog Shangri-La adalah forum tahunan yang digelar IISS sejak 2002. Tujuannya untuk mengupayakan perdamaian dan keamanan. Peserta utama adalah para menteri pertahanan dan perwakilan bidang pertahanan dari 42 negara.
Tahun ini, delegasi dari 42 negara akan bertatap muka secara langsung guna mendiskusikan keadaan pertahanan dan keamanan di Asia-Pasifik. Selama dua tahun terakhir, 2020-2021, acara digelar secara virtual akibat pandemi Covid-19.
Indonesia bersama dengan AS dan China termasuk negara yang akan hadir dalam pertemuan itu. Ada pula perwakilan perusahaan pembuat persenjataan dan kontraktor keamanan.
Rusia dikabarkan tidak akan mengirim perwakilan ke Dialog Shangri-La 2022. Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dijadwalkan berbicara secara daring pada Sabtu (11/6/2022).
Sejumlah pengamat memperkirakan Dialog Shangri-La tahun ini akan fokus pada dua negara, yaitu China dan Rusia. China berkaitan dengan meningkatnya ketegangannya dalam menghadapi AS dan sekutunya di Asia-Pasifik, sementara Rusia berkaitan dengan perang Rusia-Ukraina.
China diperkirakan akan menjadi target kritik oleh AS dan negara sekutunya. Isu yang akan ditembakkan antara lain soal kedekatan China dengan Rusia. Isu Taiwan dan sengketa wilayah dengan sejumlah negara diperkirakan juga akan diangkat.
Wei tentu tidak akan tinggal diam dalam kesempatan itu. Ia pasti akan balas mengkritik perilaku AS yang berusaha memecah belah kekompakan wilayah Asia-Pasifik. Pakta pertahanan Australia-Inggris-AS dan Quadrilateral, misalnya, dianggap menggoyang keseimbangan kawasan.
China akan membandingkannya dengan Inisiatif Keamanan Global buatan mereka yang dianggap lebih baik karena mengedepankan jejaring dan kerja sama. Wei juga akan mengingatkan semua pihak agar menghormati kesepakatan Satu China (One China Policy) yang menyatakan bahwa Taiwan merupakan wilayah di bawah Beijing.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida akan menjadi kepala negara yang memberi pidato kunci pada acara tahun ini. Dilansir dari media Nikkei, Kishida akan menjelaskan alasan meningkatnya anggaran Jepang untuk angkatan bersenjatanya. Padahal, sejak Perang Dunia II berakhir, Jepang berjanji tak akan membangun militer yang invasif terhadap wilayah lain.
Dinamika yang dikaitkan dengan China dan Rusia, misalnya, dijadikan dasar oleh Jepang untuk meningkatkan anggaran militer mereka. Dalam hal China, Jepang menganggap kapal-kapal China intrusif di perairan Pulau Senkaku. Demikian pula dalam sengketa antara Jepang dan Rusia di wilayah bagian utara.
Para pengamat politik internasional memperkirakan Kishida akan mengambil langkah lebih tegas dibandingkan dengan Shinzo Abe, pendahulunya. Sejauh ini, Kishida cenderung memperbanyak kehadiran militer Jepang di wilayah sengketa, terutama Pulau Senkaku.
Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi akan menggelar rapat bersama dengan Wei untuk membahas status Pulau Senkaku. Mereka juga akan membahas mengenai makin intrusifnya militer China di perairan Taiwan. Wilayah ini bersinggungan dengan perairan Pulau Okinawa milik Jepang.
Dilansir dari kantor berita Kyodo, sebuah kapal induk China bernama Liaoning berlabuh di perairan Okinawa pada Mei lalu. Dari kapal tersebut, pesawat tempur dan helikopter militer China tinggal landas ataupun mendarat.
Mantan pejabat Pentagon yang kini menjadi pengamat militer AS, Elbridge Colby, kepada Rappler menyebutkan bahwa Austin sendiri tidak boleh hanya bermodal ucapan. ”Negara-negara di Asia, terutama Asia Tenggara, ingin melihat AS memberi janji konkret terkait kerja sama keamanan,” ujarnya.
Selama ini, AS menawarkan kerja sama, seperti Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF). Akan tetapi, tidak ada upaya nyata seperti penurunan tarif ekspor dan impor ataupun bantuan militer kepada negara-negara mitra. Apabila AS ingin Asia Pasifik berpaling dari pengaruh China, harus ada imbalan nyata yang bisa mereka berikan.