Serbia Siap Pasok Gandum ke Indonesia, RI Perbesar Ekspor Sawit ke Serbia
Serbia dan Indonesia menjajaki peluang hubungan dagang yang intensif. Serbia siap memasok gandum untuk kebutuhan industri dan konsumsi di Indonesia. Sebaliknya, Indonesia dapat meningkatkan ekspor sawitnya ke Serbia.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah Indonesia menjajaki kemungkinan Serbia menjadi pemasok gandum untuk kebutuhan industri dan konsumsi. Pembicaraan kedua pihak terus berlangsung melibatkan badan usaha milik negara PT Berdikari dengan mitranya dari Serbia.
Peluang hubungan dagang, khususnya impor gandum dari Serbia ke Indonesia, diumumkan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi saat bertemu rekannya, Menteri Luar Negeri Serbia Nikola Selakovic, di Jakarta, Senin (23/5/2022). Retno mengatakan, dalam pertemuan itu, dirinya dan Selakovic membicarakan sejumlah permasalahan yang menjadi perhatian bersama kedua negara. Salah satunya adalah ketahanan pangan.
Perang di Ukraina, yang telah memicu kenaikan harga bahan pangan, terutama gandum dan biji-bjian, berdampak luas pada sejumlah negara dan kawasan, termasuk Indonesia. ”Kami berbagi keprihatinan tentang dampak perang di Ukraina terhadap ketahanan pangan, khususnya kenaikan harga pangan. Untuk itu, kami sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan komoditas pangan, pertanian, khususnya gandum,” kata Retno.
Untuk membahas lebih lanjut kemungkinan dan detail kerja sama perdagangan, khususnya impor gandum ke Indonesia, Selakovic akan bertemu dengan pimpinan PT Berdikari, badan usaha milik Pemerintah Indonesia, Senin sore. Retno juga mengatakan, peluang kerja sama perdagangan lain adalah terbukanya pasar Serbia bagi produk minyak kelapa sawit Indonesia secara lebih luas. Menurut dia, Serbia bersedia meningkatkan pangsa pasar ekspor minyak sawit Indonesia hingga 30 persen.
”Kami sepakat ada banyak ruang untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dua arah kedua negara. Kami juga melihat perlunya mengintensifkan kontak bisnis ke bisnis, termasuk melalui entitas bisnis, termasuk kamar dagang masing-masing negara,” kata Retno.
Selain membahas soal perdagangan, Retno dan Selakovic juga membahas kemajuan beberapa hal yang pernah disepakati kedua negara, seperti nota kesepahaman (MOU) tentang pencegahan dan pemberantasan kejahatan lintas negara yang telah ditandatangani pada Desember 2021 dan MOU kerja sama peningkatan kapasitas diplomatik.
Untuk menindaklanjuti sejumlah kerja sama itu, Retno dan Selakovic menandatangani MOU konsultasi politik antara Indonesia dan Serbia sebagai dasar Forum Konsultasi Bilateral Indonesia-Serbia untuk membahas berbagai isu kepentingan bersama. (*)