Pesawat Nepal Berpenumpang 22 Orang Dilaporkan Hilang Kontak
Pesawat itu kehilangan kontak saat tengah menempuh penerbangan rutin selama 15 menit dari Pokhara, kota resor pariwisata, menuju Jomsom, di Nepal. Sinyal terakhir menunjukkan pesawat itu berada di ketinggian 12.825 kaki.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
KATHMANDU, MINGGU — Pesawat Twin Otter turboprop milik maskapai penerbangan terbesar di Nepal, Tara Airlines, yang membawa 22 orang, dilaporkan mengalami hilang kontak pada Minggu (29/5/2022) pagi waktu setempat. Enam warga dari luar Nepal, masing-masing empat warga asal Mumbai, India, dan dua warga Jerman, turut berada dalam pesawat naas itu.
Pesawat tersebut tengah menempuh penerbangan rutin selama 15 menit dari Pokhara, kota resor pariwisata, menuju kota pegunungan Jomsom. Sinyal terakhir menunjukkan pesawat itu berada di ketinggian 12.825 kaki (3.900 meter di atas permukaan laut).
Merujuk pada laporan media Nepal, yang mengutip pernyataan pengendali lalu lintas Nepal, pesawat itu mengalami hilang kontak hanya beberapa menit sebelum dijadwalkan mendarat di bandara di Jomson. Pesawat itu dilaporkan berusia 43 tahun sejak pertama kali diterbangkan untuk pelayanan penumpang.
”Pesawat itu terlihat di atas langit Jomsom di Mustang dan kemudian dialihkan ke Gunung Dhaulagiri, tetapi setelah itu tidak melakukan kontak,” kata Netra Prasad Sharma, pejabat otoritas penerbangan Nepal, seperti dilaporkan media Asian News International.
Pejabat polisi Ramesh Thapa, seperti dikutip oleh kantor berita Associated Press, mengatakan bahwa belum ada informasi terkait keberadaan pesawat naas tersebut. Tentara Nepal dilaporkan telah memulai operasi pencarian tanda-tanda puing-puing di sepanjang rute darat. Helikopter juga telah dikerahkan untuk mencari tanda-tanda lokasi pesawat itu dari udara.
Laporan mengindikasikan kemungkinan cuaca buruk di wilayah tersebut. Curah hujan tinggi terjadi di kawasan jalur penerbangan Pokhara-Jomson dalam beberapa hari terakhir. Saat pesawat itu terbang, cuaca setempat dilaporkan dalam kondisi relatif baik. Dilaporkan pula, pesawat itu beroperasi normal sebelum hilang kontak. Pesawat di rute Pokhara-Jomson biasa terbang di antara pegunungan sebelum mendarat di lembah.
Rute darat Pokhara-Jomson adalah rute yang populer dengan pemandangan para turis pejalan kaki yang mayoritas turis asing. Mereka umumnya menempuh perjalanan di jalur pegunungan. Rute itu juga terkenal di kalangan peziarah India dan Nepal yang ingin mengunjungi Kuil Muktinath. Ini salah satu kuil yang dihormati para pemeluk Hindu.
Indikasi lokasi insiden
Salah satu media India, Hindustan Times, dalam laporan pandangan mata menyebutkan bahwa satu unit helikopter Mi-17 Angkatan Darat Nepal telah berangkat ke Lete, wilayah yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat Tara Airlines. ”Sebuah helikopter Mi-17 Angkatan Darat Nepal telah diberangkatkan ke Lete, Distrik Mustang, yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat Tara Airlines,” kata Narayan Silwal, juru bicara Angkatan Darat Nepal.
Indikasi wilayah Lete sebagai tempat titik jatuhnya pesawat itu juga diungkapkan salah satu petugas kepolisian setempat. Secara spesifik, nama wilayah tempat jatuhnya pesawat itu adalah wilayah Titi. ”Warga Titi menelepon dan memberi tahu kami bahwa mereka telah mendengar suara yang tidak biasa, seperti ada ledakan. Kami mengerahkan helikopter ke lokasi itu untuk operasi pencarian,” kata Ram Kumar Dani, Kepala Kepolisian Mustang.
Kementerian Dalam Negeri Nepala juga telah mengerahkan dua helikopter milik perorangan dari Mustang dan Pokhara untuk mencari pesawat yang hilang kontak itu. Menurut juru bicara Kemendagri Nepal, Phadindra Mani Pokharel, helikopter Angkatan Darat Nepal juga sedang dipersiapkan untuk dikerahkan membantu pencarian.
Mustang adalah salah satu distrik pegunungan dan terbesar kelima di Nepal yang menjadi tempat ziarah, Kuil Muktinath. Distrik ini juga dikenal sebagai ”Tanah di Luar Himalaya”, terletak di Lembah Kali Gandaki di wilayah Himalaya di Nepal Barat. Mustang—dari bahasa Tibet muntan yang berarti ”dataran subur”—adalah wilayah yang secara tradisional sebagian besar kering dan gersang. Ngarai terdalam di dunia sedalam 3 mil vertikal di antara Pegunungan Dhaulagiri dan Annapurna melintasi distrik ini.
Merujuk pada catatan kecelakaan pesawat di Nepal, terakhir kecelakaan terjadi pada 2018. Kala itu, sebuah pesawat penumpang maskapai Bangladesh, US-Bangla Airlines, dari Bangladesh jatuh saat mendarat di Kathmandu. Sebanyak 49 dari 71 orang di dalam pesawat tewas kala itu. Kecelakaan sebelumnya terjadi pada 2016 saat sebuah Twin Otter yang juga milik dan dioperasikan maskapai Tara Airlines jatuh setelah lepas landas.
Secara kebetulan, rute penerbangan pesawat itu kala itu adalah Pokhara-Jomson. Kecelakaan itu menewaskan 23 orang di dalamnya. Pada 2014, sebuah pesawat Nepal Airlines yang terbang dari Pokhara ke Jumla jatuh, menewaskan keseluruhan 18 orang di dalamnya. Pada 2012, sebuah pesawat Agni Air yang juga terbang dari Pokhara ke Jomsom jatuh, menewaskan 15 orang. Enam orang di antaranya kala itu dilaporkan selamat. (AP)