NATO menjanjikan dukungan militer secara terbuka kepada Ukraina setelah Finlandia dan Swedia menyatakan ingin bergabung dengan aliansi militer Barat tersebut.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·5 menit baca
BERLIN, SENIN – Aliansi militer Barat, Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO), menjanjikan dukungan militer secara terbuka kepada Ukraina, Minggu (15/5/2022). Janji itu disampaikan setelah Rusia menyerang Lviv, kota di Ukraina barat, dan tak lama setelah Finlandia mengumumkan secara resmi permohonan keanggotaan NATO untuk mengakhiri netralitasnya.
Kantor berita Agence-France Presse (AFP), Senin (16/5/2022), melaporkan, janji NATO itu disampaikan dalam sebuah pertemuan para menteri luar negeri NATO di Berlin, Minggu. Janji itu muncul setelah Finlandia resmi menyatakan keinginan untuk meninggalkan posisi non-blok militer. Perkembangan terbaru tersebut menggambar ulang keseimbangan kekuatan di Eropa, dan membuat Kremlin marah.
Parlemen Finlandia, Senin ini di Helsinki, bersidang untuk membahas proposal keanggotaan NATO yang diajukan oleh pemerintahnya. ”Kami berharap parlemen akan mengonfirmasi keputusan pengajuan keanggotaan NATO dalam beberapa hari mendatang. Itu akan didasarkan pada mandat yang kuat,” kata Perdana Menteri Filandia, Sanna Marin.
Beberapa jam setelah Finlandia mengumumkan proposalnya partai berkuasa di Swedia juga mengatakan pihaknya mendukung jika Swedia juga bergabung dengan NATO. Sikap Finlandia dan sinyal yang disampaikan partai berkuasa di Swedia merupakan sebuah langkah maju atau perubahan besar dalam haluan politik dan opini publik yang luar biasa pasca-invasi Rusia ke Ukraina.
"Hal terbaik untuk keamanan Swedia adalah kami mengajukan keanggotaan sekarang. Kami akan mengajukannya bersama Finlandia," kata Perdana Menteri, Magdalena Andersson, dari Partai Sosial Demokrat (SAP), partai yang berkuasa di Swedia.
Beberapa saat setelah itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dalam pertemuan para Menlu NATO di Berlin, mengatakan, NATO akan memberikan bantuan militer kepada Ukraina. Langkah itu diambil sepanjang Ukraina membutuhkan dukungan ini untuk membela diri.
Sikap Turki
Sementara itu salah satu anggota NATO, Turki, mengecam langkah Finlandia dan Swedia. Ankara menuduh kedua negara itu menyembunyikan ekstremis Kurdi. Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Berlin mengatakan bahwa dia telah mendengar secara langsung "hampir semua dukungan yang sangat kuat" itu, meskipun ada keberatan dari Turki.
Sebaliknya, Kremlin marah ketika merespons rencana Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO. Presiden Rusia Vladimir Putin menaatakan, perubahan haluan politik dengan meninggalkan netralitas adalah kesalahan dan dapat merusak hubungan Rusia dengan kedua negara. Putin menyampaikan itu saat Presiden Finlandia Sauli Niinisto berbicara dengannya melalui sambungan telepon, Sabtu (14/5/2022).
Sementara itu, NATO melihat adalah hak Ukraina untuk membela diri atas serangan dari negara mana pun, termasuk saat ini melawan agresi militer Rusia. "Ukraina dapat memenangkan perang ini. Ukraina dengan berani membela tanah air mereka," tambah Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Stoltenberg juga menegaskan, NATO akan berupaya memberikan jaminan keamanan sementara kepada Finlandia dan Swedia saat permohonan mereka sedang diproses. Jaminan keamanan sementara itu termasuk kemungkinan dengan menambah pasukan di wilayah itu. Sebelum ingvasi militer Rusia ke Ukraina, 24 Februari lalu, Kiev juga menyatakan keinginan serupa.
Di medan tempur di Ukraina, Rusia mengumumkan serangan udara di Ukraina timur dan di Lviv, Ukraina barat. Intelijen Barat memperkirakan, kampanye Rusia di Ukraina timur dipastikan akan segera terhenti akibat kerugian besar dan perlawanan sengit yang dialami Rusia.
Di Lviv dekat perbatasan Polandia, Gubernur Maksym Kozytsky mengatakan empat rudal Rusia menghantam infrastruktur militer di dekat perbatasan. Tidak ada korban yang dilaporkan dan Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan mereka menghancurkan dua rudal jelajah Ukraina di wilayah tersebut. Lviv terakhir terkena rudal Rusia pada 3 Mei.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, Rusia telah "kehilangan momentum" dalam serangannya di Donbas, wilayah yang meliputi Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur. Pasukan Rusia yang terdemoralisasi telah gagal membuat kemajuan. Menurut Intelijen Pertahanan Inggris, rencana pertempuran Moskwa pun sangat terlambat dari jadwalnya.
Menurut Inggris, Rusia mungkin telah kehilangan sepertiga dari pasukan tempur darat sejak Februari dan "tidak mungkin untuk secara dramatis mempercepat" kemajuannya dalam 30 hari ke depan. Sementara itu hingga saat ini masih sulit memverfikasi data resmi jumlah korban perang Rusia-Ukraina, meski mereka secara teratur menerbitkan klaim kematian pihak musuh.
Kiev mengatakan, pasukannya telah membunuh hampir 20.000 tentara Rusia. Sebaliknya, Moskwa pada 25 Maret lalu, mengatakan bahwa pasukannya telah menewaskan sedikitnya 14.000 personel militer Ukraina. Namun kedua angka tersebut diduga digelembungkan. Wartawan dan pemantau konflik independen kesulitan untuk memverifikasinya.
Kremlin mengatakan pada akhir Maret bahwa sekitar 1.351 tentaranya telah tewas. Pada saat yang sama, seorang pejabat senior militer NATO memperkirakan bahwa kemungkinan ada kisaran 7.000 hingga 15.000 tentara Rusia tewas dalam pertempuran di Ukraina.
Perkembangan terkini
Rusia semakin mengalihkan perhatiannya ke Ukraina timur setelah gagal merebut ibu kota Kiev. Para pemimpin Barat telah meramalkan perang di Ukraina bisa berlarut-larut hingga tahun depan. Namun, militer Ukraina lebih optimis dan mengharapkan titik balik pada Agustus 2022.
Gubernur Lugansk Sergiy Gaiday mengatakan, Rusia telah berusaha untuk menyeberangi sungai dan mengepung kota Severodonetsk tetapi mendapat perlawanan Ukraina. Rusia mengalami kerugian besar banyak kendaraan tempurnya rusak atau hancur. Gaiday menambahkan bahwa dua warga sipil di Severodonetsk tewas dalam pemboman pada Minggu malam.
Pejabat lokal di kota Kharkiv, kota besar kedua Ukraina utara, mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menarik diri dari wilayah sekitarnya akibat serangan balik dari Ukraina. Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Vadim Denisenko mengatakan, pasukan Kiev di Kharkiv hampir mencapai perbatasan dengan Rusia.
Pasukan Ukraina bertempur di barisan belakang dari terowongan bawah tanah dan bunker di bawah pabrik baja di Mariupol, kota pelabuhan di Ukraina selatan, yang telah oleh serangan Rusia. Keluarga dari sekitar 600 tentara yang masih bersembunyi di pabrik baja Azovstal, Mariupol, telah meminta China ikut campur tangan untuk mengamankan pembebasan para korban tewas dan terluka.
Sementara PBB dan Palang Merah Internasional bekerja sama mengevakuasi wanita, anak-anak dan orangtua dari Azovstal, tempat mereka berlindung awal bulan ini. Petro Andryushchenko, penasihat Wali Kota Mariupol, mengatakan di Telegram bahwa "konvoi besar" yang terdiri dari hingga 1.000 mobil telah tiba di kota Zaporizhzhia. (AFP/AP/REUTERS)