AS Terus Kirim Senjata, Biden Desak Kongres Loloskan Paket Lebih Besar
Biden memeringatkan bahwa dana bagi Ukraina hampir habis dan mendesak Kongres untuk mengizinkan lebih banyak lagi bantuan bagi negara itu. Biden mengusulkan paket baru senilai 33 miliar dollar AS bagi Ukraina.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
WASHINGTON, JUMAT – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada Jumat (6/5/2022), kembali mengumumkan paket bantuan senjata bagi Ukraina senilai 150 juta dollar AS. Biden juga memberi sinyal akan menekan Kongres AS demi memuluskan pengesahan paket besar lain ke Ukraina. Nilainya diperkirakan mencapai 33 miliar dollar AS, sebanyak 20 miliar dollar AS diantaranya merupakan bantuan militer. Semua bantuan tersebut akan digelontorkan dalam kurun waktu lima bulan setelah disetujui.
"Saya mengumumkan paket bantuan keamanan baru yang akan menyediakan amunisi artileri tambahan, radar, dan peralatan lainnya ke Ukraina," kata Biden di Washington. Menurut seorang pejabat senior AS, paket itu mencakup 25.000 peluru artileri 155 milimeter, radar kontra-artileri yang digunakan untuk mendeteksi sumber tembakan musuh, peralatan pengacau elektronik dan aneka suku cadang. Amunisi artileri tampaknya dimaksudkan untuk melengkapi pengiriman meriam Howitzer AS yang baru-baru ini dipasok.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengungkapkan nilai total paket bantuan itu mencapai 3,8 miliar dollar AS. Termasuk dalam paket itu adalah sejumlah artileri berat, rudal anti-pesawat Stinger, dan pesawat nirawak. Sebelumnya, AS juga telah mengirim bantuan senjata diantaranya adalah rudal anti-tank, Javelin.
Biden memeringatkan bahwa dana bagi Ukraina hampir habis dan mendesak Kongres untuk mengizinkan lebih banyak lagi bantuan bagi negara itu. Dengan bantuan yang dikirimkan pada Jumat, paket bantuan bagi Ukraina yang masih tersisa adalah sebesar 250 juta dollar AS. Melihat dana yang kian terbatas itu, Biden dilaporkan menekan Kongres untuk mengesahkan paket baru bagi Ukraina senilai 33 miliar AS.
Biden bersama kepala-kepala negara anggota Kelompok Tujuh (G7) dijadwalkan menggelar pertemuan virtual dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Minggu (8/5). Agenda utama pertemuan itu adalah mengetahui kondisi terkini invasi Rusia ke Ukraina. Dukungan Barat bagi Ukraina dalam menghadapi Rusia akan dipastikan dalam pertemuan itu. Pertemuan itu sengaja digelar sehari sebelum perayaan Hari Kemenangan Rusia.
"AS telah memberikan sejumlah bantuan keamanan bersejarah ke Ukraina. Kami, dengan segera, mengirim senjata dan peralatan yang telah disahkan Kongres secara langsung ke garis depan kebebasan di Ukraina," kata Biden dalam sebuah pernyataan. Biden menekankan, agar Ukraina berhasil membendung Rusia, tidak ada cara lain bagi AS dan sekutunya selain memastikan senjata dan amunisi tetap mengalir ke Ukraina tanpa gangguan. "Kongres harus segera menyediakan dana yang diminta untuk memperkuat Ukraina di medan perang dan di meja perundingan," katanya.
Bantuan bagi Ukraina juga digelontorkan oleh Pemerintah Inggris. Dalam pernyataannya Sabtu (7/5) Pemerintah Inggris akan memberikan Ukraina 287 unit generator baru, menambah 569 unit generator yang telah disumbangkan sebelumnya. Generator baru itu diperkirakan dapat membangkitkan listrik bagi 8.000 unit rumah. Namun bantuan itu terutama ditujukan untuk mendukung kelistrikan di rumah sakit-rumah sakit, tempat penampungan warga dan layanan penting lainnya yang kini terancam hancur akibat pertempuran sengit antara tentara Ukraina melawan tentara Rusia. Departemen Strategi Bisnis, Energi dan Industri Inggris juga mengatakan Inggris juga telah melonggarkan aturan tentang dukungan bahan bakar fosil keluar negeri untuk meningkatkan pasokan energi vital bagi Ukraina.
Dari Ukraina dilaporkan, Presiden Zelenskyy mengatakan lebih dari 40 perempuan dan anak-anak telah dievakuasi pada Jumat dari sebuah pabrik baja Mariupol. Para warga itu sebelumnya harus menghabiskan waktu selama dua bulan di tempat penampungan bawah tanah. Zelenskyy mengungkapkan "opsi diplomatik" sedang dilakukan untuk menyelamatkan tentara Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan ada 50 warga sipil yang dievakuasi, termasuk 11 anak-anak. Mereka diserahkan kepada PBB dan Palang Merah Internasional yang membantu operasi penyelamatan itu.
Dikatakan bahwa operasi kemanusiaan itu akan berlanjut pada Sabtu ini. Sekitar 200 warga sipil, termasuk anak-anak, diperkirakan masih terjebak di terowongan dan bunker era Soviet di bawah pabrik Azovstal yang luas. Mereka dilaporkan berlindung bersama dengan sekelompok tentara Ukraina yang bertahan. Rusia mengumumkan gencatan senjata siang hari di kawasan pabrik itu selama tiga hari mulai Kamis (5/5). Namun tentara Ukraina mengatakan, Rusia kembali melanjutkan serangan baik melalui darat dan udara.
Batalyon Azov Ukraina, yang menjadi garda terdepan pertahanan di Azovstal, mengatakan satu tentara Ukraina tewas dan enam lainnya terluka ketika pasukan Rusia melepaskan tembakan saat mengevakuasi orang dengan sebuah mobil. Pemimpin batalion Azov Andriy Biletsky melalui media sosial Telegram pada Jumat mengatakan situasi di pabrik itu kritis. "Tembakan tidak berhenti. Setiap menit menunggu nyawa warga sipil, tentara, dan yang terluka dikorbankan," kata Biletsky. (AP/AFP/REUTERS)