Di tengah kesulitan yang dihadapi, kerja sama ekonomi dan sosial budaya antara Venezuela dan Indonesia terus meningkat. Kedua negara terus membangun sikap saling percaya untuk kemajuan masa depan.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·4 menit baca
Gaung alat musik tradisional Indonesia, angklung dan kolintang, menggema memenuhi el Centro Nacional de Acción Social por la Musica, Caracas, Venezuela. Lantunan lagu ”Manuk Dadali” dan ”Moliendo Café”—salah satu lagu tradisional Venezuela—memikat 400 penonton yang malam itu hadir menyaksikan kolaborasi KBRI Caracas dan pemusik Venezuela yang tergabung dalam El Sistema, orkestra terbesar di dunia yang tercatat dalam buku rekor dunia Guinness.
Bagi telinga warga Indonesia, irama Moliendo Café yang ceria bukanlah sesuatu yang asing. Di Tanah Air, lagu itu dikenal sebagai lagu berjudul ”Kopi Dangdut”. Tak heran apabila malam itu penonton dari dua bangsa yang berbeda berdendang bersama, seiring entakan irama lagu ”Moliendo Café” atau ”Kopi Dangdut” yang ceria.
Perjumpaan dua bangsa melalui seni itu pulalah yang oleh KBRI Caracas dilihat sebagai jembatan untuk mempertemukan Indonesia dan Venezuela sekaligus memperkuat relasi kedua negara.
”Promosi ini juga dilakukan untuk meningkatkan citra serta pengetahuan masyarakat Venezuela terhadap Indonesia, serta hubungan dengan Pemerintah Venezuela, mengingat Indonesia kali ini berpartisipasi sebagai tamu kehormatan,” kata Imam Edy Mulyono, Duta Besar RI di Caracas. ”Partisipasi KBRI Caracas dalam promosi pariwisata merupakan bagian dari usaha KBRI Caracas untuk memulihkan kembali sektor pariwisata Indonesia yang terkena dampak dari pandemi Covid-19.”
Indonesia, sebagaimana diungkapkan Edy, melihat kerja sama dengan Venezuela sebagai relasi yang potensial. Dalam pernyataan pers yang diterima pada Senin (9/5/2022) disebutkan, saat ini Venezuela memang masih dirundung krisis ekonomi yang ditandai salah satunya dengan terjadinya hiperinflasi. Akan tetapi, berangsur-angsur kondisi perekonomian negeri itu membaik.
Dalam catatan KBRI Caracas—mengutip data Kementerian Perdagangan—Indonesia pada periode Januari-Oktober 2021 menorehkan lonjakan arus ekspor, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Total neraca perdagangan kedua negara mencapai 34 juta dollar AS.
Indonesia memang tidak menutup mata pada kesulitan ekonomi yang dihadapi Venezuela. Akan tetapi, situasi itu tidak menghentikan langkah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Venezuela, negeri di Amerika Selatan yang sejak 10 Oktober 1959 menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Di tengah tantangan ekonomi yang tak mudah, hingga saat ini KBRI terus berupaya meningkatkan interaksi di antara pengusaha-pengusaha kedua negara. Dalam catatan yang diterima Kompas dari KBRI Caracas disebutkan, Indonesia masih mendapat komitmen besar dari kalangan pengusaha Venezuela untuk meningkatkan hubungan dagang dan investasi. Di sisi lain, KBRI Caracas juga berupaya lebih agresif mendatangi, berkomunikasi, dan menyelenggarakan berbagai pertemuan bisnis dan pendekatan guna menyiasati kesulitan dan tantangan kerja sama ekonomi bilateral.
Terkait potensi kerja sama ekonomi dan kawasan, dalam tanggapan tertulisnya, Imam mengatakan, Venezuela dan negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia memiliki nilai ekonomis yang tinggi bagi kepentingan nasional Indonesia. Lebih lanjut ia mengelaborasi potensi tersebut, yaitu kawasan Amerika Latin dan Karibia merupakan mitra dagang, sumber investasi, dan mitra kerja sama pembangunan yang penting bagi Indonesia. Kedua, negara-negara di kawasan tersebut memiliki sumber-sumber daya dan teknologi yang penting untuk mendukung upaya Indonesia berkontribusi positif dalam penanganan isu-isu global, seperti perubahan iklim, pengentasan kemiskinan, kesehatan global, dan sejenisnya. Ketiga, kawasan tersebut juga memiliki pengaruh dan dukungan pada keterlibatan dan kepentingan Indonesia (saling dukung) di forum multilateral.
“Pada tahun 2022, kebijakan luar negeri Indonesia di kawasan Amerika Latin dan Karibia difokuskan pada penetrasi pasar non-tradisional dan kerja sama teknik. Pelaksanaan kebijakan luar negeri Indonesia dengan Venezuela diarahkan pada upaya untuk membangun pilar kemitraan jangka panjang dalam pemenuhan kepentingan bersama, dengan mendorong kerja sama antara sektor swasta kedua negara yang dapat dilakukan antara lain dengan memfasilitasi interaksi para pemangku kepentingan, baik secara langsung maupun virtual. Dalam hal ini, KBRI Caracas senantiasa mendorong dan memfasilitasi partisipasi dari para pengusaha Venezuela untuk berpartisipasi dalam Ina-Lac (IndonesiaLatin America and the Carribean) Business Forum,” ungkap Imam lebih lanjut.
Terkait kerja sama ekonomi, pada 18 Mei 2022 mendatang, KBRI Caracas akan melaksanakan Business Gathering dengan pengusaha Venezuela. Lalu pada September mendatang, akan digelar lagi Ina-LacBusiness Forum dengan mengundang pengusaha-pengusaha dari kawasan Amerika Latin dan Karibia.
Tahun lalu, tepatnya pada 11 Oktober 2021, bertepatan dengan peringatan 60 tahun Gerakan Non-Blok di Beograd, Indonesia telah mendorong penandatanganan nota kesepahaman Konsultasi Politik RI-Venezuela oleh Menteri Luar Negeri kedua negara. MoU tersebut bertujuan untuk mendorong pengembangan kerja sama antara lembaga atau institusi negara kedua negara, termasuk dengan prioritas kunjungan dan pertemuan pejabat tinggi untuk membahas isu-isu bilateral, serta kunjungan para pengusaha untuk menawarkan peluang investasi di Indonesia, maupun outbond investment di Venezuela bagi pengusaha Indonesia.
Dengan sikap saling percaya yang terus dibangun, tidak Heran bila kemudian—di tengah krisis yang dihadapi Venezuela—nilai perdagangan kedua negara terus mencatatkan peningkatan positif. Kembali mengutip data Kementerian Perdagangan, KBRI Caracas menyebutkan, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Venezuela pada periode Januari-Oktober 2021 sebesar 21,75 juta dollar AS, atau melonjak 80 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020. Pada periode Januari-Oktober 2020, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Venezuela mencapai angka 12 juta dollar AS. Indonesia pun mencatatkan surplus pada neraca perdagangan bilateral nonmigas sebesar 10,4 juta dollar AS.
Kembali pada gema ”Kopi Dangdut” di el Centro Nacional de Acción Social por la Musica, relasi Indonesia-Venezuela pun diwarnai keceriaan.