Gara-gara salah transfer, ratusan keluarga miskin di kota Abu, Perfektur Yamaguchi, Jepang, gagal mendapatkan bantuan keuangan yang sudah lama dinanti dari pemerintah kota. Seorang pejabat bagian keuangan Pemerintah Kota Abu secara tidak sengaja mengirimkan bantuan keuangan sebesar 46,3 juta yen atau sekitar Rp 5,1 miliar kepada satu penerima.
Uang itu seharusnya dibagikan kepada 463 keluarga kategori miskin. Setiap keluarga yang terdampak pandemi Covid-19 seharusnya mendapatkan bantuan uang tunai sebesar 100.000 yen (Rp 11 juta).
Pejabat keuangan yang melakukan kesalahan transfer itu sudah menemui keluarga penerima bantuan puluhan juta yen tersebut. Namun, keluarga itu ogah mengembalikan uang dengan alasan uang salah transfer tersebut telanjur dipindah ke rekening lain.
Untuk "memaksa" si penerima bantuan mengembalikan uang itu, Pemkot Abu akhirnya memilih jalur hukum dan menggugat si penerima, Rabu (11/5/2022). "Kami minta maaf karena sudah merepotkan warga. Kami terpaksa menggugat keluarga ini,” kata seorang pejabat dari pemkot Abu kepada kantor berita AFP. Keputusan mengenai gugatan ini akan disahkan dalam pertemuan dewan kota, Kamis.
Pada bulan lalu, tanggal 1 April, Pemkot Abu seharusnya mengirimkan setiap rumah tangga masing-masing sebesar 100.000 yen atau sekitar Rp 11 juta ke 463 rumah tangga miskin yang terdampak pandemi Covid-19. Namun, mereka keliru transfer uang sebesar 46,3 juta yen ke satu penerima saja.
Menyadari kekeliruan itu, setelah lima hari kemudian, pejabat pemkot segera mengunjungi rumah penerima dan pada waktu itu diberitahu uang yang salah kirim itu akan segera dikembalikan. Tetapi, tidak ada tanda-tanda uang itu akan dikembalikan meski sudah ditagih beberapa kali melalui surat dan telepon.
Ketika keluarga itu akhirnya berhasil ditemui lagi secara tatap muka, menurut surat yang dikeluarkan Wali Kota Abu, Norihiko Hanada, si penerima mengaku sudah “memindahkan uang itu ke rekening lain dan tidak dapat mengembalikannya. Si penerima berjanji tidak akan melarikan diri dan akan menebus dosa”.
Peristiwa ini ramai dibahas media-media Jepang. Wali Kota Abu merilis video permintaan maaf kepada konstituennya. Ia mengaku sangat menyesal atas kesalahan memalukan itu. Pihak pemkot tidak memiliki otoritas untuk mengecek transfer uang dan menarik uang bantuan itu dari rekening bank si penerima. (AFP)