Patroli Udara China-Rusia dan Tembakan Rudal Korut Kirim Pesan untuk Biden
Korut menembakkan tiga rudal balistik ke Laut Jepang. Sebelumnya, China-Rusia menggelar patroli udara di dekat wilayah udara Jepang yang bertepatan dengan KTT Quad di Tokyo.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·7 menit baca
Beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden meninggalkan Jepang, Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik, Rabu (25/5/2022). Sehari sebelumnya, bertepatan dengan Konferensi Tingkat Tinggi Quad di Tokyo, Rusia dan China melakukan patroli udara bersama di dekat wilayah udara Jepang dan Samudra Pasifik.
Dua peristiwa itu ibarat ”salam tempel” untuk Biden dan tiga pemimpin Quad lainnya. Patroli bersama China-Rusia terjadi bertepatan dengan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Quad yang bertujuan untuk menjegal pengaruh China di Indo-Pasifik. Sementara uji coba rudal balistik Korea Utara (Korut) dinilai sebagai peringatan terhadap sanksi Amerika Serikat (AS). Ketiganya selalu ditempatkan AS sebagai ”lawan” dalam kebijakan luar negerinya.
Otoritas Korea Selatan (Korsel) dan Jepang mengatakan, rudal yang ditembakkan dari Sunan di Pyongyang itu termasuk rudal balistik antarbenua atau intercontinental ballistic missile (ICBM). Seoul mengatakan, di Sunan terdapat lapangan terbang yang sering digunakan menjadi lokasi utama untuk berbagai uji coba senjata baru-baru ini oleh rezim Pyongyang.
Kepala Staf Gabungan Korsel dalam sebuah pernyataan menyebutkan telah terdeteksi tiga penembakan, yakni sekitar pukul 06.00, pukul 06.37, dan pukul 06.42 waktu Pyongyang. ”Penembakan rudal balistik dari daerah Sunan itu diarahkan ke Laut Timur,” katanya mengacu pada Laut Jepang.
”Rudal balistik pertama (yang diduga ICBM) terbang sejauh sekitar 360 kilometer dengan ketinggian jelajah 540 km,” kata pernyataan itu. Rudal balistik kedua ”menghilang di ketinggian 20 km”. Ketiga, diduga rudal balistik jarak pendek, melesat sejauh sekitar 760 km dengan ketinggian 60 km.
Tindakan itu merupakan salah satu rangkaian dari hampir 20 uji coba rudal Pyongyang sejak awal 2022. Uji coba itu dikecam Jepang, Korsel, dan AS. Bahkan, Korsel dan AS langsung menguji sebuah rudal di lokasi yang dirahasiakan, Rabu (25/3/2022), tak lama setelah Korut menembakkan tiga rudal balistik terbaru tersebut.
”Tindakan itu ilegal, jelas-jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” kata Seoul setelah pertemuan Dewan Keamanan Nasional Korsel yang dipimpin Presiden Yoon Suk-yeol.
AS mengecam keras pengujian rudal ICBM itu dan menyerukan Pyongyang untuk ”terlibat dalam dialog yang berkelanjutan dan substantif”. Hal ini disampaikan seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS. AS, Jepang, dan Korsel menyebut tindakan Korut itu sebagai provokasi berkelanjutan. Petugas Penjaga Pantai Jepang mengatakan, rudal yang ditembakkan Korut ”telah jatuh”, tanpa merinci.
Pyongyang untuk pertama kalinya melakukan uji coba rudal ICBM pada jarak penuh pada 2017. Saat itu AS, Jepang, Korsel, dan beberapa negara Barat mengecamnya. Uji coba terbaru terjadi tiga hari setelah Biden meninggalkan Seoul, Minggu, dan beberapa jam setelah meninggalkan Tokyo, Selasa malam. Itu kunjungan pertama Biden ke Asia sejak menjadi Presiden AS, 20 Januari 2021.
Park Won-gon, guru besar bergelar profesor di Ewha Womens University, Seoul, mengatakan, uji coba terbaru rudal balistik Korut itu adalah peringatan setelah Biden mengunjungi Korsel dan Jepang. Penembakan itu, katanya, ”jelas terjadi pada waktu Presiden Biden kembali dari kunjungannya ke Korsel dan Jepang”, dan bahkan saat Biden belum mendarat di Washington DC.
Selama kunjungan Biden ke Korsel, Seoul dan Washington mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan latihan militer bersama yang selama ini sempat tertunda akibat Covid-19. Latihan juga terus digelar jika upaya diplomasi terhadap Pyongyang gagal. Bahkan, ada kemungkinan pengiriman lebih banyak aset taktis AS ke Semenanjung Korea, yang dipastikan membuat Pyongyang geram.
”Keberatan Korut terhadap pengumuman (latihan bersama AS-Korsel) ini diungkapkan melalui peluncuran rudal (oleh Pyongyang),” kata Park. Pada hari terakhirnya di Seoul, Minggu, Biden mengatakan kepada awak media bahwa dia hanya punya pesan singkat buat Kim: ”Halo. Titik.” Namun, Biden menambahkan, AS ”siap untuk apa pun yang dilakukan Korut”.
”Pyongyang tampaknya telah meluncurkan berbagai jenis rudal. Mungkin (Korut) dalam proses meningkatkan kemampuan militer terkait. Namun, hal ini juga terkesan seperti pernyataan bahwa rezim Kim memiliki beragam cara untuk menyerang musuhnya,” kata Leif-Eric Easley, profesor lain di Universitas Ewha.
Kim baru-baru ini menggandakan program modernisasi militernya. Meskipun tengah berjuang dengan lonjakan wabah Covid-19 baru-baru ini, citra satelit mutakhir menunjukkan bahwa Korut melanjutkan pembangunan reaktor nuklir yang sudah lama tidak aktif. Uji coba di tengah pandemi ini menunjukkan keseriusan Korut untuk mencapai misinya,
”Hal ini menunjukkan niat Pyongyang untuk mencapai dua tujuan secara bersamaan, yakni mengatasi wabah dan meningkatkan persenjataan nuklirnya. Kim tampaknya mengatakan bahwa Korut bertanggung jawab atas masalah keamanan yang memengaruhi Semenanjung Korea, bukan Washington,” kata Yang Moo-jin, profesor di Universitas Kajian Korea Utara.
Merespons penembakan tiga rudal balistik terbaru Korut, Menteri Luar Negeri Korsel Park Jin dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara melalui telepon, Rabu. Keduanya mengatakan bahwa uji coba itu sangat menyedihkan dan Korut menggunakan sumber keuangan utamanya untuk pengembangan nuklir dan rudal ketimbang mengatasi wabah dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Patroli udara
Sementara itu, Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi mengatakan, Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang telah mengerahkan jet tempurnya setelah pesawat tempur Rusia dan China mendekati wilayah udara Jepang, Selasa (24/5/2022). Pada hari itu Tokyo menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi para pemimpin aliansi Quad, yakini AS, India, Jepang, dan Australia.
Menurut Kishi, dalam konferensi pers daring, Tokyo menyampaikan ”keprihatinan besar” kepada Rusia dan China melalui saluran diplomatik resmi. Dia menandai insiden itu sebagai kemungkinan provokasi oleh Beijing dan Moskwa pada saat Presiden AS Joe Biden, PM India Narendra Modi, dan PM Australia yang baru terpilih, Anthony Albanese, dijamu tuan rumah PM Fumio Kishida.
Kishi mengatakan, dua pesawat tempur China terbang di atas Laut Jepang dari arah Laut China Timur. Keduanya bergabung dengan dua pesawat tempur Rusia untuk terbang bersama menuju Laut China Timur. ”Kami percaya fakta. Tindakan ini terjadi selama KTT Quad, membuatnya lebih provokatif ketimbang di masa lalu,” kata Kishi, menambahkan itu insiden ke-4 sejak November lalu.
Belakangan, dua pesawat tempur China digantikan pasangan lain yang diyakini milik China. Mereka lalu terbang bersama pesawat tempur Rusia dalam penerbangan panjang menuju Samudra Pasifik. Kishi menambahkan, sebuah pesawat pengintai Rusia juga terbang di atas laut lepas dari pulau utara Hokkaido ke Semenanjung Noto di pulau utama Jepang. Tak satu pun masuk wilayah udara Jepang.
Rusia dan China sama-sama mengonfirmasi bahwa mereka melakukan patroli udara bersama. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan patroli itu berlangsung selama 13 jam di atas Laut Jepang dan China Timur. Kementerian Pertahanan China menambahkan, latihan bersama Rusia itu merupakan bagian dari rencana kerja sama militer tahunan.
Secara terpisah, Angkatan Bersenjata Korsel mengatakan pihaknya mengerahkan pesawat tempur setelah setidaknya empat pesawat tempur China dan empat pesawat tempur Rusia mendekati zona pertahanan udara Korsel, Selasa. Tidak segera jelas apakah kedua peristiwa itu terkait atau apakah ada pesawat tempur yang sama yang terlibat.
Empat pemimpin Quad, kelompok informal yang dipimpin Washington, Selasa kemarin telah menekankan tekad bersama untuk memastikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dalam menghadapi China yang semakin tegas. Walau tidak menyebut China, mereka mengingatkan adanya upaya ”mengubah status quo dengan kekuatan” di kawasan, seperti dilakukan Rusia kepada Ukraina.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan, patroli udara bersama Rusia dan China di dekat wilayah udara Jepang menunjukkan bahwa kemitraan di antara kedua negara ”cukup hidup dan sehat”. Latihan itu kemungkinan telah direncanakan jauh sebelumnya oleh kedua negara.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, Rabu, mengatakan, latihan udara bersama dengan Rusia di atas Laut Jepang, Laut China Timur, dan Pasifik Barat tidak ditujukan ke negara mana pun. Menurut situs berita internal Kementerian Pertahanan China, patroli pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina itu merupakan bagian dari latihan militer tahunan keduanya. China dan Rusia telah mengadakan patroli serupa pada tahun 2019, 2020, dan 2021. (AFP/AP/REUTERS)
----------
KOREKSI:
Di paragraf pertama versi awal laporan ini menyebutkan: "... Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik antarbenua, Rabu (25/5/2022)." Bagian itu telah dikoreksi menjadi: "... Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik, Rabu (25/5/2022)." Terima kasih - Editor