Koin terra Luna yang baru diluncurkan April lalu nyaris tak berharga. Nilai pasar mata uang digital kini terpotong hingga separuh.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
KOMPAS
Fenomena uang kripto yang marak belakangan ini ternyata tidak sejalan dengan kondisi di pasar mata uang kripto. Beberapa minggu terakhir nasib bitcoin kurang bagus. Nilai bitcoin pada Januari 2022 anjlok 28 persen.
Washington, Jumat — Anjlokya nilai mata uang digital terra telah menyeret terkoreksinya nilai mata uang digital lain, seperti bitcoin dan tether, jauh dari nilai yang sempat dinikmati para pemegangnya selama dua tahun terakhir. Situasi ini diyakini masih akan terus berlanjut di tengah kekhawatiran inflasi yang tinggi serta kenaikan suku bunga The Fed. Kekhawatiran ini akan mendorong para pedagang terus melepas aset mata uang digital mereka.
Dikutip dari Coin Metrics, Jumat (13/5/2022), koin terra luna yang baru diluncurkan April lalu nyaris tak berharga setelah sehari sebelumnya diperdagangkan dengan nilai 4 dollar AS per koin. Laman CNBC menulis koin terra luna telah runtuh dan mendekati nol. Adapun terraUSD sempat diperdagangkan dengan nilai 10 sen dollar AS. Akan tetapi, dalam dua hari terakhir nilainya menguat menjadi 31 sen dollar AS pada Rabu (11/5/2022) dan 38 sen dollar AS per koin pada Kamis (12/5/2022).
Bitcoin kini adalah salah satu mata uang maya yang populer. Tampak salah seorang warga Hong Kong menggunakan bitcoin ATM di Hong Kong, Jumat (8/12/2017).
Situasi ini berbanding terbalik saat terra pertama kali diluncurkan dengan nilai hanya 0,8 dollar AS. Nilainya sempat melambung ketika diperdagangkan dengan harga tertinggi mencapai 119,55 dollar AS per koin pada April lalu. Terra, yang diciptakan Do Kwon dari Korea Selatan, bahkan pernah menjadi aset mata uang digital dengan kapitalisasi pasar terbesar, mencapai 40 miliar dollar AS atau sekitar Rp 585 triliun.
”Saya tidak berpikir situasi yang terburuk sudah berakhir. Saya kira akan ada lebih banyak penurunan dalam beberapa hari mendatang,” kata Scottie Siu, Direktur investasi Axion Global Asset Management, perusahaan yang berbasis di Hong Kong yang menjalankan dana indeks kripto.
Dia mengatakan masih perlu waktu untuk melihat perkembangan situasi dan juga peran spekulan. ”Ketika spekulan keluar dari permainan, saat itulah saya pikir pasar akan stabil kembali,” kata Siu.
Stablecoin, seperti terraUSD, terra luna, dan tether, adalah token digital yang dipatok dengan nilai aset tradisional, seperti dollar AS. Akan tetapi, terraUSD adalah stablecoin algoritmik atau ”terdesentralisasi”, dan seharusnya mempertahankan pasak dollar melalui mekanisme kompleks yang melibatkan penukaran dengan token mengambang bebas lainnya.
Kejatuhan nilai terra berdampak serius pada nilai mata uang digital lainnya. Menurut data CoinMarketCap, nilai pasar gabungan dari semua mata uang digital jatuh hingga setengahnya dibanding nilai pada November 2021.
Bitcoin, mata uang digital terbesar berdasarkan total nilai pasar, mengalami kenaikan hingga 2 persen menjadi 29.500 dollar AS per koin setelah mencapai nilai terendah, yaitu 25.400 dollar AS, dalam 16 bulan terakhir. Membandingkan harga bitcoin pada April 2021 yang mencapai 64.829 dollar AS per koin, kenaikan sebanyak 2 persen tidak sebanding dengan penurunan nilainya yang hampir mencapai 50 persen.
Sementara ether, mata uang digital terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, cukup stabil di angka 2.000 dollar AS per koin setelah mengalami penurunan nilai, Kamis (12/5/2022), menjadi 1.700 dollar AS.
Terlepas dari volatilitas nilai mata uang digital, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, stablecoin, seperti tether dan terraUSD, belum menimbulkan risiko sistemik pada sistem keuangan. ”Saya tidak akan menggolongkan skala ini sebagai ancaman nyata terhadap stabilitas keuangan. Akan tetapi, mereka tumbuh sangat cepat dan menghadirkan jenis risiko yang sama yang telah kita ketahui selama berabad-abad sehubungan dengan bank run,” katanya saat memberikan keterangan di hadapan Komite Jasa Keuangan Senat AS.
Pelaku pasar masih menilai dampak masalah terraUSD terhadap investor. Dalam Laporan Stabilitas Keuangan dua tahunan pada Selasa, Bank sentral AS atau Federal Reserve memperingatkan, stablecoin rentan terhadap investor karena didukung aset yang dapat kehilangan nilai atau menjadi tidak likuid pada saat tekanan pasar. (Reuters)