Rusia Kuasai 90 Persen Luhansk, Ukraina Masih Bertahan
Pasukan Rusia mengklaim telah menguasai sebagian besar kota Sievierodonetsk, yang menjadi kunci keberhasilan untuk merebut wilayah Donbas, Ukraina timur. Namun, Ukraina belum menyerah.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·5 menit baca
KYIV, RABU – Pasukan Rusia melipatgandakan serangannya atas kota Sievierodonetsk dan sejumlah kota terdekat di Luhansk, Donbas, Ukraina timur. Moskwa mengklaim telah menguasai 90 persen Provinsi Luhansk. Sementara pasukan Ukraina masih bertahan.
Saat ini, penguasaan wilayah Donbas, terdiri atas Provinsi Luhansk dan Donetsk, menjadi target utama serangan militer Rusia. Berdasarkan sensus 2001, bahasa Rusia digunakan oleh 75 persen penduduk Donetsk dan 69 persen penduduk Luhansk.
Sebagian wilayah Donbas telah dikuasai oleh separatis Ukraina yang didukung penuh Moskwa sejak 2014. Dalam konteks Provinsi Luhansk, Moskwa mengklaim telah menguasai lebih dari 90 persen wilayah itu. Bagi Rusia, penguasaan kota Sievierodonetsk menjadi langkah strategis untuk menguasai sepenuhnya Luhansk.
Moskwa mengklaim telah menguasai sebagian besar wilayah Sievierodonetsk atau Severodonetsk. Menurut Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, pasukannya telah ”membebaskan sepenuhnya” semua daerah permukiman, tetapi belum menguasai zona industri Sievierodonetsk.
Sekitar 800 warga sipil yang terperangkap dalam pertempuran telah mengungsi di pabrik kimia Azot. Hal itu disampaikan seorang pengacara Ukraina yang perusahaannya membawahi fasilitas tersebut.
Staf Umum Militer Kiev menyebut pasukan Ukraina masih bisa menahan serangan Rusia. Gubernur Luhansk Sergiy Gaiday mengatakan, tentara Ukraina belum menyerah. Tentara Ukraina mundur ke posisi pertahanan yang lebih kuat.
Gaiday menyebutkan, Rusia menggempur Sievierodonetsk tanpa henti, yakni selama ”24 jam tiap hari”. Serangan ini dilancarkan setelah Rusia-Ukraina terlibat pertempuran sengit di jalanan selama berhari-hari.
”Pertempuran masih berkecamuk dan tidak ada yang mau menyerahkan kota itu (kepada pasukan Rusia), sekalipun militer kami harus mundur ke posisi (pertahanan) yang lebih kuat. Ini tidak berarti seseorang telah menyerahkan kota (Sievierodonetsk) itu. Tidak ada yang akan menyerahkan apa pun,” katanya.
Gaiday menambahkan bahwa Lysychansk, kota tetangga Sievierodonetsk yang dibatasi sebuah sungai, juga telah diserang dengan tembakan artileri oleh pasukan Rusia. Menurut dia, seorang pria tewas di sebuah jalan di pusat kota itu dan seorang wanita terluka dirawat di rumah sakit setempat, Selasa (7/6/2022). Laporan ini tak bisa diverifikasi wartawan.
Kota Sievierodonetsk dan Lysychansk, keduanya dipisahkan oleh sebuah sungai, adalah wilayah terakhir di Luhansk yang masih berada di bawah kendali Ukraina. Kota-kota lain di Luhansk sudah direbut penuh pasukan Rusia dan separatis Ukraina dukungan Moskwa, yang menguasai sebagian wilayah itu sejak 2014. Rusia menyerang Sievierodonetsk selama 24 jam terakhir.
Staf Umum Militer Ukraina, Rabu, mengatakan, pasukan Ukraina berhasil menahan serangan di Sievierodonetsk. ”Tentara kami berhasil menahan serangan di kota Sievierodonetsk,” kata Staf Umum Militer Ukraina sambil menambahkan bahwa pasukannya juga berhasil menahan serangan di kota Toshkivka dan Ustynivka, Ukraina selatan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pernyataan video, Rabu pagi WIB, mengapresiasi pasukan Ukraina yang terus melawan agresi. ”Pembelaan yang sungguh-sungguh heroik atas wilayah Donbas sedang berlangsung,” katanya.
Walau demikian, Zelenskyy mengakui, upaya mempertahankan Sievierodonetsk dan kota-kota terdekat, yakni Lysychansk dan Popasna, tetap menjadi bagian pertempuran yang paling sulit. ”Sangat terasa, penjajah tidak percaya bahwa perlawanan militer kami akan begitu kuat. Mereka kini mencoba untuk membawa sumber daya baru ke Donbas,” katanya tanpa merinci.
Citra satelit dari Maxar Technologies yang dikumpulkan pada Senin (6/6) menunjukkan adanya kerusakan parah di Sievierodonetsk dan kota terdekat lainnya, Rubizhne. Namun, wartawan yang mendapat gambar satelit itu tidak bisa memverifikasinya karena hambatan komunikasi dan teknis.
Di Ukraina selatan, salah satu medan pertempuran lainnya dalam perang Rusia-Ukraina, otoritas berwenang Ukraina menuding bahwa serangan Rusia telah menyasar area-area pertanian. Bahkan, sejumlah serangan Rusia telah menyasar lumbung atau gudang penyimpanan. Hal itu berisiko memperparah krisis pangan global yang menyebabkan kelaparan di beberapa negara.
Kota besar kedua Ukraina, yakni Kharkiv, juga telah diserang oleh Rusia pada Selasa setelah sempat tenang tanpa serangan dalam beberapa pekan terakhir. Wali kota setempat mengatakan, satu orang tewas. Viacheslav Shulga, seorang karyawan di sebuah restoran piza di utara Kharkiv, berharap restoran bisa segera dibuka kembali jika situasinya normal.
Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum terbesar di dunia. Negara-negara Barat menuduh Rusia menciptakan risiko kelaparan global dengan menutup pelabuhan di Laut Hitam Ukraina. Komando Militer Selatan Ukraina di Facebook, Rabu, juga mengklaim bahwa serangan Rusia terhadap area pertanian di wilayah Mykolaiv berisiko memperparah krisis pangan di seluruh dunia.
Moskwa menyangkal bertanggung jawab atas krisis pangan internasional dan menyalahkan sanksi Barat. Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan, tanggung jawab ada di tangan Ukraina, bukan di pihak Rusia. Ukraina dapat mengaktifkan lagi ekspornya melalui pelabuhan di Laut Hitam. Tidak ada tindakan yang diperlukan di pihak Rusia karena Moskwa telah membuat komitmen yang dibutuhkan.
”Kami menyatakan setiap hari bahwa kami siap untuk menjamin keselamatan kapal yang meninggalkan pelabuhan Ukraina dan menuju Teluk (Bosphorus). Kami siap untuk melakukan itu dalam kerja sama dengan rekan-rekan Turki kami,” katanya.
”Operasi militer khusus” Rusia di Ukraina berjalan sesuai dengan rencana. Pembicaraan damai perlu dilanjutkan sebelum ada kemungkinan pembicaraan antara Presiden Vladimir Putin dan Zelenskyy.
Lavrov mengatakan, ”operasi militer khusus” Rusia di Ukraina berjalan sesuai dengan rencana. Pembicaraan damai perlu dilanjutkan sebelum ada kemungkinan pembicaraan antara Presiden Vladimir Putin dan Zelenskyy.
Lebih dari dua minggu sejak pengepungan kota Mariupol di Ukraina selatan berakhir, kantor berita Rusia, Tass, melaporkan, lebih dari 1.000 tentara Ukraina yang menyerahkan diri di kota itu telah dipindahkan ke Rusia sebagai tawanan perang. Sementara merujuk kantor berita Ukraina, Ukrinform, Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan, 31.250 tentara Rusia tewas dalam perang selama 24 Februari hingga 6 Juni.