Sejak perang Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari 2022, Polandia menjadi salah satu negara paling keras memprotes Rusia. Warsawa pun terus mendesak pengenaan sanksi terhadap Moskwa, termasuk pada sektor energi.
Oleh
KRIS MADA DAN HARRY SUSILO DARI WARSAWA, POLANDIA
·4 menit baca
Sepanjang 2021, Polandia mendapatkan 9,9 miliar meter kubik gas dari Rusia. Ini hampir separuh dari total kebutuhan gas negara itu. Namun, mulai April 2022, Polandia sama sekali tidak mendapat pasokan gas dari Rusia.
”Polandia kini sepenuhnya bebas dari Rusia,” kata Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki selepas penghentian pasokan gas dari Moskwa ke Warsawa pada April 2022.
Pada 2 Juni 2022, Morawiecki membuat pernyataan lebih keras soal sanksi kepada Rusia. Sebab, ia menilai Uni Eropa (UE) terlalu lembek kepada Moskwa. Setelah berkali-kali berunding, UE tidak kunjung memberlakukan sanksi total pada sektor energi Rusia.
Sebab, sejumlah negara Eropa yang bergantung pada pasokan gas dan minyak Rusia keberatan jika sanksi diterapkan langsung dalam waktu dekat. Ujung-ujungnya, Eropa masih terus membayar miliaran euro ke Moskwa untuk impor energi hanya dalam beberapa bulan terakhir saja.
”Seluruh komunitas internasional, jika mengaku demokratis dan patuh hukum, harus malu atas sikap (mereka) terhadap Rusia,” katanya.
Berhentinya pasokan minyak Rusia ke Polandia menyebabkan harga gas dan minyak di Polandia naik. Harga gas naik lebih dari 50 persen. Sementara harga minyak dua kali lipat, dari rata-rata 3,9 zloty per liter menjadi 7,9 zloty per liter.
Warga Polandia bersiap pada kemungkinan harga gas dan minyak yang akan terus semakin melonjak. Sebab, pasokan di seluruh dunia belum stabil.
Saat ini, kenaikan belum terlalu tinggi karena warga tidak butuh banyak energi sepanjang musim panas. Di musim dingin, lain lagi ceritanya. Gas dan minyak Rusia membantu warga Polandia tetap hangat kala suhu di bawah nol derajat celsius. Sebab, mesin penghangat beroperasi dengan gas dari Rusia.
Hubungan Rusia-Polandia memiliki sejarah panjang penuh turbulensi sejak abad pertengahan. Selama beberapa abad, beberapa kali perang terjadi di antara kedua wilayah itu.
Sejak masa kekaisaran Rusia sampai Uni Soviet, Moskwa menduduki Polandia. Bahkan, pembebasan Warsawa dari pasukan Jerman oleh tentara Uni Soviet pada 1939 hanya berujung pada pendudukan Uni Soviet atas Polandia.
Pada masa itu, Uni Soviet membangun sejumlah infrastruktur di Polandia. Salah satunya adalah jaringan pipa Yamal. Uni Soviet juga mengembangkan sejumlah industri di negara itu. Moskwa juga memasok senjata militer ke Polandia.
Semua ”tali asih” itu tidak cukup mengikis kebencian Polandia kepada Uni Soviet. Kebencian ini pada perjalanannya terkonversi kepada Rusia. Salah satu ekspresinya adalah keinginan sejumlah warga Polandia untuk menghapus hal-hal yang berbau Uni Soviet atau Rusia.
Di Warsawa, simbol hubungan Polandia-Rusia paling mencolok adalah Pałac Kultury i Nauki. Dibangun pada 1955 di pusat kota, sesuai namanya, gedung itu menjadi pusat kebudayaan.
Di dalamnya terdapat perpustakaan, museum, dan bioskop. Sebagian orang Polandia, termasuk Morawiecki, mau gedung itu dihancurkan saja sekalipun sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.
Salah satu gedung tertinggi di Eropa itu merupakan hadiah pemimpin Uni Soviet, Joseph Stalin, kepada Polandia. Stalin memerintahkan pembangunan gedung itu. Awalnya, nama gedung itu adalah Istana Kebudayaan Joseph Stalin.
Setelah Stalin jatuh dan selepas Polandia terlepas dari Uni Soviet, semua hal terkait Stalin dan Uni Soviet berusaha dihapus. Sejumlah politisi menggunakan alasan rasional, yakni bahwa biaya perawatan gedung itu mahal.
Sebagian lagi semata-mata beralasan tak ingin melihat jejak Uni Soviet dan Rusia di Polandia. Hubungan Moskwa-Warsawa memang diwarnai kegetiran bagi Polandia.
Serangan Rusia ke Ukraina menambah alasan kebencian Polandia kepada Rusia. Polandia menjadi pintu utama aliran senjata barat ke Ukraina. Bahkan, Polandia menawarkan sebagian cadangan persenjataannya ke Ukraina.
Kini, di kota-kota perbatasan Polandia-Ukraina kerap terlihat konvoi kendaraan pengangkut persenjataan ke Ukraina. Kereta dari Polandia ke Ukraina berkali-kali berisi aneka peralatan perang dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan negara lain untuk Ukraina.
Polandia jadi pilihan karena menjadi negara terdekat dengan pangkalan utama Amerika Serikat di Jerman dengan perbatasan Ukraina. Butuh biaya lebih besar dan biaya lebih banyak jika harus lewat Romania. Konvoi dari Romania harus lewat Moldova yang bukan anggota NATO.
Moldova sendiri sudah lama tak berdaya oleh manuver Moskwa. Sebagian wilayah Moldova dikuasai separatis sokongan Rusia. Selama perang Rusia-Ukraina, berkali-kali rudal Rusia lewat wilayah udara Moldova sebelum menghantam Ukraina. Rudal-rudal itu terbang puluhan kilometer melintasi wilayah udara Moldova.
Pada 1991, Tembok Berlin runtuh dan Uni Soviet bubar. Tidak lama kemudian, Polandia mendaftar menjadi anggota NATO. Pendaftaran itu akhirnya disetujui pada Maret 1999.