Rusia Hancurkan Kota Pusat Industri, AS Kirim Rudal Tercanggih ke Ukraina
Pasukan Rusia berada di atas angin untuk menguasai seluruh wilayah Luhansk. Ukraina akan dipasok AS dengan sistem senjata tercanggih untuk menahan laju militer Rusia.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·5 menit baca
KIEV, KAMIS — Ketika Rusia berusaha keras merebut kota Sievierodonetsk di Ukraina timur, Rabu (1/6/2022), Amerika Serikat bersiap mengirimi Kiev roket atau rudal tercanggih. Langkah ini dimaksudkan Washington untuk menekan Moskwa agar menghentikan perang dan duduk di meja perundingan.
Sievierodonetsk adalah pusat industri di Donbas, Ukraina timur. Donbas, yang meliputi Donetsk dan Luhansk, menjadi fokus serangan Rusia mulai April lalu. Moskwa memulai invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Merebut Sievierodonetsk, kota di wilayah Luhansk, dinilai sebagai kunci keberhasilan Rusia menguasai Ukraina timur.
Staf Umum militer Ukraina mengatakan, agresi militer Rusia di Ukraina telah memasuki hari ke-98, Rabu. Selain menggempur Sievierodonetsk, Rusia juga menarget infrastruktur utama di Ukraina timur dan selatan. Upaya merebut kendali atas Sievierodonetsk telah terjadi dalam beberapa hari ini.
Kantor berita Reuters menyebut, jika Rusia berhasil merebut Sievierodonetsk dan kota kembarannya yang lebih kecil, Lysychansk, di barat sungai Siverskyi Donets, Moskwa sejatinya telah menguasai seluruh Luhansk. Wilayah di bawah milisi pro-Rusia itu merupakan target utama perang Rusia.
Gubernur Luhansk, Serhiy Gaidai, Selasa (31/5/2022), mengatakan, sebagian besar wilayah kota Sievierodonetsk telah compang-camping. Bangunan di kota itu telah berubah menjadi puing-puing. Hampir semua infrastrukturnya hancur, sekitar 60 persen properti perumahan rusak berat.
”Penembakan Rusia telah membuat pengiriman bantuan atau evakuasi warga di kota itu menjadi mustahil,” kata Gaidai. Ia menambahkan bahwa semua bangunan yang dihantam rudal Rusia takkan bisa diperbaiki. Infrastruktur kota itu rusak parah.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dalam buletin intelijen terbarunya bahwa pasukan Rusia, termasuk milisi Chechnya, kini telah menguasai lebih dari separuh Sievierodonetsk. Capaian yang dibuat Rusia dan milisi Chechnya terjadi dalam dua hari pertempuran jalanan yang intensif.
Seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, Leonid Pasechnik, Pemimpin Republik Rakyat Luhansk yang didukung Moskwa, mengatakan, proksi Rusia telah bergerak lambat daripada yang diharapkan untuk ”menjaga infrastruktur kota”. Mereka berhati-hati karena berada di dekat pabrik kimia.
Sekretaris Jenderal Badan Bantuan Dewan Pengungsi Norwegia Jan Egeland, yang sejak lama beroperasi di luar Sievierodonetsk, mengatakan, kehancuran kota itu ”mengerikan”. Sekitar 12.000 warga sipil terjebak di kota itu. ”Mereka tanpa air, makanan, obat-obatan, dan listrik,” kata Egeland.
Menurut Egeland, pengemboman yang terjadi setiap saat dan terus-menerus telah memaksa warga sipil mencari perlindungan di ruang bawah tanah. ”Hanya sedikit peluang bagi mereka untuk mencoba melarikan diri,” katanya.
Senjata tercanggih
Sementara itu, di Washington DC, Presiden AS Joe Biden mengumumkan suplai sistem roket atau rudal dan amunisi tercanggih yang dapat menarget dengan presisi tinggi ke sasaran jarak jauh Rusia. Itu adalah bagian dari paket senjata senilai 700 juta dollar AS, yang diharapkan mulai diluncurkan pada Rabu kemarin.
”Kami telah bergerak cepat untuk mengirim Ukraina sejumlah besar persenjataan dan amunisi sehingga (Ukraina) dapat bertarung di medan perang dan berada dalam posisi terkuat di meja perundingan,” tulis Biden dalam sebuah opini di The New York Times, 31 Mei 2022.
Seorang pejabat senior AS mengungkapkan, pasokan terbaru itu meliputi pesawat nirawak dan rudal anti-pesawat, termasuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS). HIMARS adalah versi tercanggih, lebih ringan, dan lebih gesit dari Sistem Peluncur Multi Roket (MLRS) M270 MLRS yang dikembangkan pada 1970-an untuk pasukan AS dan sekutu.
Menurut Kiev, senjata itu amat ”penting” untuk melawan serangan rudal Rusia. Paket baru AS itu termasuk amunisi, radar pendeteksi proyektil artileri, radar pengawasan udara, rudal antitank Javelin, kendaraan taktis, helikopter, dan suku cadang. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah meminta bantuan senjata lebih banyak untuk melawan Rusia.
Pada pertemuan dengan hampir 50 menteri pertahanan, Senin (23/5/2022), Menhan AS Lloyd Austin menyebut, beberapa negara juga sepakat mengirim senjata canggih, termasuk rudal Harpoon.
Di Berlin, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa negaranya juga bersiap memasok Ukraina dengan sistem pertahanan permukaan-ke-udara jarak menengah IRIS-T. ”Kami telah mengirimkan terus-menerus sejak awal perang,” kata Scholz, Rabu.
Ia menambahkan, lebih dari 15 juta butir amunisi, 100.000 granat tangan, dan lebih dari 5.000 ranjau antitank telah dikirim ke Ukraina sejak Rusia menginvasi negara itu. ”Baru-baru ini, pemerintah telah memutuskan bahwa kita akan memberikan sistem pertahanan udara Jerman paling modern, yakni rudal IRIS-T,” kata Scholz kepada parlemen.
Risiko konfrontasi langsung
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov kepada kantor berita Rusia, RIA Novosti, mengatakan, paket bantuan senjata canggih AS itu ”sangat negatif”. Bahkan, paket sistem roket atau rudal dan amunisi canggih yang dikirim ke Ukraina akan meningkatkan risiko konfrontasi langsung.
Mengatasi kekhawatiran bahwa senjata semacam itu dapat menarik AS ke dalam konflik langsung, Washington mengatakan, Ukraina memberikan jaminan bahwa rudal tidak akan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia. ”Sistem ini akan digunakan untuk mengusir Rusia di wilayah Ukraina, tetapi mereka tidak akan digunakan pada target di wilayah Rusia,” kata seorang pejabat AS.
Beberapa pihak menilai, pengerahan senjata canggih dapat memperburuk keadaan. Perang justru bakal tak akan ada habis-habisnya, menyisahkan penderitaan dan kehancuran. Seperti dilaporkan CNN, Senator Republik, Lindsey Graham, mencuit di Twitter bahwa dia merasa frustrasi dengan langkah Pemerintahan Biden yang bukannya membangun dialog, tetapi menyeret situasi menjadi lebih buruk dengan mengirim sistem roket.
Tidak lama setelah AS mengumumkan rencana untuk mengirim paket bantuan senjata canggih ke Ukraina, Rusia mengatakan, pihaknya telah merampungkan uji coba rudal jelajah hipersonik Zirkon, Rabu (1/6/2022). Seorang pejabat senior di Moskwa mengatakan, Zirkon akan dikerahkan sebelum akhir tahun pada kapal fregat baru Rusia, Armada Utara.
Alexander Moiseyev, Komandan Armada Utara Rusia, mengatakan, fregat Laksamana Golovko akan menjadi kapal perang pertama yang dipersenjatai penuh waktu dengan Zircon. Presiden Vladimir Putin menggambarkan Zircon sebagai bagian dari generasi baru sistem persenjataan yang tidak tertandingi oleh negara lain, yang melaju secepat sembilan kali kecepatan suara.
Kementerian Pertahanan Rusia pekan lalu mengatakan, pihaknya berhasil melakukan uji coba rudal jelajah Zircon dari sebuah kapal di Laut Barents ke target berjarak sekitar 1.000 kilometer. Pasukan nuklir Rusia juga dilaporkan mengadakan latihan di Ivanovo, timur laut Moskwa. Sekitar 1.000 prajurit dengan lebih dari 100 kendaraan, termasuk kendaraan peluncur rudal balistik antarbenua Yars. (AFP/AP/REUTERS)