AS Ingin Rangkul ASEAN untuk Bendung China dan Isolasi Rusia
Amerika Serikat ingin merangkul ASEAN melalui KTT ASEAN-AS di Washington DC pada 12-13 Mei 2022. Ini penting dalam strategi besar AS membendung China dan mengisolasi Rusia.
Washington DC, Rabu - Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN- Amerika Serikat di Washington DC pada 12-13 Mei akan menjadi tolok ukur arah kebijakan adidaya itu di Asia Tenggara. Dari perspektif Amerika Serikat, merangkul ASEAN penting untuk membendung China dan mengisolasi Rusia.
Peneliti senior Asia Tenggara pada Institute of Peace Amerika Serikat (AS), Brian Harding, menyebut pertemuan itu menunjukkan AS benar-benar ingin memperdalam hubungan dengan ASEAN. Fakta bahwa pengaruh China yang kian membesar di Asia Tenggara tak terelakkan.
Oleh karena itu, hubungan ASEAN-China akan membayangi pertemuan itu. ”Ini kesempatan untuk memperdalam hubungan ekonomi (AS) dengan ASEAN,” katanya.
Baca juga : Indo-Pasifik Tunggu Skema Kerja Sama Konkret AS
Dalam beberapa tahun terakhir, volume perdagangan ASEAN-China hampir dua kali lipat volume perdagangan ASEAN-AS. China juga menawarkan aneka investasi baru yang nyaris tanpa syarat. Sebaliknya, AS terus mengaitkan aneka potensi investasinya dengan isu keamanan dan politik.
Harding mengingatkan, Washington jangan berharap ASEAN akan menjauhi China, lalu merapat ke AS. ASEAN akan terus menjaga keseimbangan hubungan dengan AS-China. Apalagi, sejauh ini Washington tidak kunjung menyampaikan rencana konkret soal hubungan ekonomi AS- ASEAN. Padahal, berbagai jajak pendapat beberapa tahun terakhir menunjukkan, ASEAN memprioritas isu ekonomi di atas isu lain.
Harding menyoroti fakta bahwa AS malah meninggalkan kesepakatan dagang dengan kawasan. Sebaliknya, lewat Kemitraan Ekonomi Kawasan Komprehensif (RCEP) yang melibatkan seluruh ASEAN, China justru menghadirkan blok dagang terbesar di bumi.
AS dilaporkan mematangkan Kerangka Kerja Sama Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) untuk ditawarkan kepada kawasan. Sejauh ini, diplomat sejumlah negara tidak melihat tawaran konkret di IPEF.
Bahkan, berdasarkan bocoran rancangan naskahnya, IPEF tidak menawarkan akses pasar bebas ke AS untuk negara-negara Indo-Pasifik. Padahal, IPEF digadang AS menjadi alternatif hubungan ekonomi Indo-Pasifik dengan China.
ASEAN akan menerapkan pragmatisme sekaligus mengedepankan kepentingan nasional dan kawasan dalam hubungan dengan kedua negara itu (AS dan China).
Peneliti senior Asia Tenggara pada Council of Foreign Relations, Joshua Kurlantzick, menyebut bahwa IPEF justru cara AS untuk tidak berusaha mengubah tatanan kawasan. IPEF menunjukkan AS tidak berusaha mengambil alih kepemimpinan di kawasan.
Penanggung Jawab Urusan Luar Negeri pada Kantor Perdana Menteri Kamboja Kao Kim Hourn Kao menyebut, kepentingan ASEAN untuk terus berimbang di antara kedua kekuatan besar itu. ASEAN akan menerapkan pragmatisme sekaligus mengedepankan kepentingan nasional dan kawasan dalam hubungan dengan kedua negara itu. ”ASEAN tidak akan memihak,” katanya.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menyatakan, KTT ASEAN-AS akan menunjukkan komitmen AS pada ASEAN dan pengakuan sentralitas ASEAN dalam menyelesaikan berbagai tantangan di kawasan. Pertemuan itu juga untuk memperingati 45 tahun hubungan ASEAN-AS. Pertemuan juga akan membahas pula isu Ukraina, keamanan kawasan, dan hubungan dagang ASEAN-AS.
Dalam hal Ukraina, AS gencar mengampanyekan ke berbagai forum dan negara-negara untuk mengisolasi Rusia. Salah satu instrumennya adalah sanksi. Sejauh ini, hanya Singapura yang mengikuti jejak AS. Negara-negara ASEAN lainnya tidak.
Pertemuan juga akan membahas pula isu Ukraina, keamanan kawasan, dan hubungan dagang ASEAN-AS.
Diplomat senior sekaligus peneliti tamu National University of Singapore Bilahari Kausikan mengatakan, KTT khusus ASEAN-AS menunjukkan AS tetap bisa menjaga fokus di berbagai kawasan. Pertemuan itu digelar kala perang masih membara di Ukraina dan Washington sejauh ini mendukung penuh Kiev menghadapi Moskwa.
"Pertemuan itu adalah pesannya. Menggelar KTT ASEAN-AS di masa kini dengan jelas menunjukkan AS bisa menjalankan agendanya bersamaan tanpa tertanggu," kata dia.
Sementara itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing dipastikan tidak ikut KTT ASEAN-AS. Voice of America melaporkan pada Rabu (11/5/2022) bahwa Duterte tidak hadir karena masa jabatannya akan habis Juni mendatang. Adapun Min Aung Hlaing tidak diundang seperti lazimnya dalam pertemuan ASEAN lain.
Sejak kudeta 1 Februari 2021, ASEAN memutuskan tidak mengundang pejabat Myanmar dengan posisi setara atau lebih tinggi dari menteri. ASEAN hanya mengundang pejabat Myanmar dengan posisi setara atau lebih rendah dari direktur jenderal.
Presiden Joko Widodo dilaporkan tiba di Washington DC pada Selasa (10/5) waktu setempat. Sejauh ini, belum ada informasi apakah akan ada pertemuan bilateral antara Jokowi atau pemimpin ASEAN lain dengan Presiden AS Joe Biden.
Lihat Juga Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Tiba di Washington DC
Kao dalam kapasitas Kamboja sebagai Ketua Bergilir ASEAN 2022 meminta pertemuan bilateral Biden dengan PM Kamboja Hun Sen. Ia menganggap permintaan itu wajar. ”Resmi atau tidak, (pertemuan bilateral) perlu untuk berdialog,” katanya.
Menurut dia, pertemuan yang lebih banyak antara Biden dan setiap pemimpin ASEAN perlu diatur. ”Sebagai negara besar, tuan rumah, AS harus lebih murah hati kepada tamu, para pemimpin yang melawat ke Washington, khususnya kala (Biden) mau membahas peningkatan hubungan dari strategis menjadi strategis menyeluruh,” katanya.
Dalam sejumlah kesempatan, Gedung Putih dan Deplu AS mengindikasikan Biden akan menemui para pemimpin ASEAN secara serentak. Tidak ada pertemuan bilateral antara Biden dan salah satu atau sebagian pemimpin ASEAN selama KTT Khusus berlangsung.
Biden akan menjamu para pemimpin ASEAN di Gedung Putih pada Kamis malam waktu Washington atau Jumat pagi WIB. Biden akan kembali menemui mereka pada Jumat sore di Gedung Putih untuk diskusi mendalam soal hubungan ASEAN dengan AS serta isu-isu global lainnya.
Selain Biden, sejumlah pejabat AS dijadwalkan menjamu para pemimpin ASEAN. Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Wakil Presiden AS Kamala Harris, serta sejumlah menteri dan pejabat tinggi AS akan menemui para pemimpin AS pada kesempatan terpisah.
Baca juga : Dua Kunjungan yang Berbeda tetapi Punya Makna Bagi Kedua Negara dan Perdamaian Dunia
Pelosi akan menjadi pejabat pertama AS yang menyambut para pemimpin ASEAN. Mereka akan makan siang sekaligus berbincang di Capitol atau kantor parlemen AS pada Kamis siang. Setelah dijamu Pelosi, para pemimpin ASEAN dijadwalkan membahas isu perdagangan dan kerja sama ekonomi dengan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, Kepala Kantor Kebijakan Perdagangan AS Katherine Tai, serta sejumlah pebisnis AS.
KTT ASEAN-AS di Washington DC itu merupakan kelanjutan dari keikutsertaan Biden dalam KTT ASEAN pada Oktober 2021. Setelah pertemuan itu, Biden mengundang para pemimpin ASEAN datang ke AS. Sedianya pertemuan digelar pada Januari 2022. Setelah tertunda beberapa kali karena berbagai isu, pertemuan akhirnya digelar pertengahan Mei 2022. (AFP/REUTERS/RAZ)