Untuk mengampanyekan penghentian kejahatan dan kekerasan rasial di AS, Presiden AS Joe Biden mengundang BTS, kelompok band asal Korea Selatan, ke Gedung Putih.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Kejahatan atas dasar kebencian pada ras tertentu, utamanya masyarakat Asia-Amerika di Amerika Serikat, harus dihentikan. Begitu pesan ajakan BTS, kelompok band asal Korea Selatan, sebelum bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Selasa (31/5/2022).
BTS datang ke Gedung Putih bukan untuk konser, melainkan hanya diskusi saja. Pertemuan BTS dengan Biden yang tertutup untuk media ini menyoroti mengenai kejahatan rasial terhadap masyarakat keturunan Asia yang meningkat sejak tahun lalu. Salah satu penyebabnya karena sejumlah politisi dan tokoh seakan mendorong rakyat AS menyalahan China sebagai penyebab pandemi Covid-19.
”Kami terpukul dengan kejahatan kebencian yang meluas, termasuk terhadap warga Asia-Amerika,” kata salah satu anggota BTS, Park Ji-min atau sebut saja Jimin, sebelum BTS bertemu dengan Biden. Ketujuh anggota BTS itu, yakni J-Hope, RM, Suga, Jungkook, V, Jin, dan Jimin, berpakaian setelan jas dan dasi berwarna hitam dengan kaus putih. Ketika berbicara dengan wartawan, mereka didampingi penerjemah dan Karine Jean-Pierre yang menangani urusan pers di Gedung Putih.
Gedung Putih menjelaskan pertemuan itu untuk mendiskusikan pentingnya keragaman dan inklusi serta platform BTS sebagai duta anak muda yang menyebarkan pesan harapan dan semangat positif di seluruh dunia. ”Presiden Biden mengundang mereka untuk membahas perlunya kita bersatu dalam solidaritas, inklusi dan representasi Asia, serta menangani kejahatan kebencian dan diskriminasi anti-Asia yang menjadi masalah menonjol beberapa tahun terakhir,” sebut Gedung Putih.
Sejak muncul pada 2013, BTS antara lain memiliki kekuatan pada penggunaan lirik dan kampanye sosial yang bertujuan memberdayakan anak muda. Basis penggemar BTS mulai remaja sampai ke orang-orang dewasa hingga pengaruhnya bisa semakin luas. Apalagi ini diamplifikasi dengan penggunaan media sosial untuk menyebarkan pesan dan kampanyenya.
Pada Juni 2020, barisan penggemar BTS yang menyebut dirinya ”Army” berhasil mengumpulkan sekitar 1 juta dollar AS dalam satu hari saja untuk kampanye online #MatchAMillion yang bertujuan mewujudkan keadilan sosial di AS, seperti sumbangan BTS untuk Black Lives Matter.
Sejak awal kemunculannya, BTS mendapatkan pengakuan dunia sebagai kelompok band yang memproduksi sendiri musiknya dan juga gerakan aktivismenya, seperti ketika muncul di Perserikatan Bangsa-Bangsa. BTS berada di posisi teratas Billboard Hot 100 sebanyak tiga kali pada 2020 dan sering dinominasikan di penghargaan Grammys, Billboard Music Awards, dan MTV Video Music Awards.
Manajemen BTS, Big Hit Music, merasa terhormat diundang Biden ke Gedung Putih. ”Sebagai artis yang mewakili Korea Selatan, kami berharap bisa mendiskusikan berbagai topik, termasuk inklusi, keragaman, kejahatan kebencian anti-Asia, budaya, dan seni,” sebut Big Hit Music.
Di hadapan media, anggota BTS yang lain, Suga, juga menyerukan toleransi antarsesama. ”Berbeda itu tidak salah. Kesetaraan bisa terjadi jika kita bersikap terbuka dan menghargai segala perbedaan. Setiap orang pasti punya cerita masing-masing. Kami harap hari ini akan menjadi langkah awal untuk saling memahami dan menghormati satu sama lain,” kata Suga yang dibantu penerjemah.
Seusai berbicara dengan media, BTS tidak menerima pertanyaan dari media dan langsung bertemu Biden. Di luar halaman Gedung Putih, para penggemar BTS berkumpul dan berharap bisa melihat idolanya meski sekilas. Meski muncul singkat di publik, lebih dari 300.000 penonton tercatat di saluran Youtube Gedung Putih, 10 kali lipat ketimbang hari-hari biasa. Bahkan, 230.000 penonton sudah menanti sebelum acara dimulai.
Sentimen anti-Asia dan kekerasan kepada warga Asia-Amerika di AS meningkat selama pandemi Covid-19. Warga Asia, terutama China, dituduh menjadi penyebar Covid-19. Mantan Presiden AS Donald Trump juga sering menyalahkan China sebagai penyebar Covid-19 karena berasal dari wabah di Wuhan. Trump kerap menyebut Covid-19 dengan ”virus China” dan menyebut Covid-19 dengan pelesetan ”kung flu”.
Akibatnya, menurut Pusat Studi Kebencian dan Ekstremisme, tingkat kejahatan rasial terhadap masyarakat Asia melonjak hingga 339 persen pada 2021. Kejahatan rasial yang terparah terjadi di Atlanta saat ada delapan karyawan spa pijat yang tewas ditembak, enam korban di antaranya perempuan asal Asia.
Setelah insiden penembakan itu, organisasi Asia-Amerika di seluruh AS melakukan konsolidasi. Lewat media sosial, mereka menyerukan agar serangan rasis dihentikan. BTS kemudian mengunggah komentar di Twitter, ”Kami menentang diskriminasi rasial” dan menyertakan tagar #StopAsianHate dan #StopAAPIHate. ”Kami mengutuk kekerasan. Kamu, aku, dan kita semua punya hak untuk dihormati,” tulis BTS.
Jean-Pierre mengatakan, BTS berharap memerangi rasisme, xenofobia, dan intoleransi yang dihadapi komunitas Asia. Biden telah menandatangani undang-undang yang memerangi kejahatan rasial Covid-19 dan mengeluarkan perintah eksekutif untuk membangun kembali inisiatif Gedung Putih tentang masyarakat Asia-Amerika, penduduk asli Hawaii, dan penduduk pulau Pasifik, sambil membantu mempromosikan penelitian untuk mencegah rasisme terhadap komunitas semacam itu. Selama beberapa minggu terakhir ini, pemerintahan Biden berbicara dengan para pemimpin Asia-Amerika untuk membahas isu ini.
Biden juga sering meminta bantuan dari kalangan selebritas muda dan influencer media sosial untuk mengampanyekan isu-isu sosial dan kesehatan. Salah satunya seperti penyanyi pop Olivia Rodrigo dan Jonas Brothers yang berkampanye program vaksinasi Covid-19 bagi anak muda AS. (REUTERS/AFP/AP)