Bangsamoro Beri Dukungan untuk Kandidat Perempuan, Robredo dan Duterte-Carpio
MILF dan MNLF, dua kelompok politik berpengaruh di selatan Filipina, memberikan dukungan bagi dua calon pemimpin perempuan, Leni Robredo dan Sara Duterte-Carpio. Keberlanjutan proses damai menjadi landasan dukungan.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
Manila, Minggu – Dua kelompok politik berpengaruh di wilayah selatan Filipina, Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) memastikan memberikan dukungan pada calon presiden perempuan, Leni Robredo, pada pemilihan pada Senin (9/5/2022). Pada saat yang sama, MILF dan MNLF juga memberikan dukungan pada Sara Duterte-Carpio, putri Presiden Rodrigo Duterte, yang mencalonkan diri sebagai wakil presiden.
Dikutip dari laman CNN Filipina, kedua kelompok tersebut mengumumkan dukungan mereka terhadap Robredo, yang kini menjabat sebagai wakil presiden Filipina, dan Duterte-Carpio dalam sebuah pengumuman bersama, Sabtu (7/5/2022). Pernyataan dukungan kedua kelompok tersebut terhadap dua calon pemimpin perempuan Filipina itu ditandatangani Ketua MILF Al Haj Murad Ebrahim dan Ketua MNLF Muslimin Sema.
”Kedua organisasi telah sepakat untuk mendukung calon presiden dengan platform pemerintahan yang jelas serta berkomitmen terhadap proses perdamaian dan implementasi penuh dari semua perjanjian yang ditandatangani selama dan di luar masa transisi,” kata MNLF dan MILF.
Kedua organisasi tersebut mengatakan, Robredo adalah satu-satunya calon presiden yang menyatakan komitmen dalam mempertahankan pencapaian proses damai Bangsamoro.
Ebrahim, dikutip dari laman Philstar, mengatakan, mereka mendukung Robredo setelah melihat komitmennya terhadap keberlanjutan proses damai dan implementasi penuh Perjanjian Komprehensif Bangsamoro tahun 2014 dan Undang-Undang Organik Bangsamoro tahun 2018. Ebrahim menilai, program Robredo bagi keberlangsungan kehidupan warga di selatan Filipina, termasuk rehabilitas masyarakat miskin dan warga yang terkeda dampak pengepungan Marawi beberapa tahun lalu, menjadi hal yang signifikan bagi keberlanjutan kehidupan warga di wilayah tersebut.
Sebaliknya, dia tidak melihat komitmen serupa disampaikan oleh pesaing Robredo, Ferdinand Marcos Jr. Bahkan, menurut Ebrahim, kehidupan Bangsamoro saat ini tidak terlepas dari kebijakan keras terhadap kelompok minoritas Muslim Filipina di masa lalu saat pemerintahan Ferdinand Marcos, ayah Marcos Jr.
”Pemilu tahun ini sangat bersejarah (bagi) MILF. Ini pertama kalinya kami berpartisipasi dalam proses demokrasi. Dari perjuangan bersenjata yang telah kami lakukan selama lebih dari 40 tahun, sekarang kami memutuskan untuk bergabung dengan proses demokrasi dan advokasi damai,” tambahnya.
Walau begitu, dukungan MNLF sedikit tercederai karena 15 pemimpin eksekutif organisasi menyatakan dukungan terhadap pencalonan Bongbong, panggilan Marcos Jr. Salah satu pimpinan eksekutif MNLF yang menyatakan dukungannya terhadap Bongbong adalah saudara laki-laki Muslimin Sema, Romeo Sema.
Pada saat yang sama, MNLF dan MILF menyatakan dukungan terhadap Duterte-Carpio, putri Presiden Rodrigo Duterte. Sadar bahwa keduanya, Robredo dan Duterte-Carpio, berasal dari dua faksi politik yang bersaing tak membuat mereka urung memberi dukungan bagi keduanya.
”Keutamaan proses perdamaian dan rakyat Bangsamoro cukup menarik bagi MILF dan MNLF untuk tegas dalam memilih presiden,” kedua front menekankan.
Dikutip dari laman resmi Pemerintah Filipina, Sekretaris Penasihat Perdamaian Carlito Galvez Jr mengatakan, proses perdamaian akan terus berlanjut pada pemerintahan berikutnya.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Kantor Penasihat Presiden untuk Proses Perdamaian (OPAPRU) dan Daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao (BARMM) menegaskan kembali komitmen mereka untuk mempertahankan pencapaian berbagai perjanjian perdamaian di Mindanao.
”Yakinlah, seperti yang saya janjikan ketika saya menjadi Kepala Staf [Angkatan Bersenjata Filipina], bahwa sepanjang hidup saya dan Menteri Pertahanan Nasional (Delfin Lorenzana), sepanjang hidup kami, akan kami dedikasikan untuk proses perdamaian,” tulis Galvez.
Galvez menyatakan, tantangan untuk menjaga proses perdamaian ke depan akan tetap ada. Akan tetapi, dia mencoba meyakinkan, dengan kemitraan antara Pemerintah Filipina dan MILF hal itu akan bisa diatasi bersama.