Pengalaman Lebaran di Malaysia: "Alamak... Daging Ambik Esok..."
Memang sudah puluhan tahun masyarakat Malaysia tidak menghadapi perubahan penetapan hari Lebaran. Kejadian serupa, terakhir terjadi tahun 1982. Tak heran bila malam itu berubah menjadi "jam-jam panik nasional".
Oleh
AGNES ARISTIARINI, dari Kuala Lumpur, Malaysia
·3 menit baca
Lebaran di Malaysia tahun ini, membuat banyak orang pontang panting. Semula Hari Raya ditetapkan Selasa, 3 Mei 2022. Begitu Tan Sri Sayed Danial Syed Ahmad, Penyimpan Mohor Besar Raja Raja, mengumumkan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2022, paniklah masyarakat.
Mohor adalah semacam materai atau tera. Penyimpan mohor besar raja-raja melambangkan kuasa dan hak institusi majelis raja-raja, lembaga negara tertinggi di Malaysia. Pengumuman resmi Tan Sri Sayed berlangsung melalui berbagai stasiun televisi Minggu malam (1/5/2022) sekitar pukul 20.00 waktu Malaysia atau pukul 19.00 WIB. Berbarengan dengan pemerintah Indonesia mengumumkan hasil sidang isbat.
Sebagian orang bahkan sudah pergi ke masjid untuk salat tarawih. Tak banyak terdengar takbir, bahkan kembang api pun baru menyusul menjelang tengah malam.
Bisa dibayangkan bingungnya orang-orang yang sudah menjadwalkan mudik sehari sebelum lebaran, atau sedang dalam perjalanan agar bisa salat Ied bersama kerabat di kampung halaman. Maklumlah, ini lebaran pertama bisa mudik, setelah dua tahun terkurung pandemi Covid-19.
Namun, apa mau dikata. Berantakan semua rencana. Media sosial pun mendadak riuh dengan cuitan putus asa dalam canda khas melayu.
"Rendang tak masak lagi..."
"My mom termenung. Dia dah booking daging untuk ambik (ambil) esok..."
"My mom is losing her mind over the fact that Raya will be tomorrow. She just walked around the house, yelling 'Sayur belum beli lagi...'"
Menteri Kanan Pertahanan Hishammuddin Hussein mencoba menenangkan masyarakat melalui akun resminya. "Sah! Besok kita sambut Aidilfitri. Sama-samalah kita 'busy' di dapur malam ini. Selamat #Hari Raya #Aidilfitri. Maaf zahir dan batin."
Memang sudah puluhan tahun masyarakat Malaysia tidak menghadapi perubahan penetapan hari Lebaran. Kejadian serupa, terakhir terjadi tahun 1982. Tak heran bila malam itu berubah menjadi "jam-jam panik nasional".
Tahun ini, hanya Singapura yang menetapkan Idul Fitri pada Selasa, 3 Mei 2022. Menurut Mufti Singapura Dr Nazirudin Mohd Nazir, hisab bulan Syawal belum tampak di horizon Singapura. Namun, umat muslim di Indonesia, Malaysia, dan Thailand, sama-sama merayakan lebaran Senin, 2 Mei 2022.
Sah! Besok kita sambut Aidilfitri. Sama-samalah kita 'busy' di dapur malam ini. (Hishammuddin Hussein)
Ikut jadi korban
Saya yang kebetulan sedang di Kuala Lumpur, Malaysia, turut merasakan kepanikan itu. Di Mid Valley Megamal, malam itu mobil parkir memadati setiap ruas kosong. Penumpangnya bisa jadi yang mengular di pasar swalayan, membeli bahan baku dadakan. Di kereta belanjaan mereka, tampak daging sapi, ayam dan sayur untuk masakan khas lebaran: rendang, opor ayam, sayur lodeh, atau kuah kacang.
Di sepanjang jalan, banyak melintas sepeda motor dengan ibu-ibu di boncengan. Mereka erat memegang tas penuh barang belanjaan, beberapa jenis sayuran tampak menjuntai keluar.
Untung keluarga anak saya sudah belanja sehari sebelumnya, sehingga tidak perlu ikut bersesakan di pasar swalayan. Namun, semua masih tersimpan rapi di dalam kulkas karena masak memasak memang tadinya diagendakan Senin (2/5/2022), seharian. Rencananya, usai salat Ied bisa langsung makan bersama.
Apa daya, rencana ternyata gagal total. Terpaksa di hari yang fitri itu semua anggota keluarga dikerahkan menyiapkan masakan lebaran. Sementara sarapan cukup dengan somay udang-ayam, bawaan dari Jakarta.
Kami semua gedubrakan. Telur bocel-bocel tak mulus karena dikupas tergesa-gesa, potongan sayur tidak sama, dan kering kentang lengket-lengket kurang rata berlapis bumbu. Namun, siang itu—meski sedikit terlambat—kami akhirnya berhasil menyantap ketupat dengan menu lebaran khas keluarga menantu di Surabaya. Ada gule sapi, sayur labu, telur petis, kering kentang ebi, dan kolak pisang sebagai penutupnya.
BegItulah pengalaman lebaran dadakan di negeri jiran.