Pemerintah Iran mengaku menyita dua kapal tanker milik Yunani yang membawa sekitar 2 juta barel minyak. Penyitaan ini adalah tindakan balasan karena Yunani mengirim minyak Iran ke AS.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
TEHERAN, MINGGU – Pemerintah Iran mengakui bahwa Pasukan Garda Revolusi menyita dua kapal tanker, The Prudent Warriors dan Delta Poseidon, pada 27 Mei lalu di Teluk Persia. Penyitaan, yang dianggap Yunani sebagai pembajakan, adalah tindakan pembalasan setelah pemerintahan Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengonfirmasi akan mengirim 115.000 ton minyak milik Iran yang disita bulan April ke Amerika Serikat.
Pengakuan bahwa anggota Pasukan Garda Revolusi yang melakukan penyitaan tanker Iran disampaikan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Sabtu (4/6/2022).
“Bahan bakar (milik) Iran dicuri oleh Yunani. Kemudian pasukan pemberani menebusnya dengan merebut kapal musuh. Siapa bajak laut itu? Anda mencuri minyak kami, kami mengambilnya kembali dari Anda. Andalah yang (sebenarnya) telah mencuri minyak kami,” kata Khamenei, disela-sela pidato peringatan wafatnya Ayatollah Ali Rohullah Khomeini tahun 1989, yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi pemerintah.
Tindakan menyita kapal tanker milik para pihak, baik Yunani maupun Iran, telah meningkatkan ketegangan dengan negara-negara Barat, terutama setelah negosiasi soal program nuklir Iran mengalami kebuntuan. Tidak hanya itu, pembunuhan beberapa perwira Pasukan Garda Revolusi, yang diduga dilakukan oleh rival-rival Iran, seperti halnya pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir negara itu, telah menaikkan suhu geopolitik di kawasan.
Sebuah gambar satelit yang dianalisis oleh Associted Press, Rabu pekan lalu mengonfirmasi bahwa salah satu dari dua kapal tanker masih berada di lepas pantai Bandar Abbas, kota pelabuhan Iran. Gambar satelit yang dianalisis oleh Planet Labs PBC memperlihatkan kapal tanker The Prudent Warrior, kapal yang memiliki bobot 81287 ton itu, masih berada di antara Bandar Abbas dan Pulau Qeshm ,Iran.
Sementara, satu kapal lainnya, Delta Poseidon, belum diketahui keberadaannya. Menurut catatan penjaga pantai Yunani, setidaknya di atas kapal tersebut terdapat sembilan warga Yunani dan satu orang warga Siprus.
Kelompok advokasi AS United Against Nuclear Iran (UANI), yang memantau lalu lintas kapal tanker terkait Iran melalui pelacakan kapal dan satelit, mengatakan Prudent Warrior membawa muatan minyak Qatar dan Irak, sementara Delta Poseidon memuat minyak Irak. Setiap kapal membawa sekitar satu juta barel, katanya.
Penyitaan tanker oleh Iran adalah tindakan terbaru dari sejumlah pembajakan yang pernah terjadi di Selat Hormuz, mulut sempit di ujung Teluk Persia, jalur perdagangan seperlima minyak dunia. Angkatan Laut AS berulang kali menyalahkan Teheran atas serangkaian serangan ranjau limpet yang merusak kapal tanker tahun 2019.
Teheran juga diduga teribat dalam penyitaan kapal tanker Stena Impero berbendera Inggris di tahun yang sama. Ini adalah tindakan balasan atas tindakan Inggris menahan kapal tanker minyak Iran di lepas pantai Gibraltar. Iran melepas kapal tersebut setelah pemerintah Inggris juga melepas kapal tanker milik Iran.
Tahun lalu, Iran juga sempat menyita dan menahan sebuah kapal tanker berbendera Korea Selatan selama berbulan-bulan setelah kedua pihak berselisih paham soal dana milik Iran yang dibekukan oleh bank Pemerintah Korsel.
Selain itu, Angkatan Laut AS juga menuding militer Iran terlibat dalam serangan pesawat nirawak (UAV) terhadap sebuah kapal tanker yang mengakibatkan tewasnya dua awak kapal asal Eropa tahun lalu.
Kantor berita semi-resmi Iran Tasnim, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan, sebanyak 17 kapal Yunani masih berada di Teluk Persia dan sewaktu-waktu bisa disita oleh Garda Revolusi jika Yunani melanjutkan tindakannya, mengirimkan minyak Iran ke Amerika Serikat. (AP/AFP/Reuters)