Uni Eropa Siap Akhiri Ketergantungan Energi pada Rusia
Komisi Eropa mengusulkan paket keenam sanksi atas Rusia, termasuk di sektor energi. Uni Eropa memperingatkan anggotanya agar siap menghadapi berbagai kemungkinan akibat gangguan pasokan gas.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·5 menit baca
AFP/CARLOS REYES
Pemandangan terlihat dari udara menunjukkan antrean kendaraan roda empat di stasiun pengisian bahan bakar umum di Kiev, ibu kota Ukraina, Senin, 2 Mei 2022.
BRUSSEL, SELASA – Blok Uni Eropa bersiap mengakhiri ketergantungan pada pasokan gas dari Rusia dan menegaskan tidak akanmembayar gas dengan mata uang rubel. Komisi Eropa, Selasa (3/5/2022), mengusulkan paket sanksi baru kepada semua anggota blok untuk menghukum Rusia, termasuk embargo minyak.
Sehari sebelumnya, Uni Eropa (UE) telah memperingatkan negara-negara anggotanya agar mempersiapkan berbagai kemungkinan akibat gangguan pasokan gas dari Rusia. Ditegaskan, UE takkan tunduk pada tekanan Moskwa yang mengharuskan transfer pembayaran pasokan gas dengan rubel.
Para menteri energi dan lingkungan UE dalam pertemuan di Brussel, Senin (2/5), membahas masalah pasokan gas alam Rusia yang berpotensi lebih rumit. Sejumlah negara, termasuk ekonomi utama UE, Jerman, sangat bergantung pada minyak Rusia untuk sebagian besar pembangkit listriknya.
Rusia pada akhir Maret lalu memaksa klien dari “negara-negara tak bersahabat”, termasuk UE, untuk membayar pasokan gas Rusia dalam rubel. Kebijakan itu dikenakan kepada negara-negara yang telah menjatuhkan serangkaian sanksi untuk menghukum Moskwa karena agresi militer ke Ukraina.
Langkah Moskwa yang menuntut pembayaran gas dengan rubel itu sebagai respons terhadap tsunami sanksi Barat kepada Rusia. Moskwa ingin memperkuat nilai tukar rubel. Moskwa menilai semua negara yang memberikan sanksi kepada Rusia karena invasi militernya sebagai sikap permusuhan atau tidak bersahabat.
AFP/JOHN THYS
Menteri Lingkungan dan Energi Spanyol Teresa Ribera (kiri) dan Menteri Transisi Ekologi Perancis Barbara Pompili (tengah) berbicara dengan Menteri Lingkungan dan Aksi Iklim Portugal Duarte Cordeiro (kanan) selama pertemuan Dewan Menteri Energi Khusus Eropa tentang krisis gas dan minyak Rusia di markas besar Uni Eropa di Brussel, 2 Mei 2022.
Gazprom, raksasa energi Rusia, dalam pernyataan akhir April lalu mengatakan telah memberi tahu operator gas Bulgaria, Bulgargaz, dan perusahaan gas Polandia, PGNiG, agar membayar gas rubel. Pasokan gas ditangguhkan sejak 27 April hingga pembayaran dilakukan dalam rubel.
Penangguhan pasokan ke Bulgaria dan Polandia dilakukan karena dua negara ini menolak untuk membayar dengan rubel. Keesokan harinya, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, dua negara itu menerima gas dari tetangga UE setelah raksasa energi Rusia, Gazprom, memutus pasokan gas.
Seusai pertemuan, Menteri Transisi Ekologi Perancis Barbara Pompili selaku pemimpin pertemuan dan Komisaris Energi Eropa Kadri Simson mengatakan, 27 negara UE mendukung Polandia dan Bulgaria. Negara-negara juga akan menimbun gas untuk menghadapi dampak terganggunya pasokan dari Rusia.
Simson mengatakan, mengikuti prosedur penuh seperti yang dituntut Rusia merupakan pelanggaran terhadap sanksi yang diberlakukan UE. Dia mengatakan, sepengetahuannya, tidak ada perusahaan Eropa yang bersiap untuk mengikuti keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengubah metode pembayaran.
Eropa mengimpor sekitar 40 persen gas alam dari Rusia. Selama ini, kontrak jual-beli bahan bakar gas dilakukan dalam euro. Beberapa negara UE akan memperbarui kontrak pasokan gas pada akhir Mei ini. Mereka bisa saja berupaya mengatasi dampak sanksi dengan mengikuti metode yang diajukan Moskwa.
Namun, syarat yang diminta Rusia ialah setiap klien harus membuka dua rekening di Gazprombank (GPB), bank milik Gazprom. Pembayaran akan disimpan di satu rekening euro atau dollar AS, kemudian dipindahkan ke rekening rubel dengan persetujuan bank sentral Rusia.
AFP/ANP/PAUL MARTENS
Kapal tanker Sunny Liger berbendera Kepulauan Marshall yang mengangkut diesel Rusia, berlabuh di Laut Utara, dekat Ijmuiden, 30 April 2022.
Kadri dan beberapa menteri mengatakan, langkah Rusia itu melanggar sanksi Barat. Menteri Lingkungan Polandia Anna Moskwa mengatakan, tuntutan Rusia itu melanggar sanksi dan solidaritas Eropa.
"Banyak negara, termasuk negara-negara Baltik, Denmark, Belanda dan Finlandia, hari ini telah menegaskan kembali solidaritas dan mereka pasti tidak akan membayar dalam rubel," kata Moskwa.
Beberapa negara menuntut klarifikasi lebih lanjut dari para ahli Komisi Eropa. Sebab, persoalannya tidak hanya membayar dengan mata uang rubel, tetapi juga melibatkan bank sentral negara lain. Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ceko, Jozef Sikela, mengatakan dia telah meminta penjelasan yang detail.
"Saya pikir klarifikasi masih berlangsung. Ini proses yang kompleks. Membayar dengan satu rubel adalah satu soal. Jika melibatkan bank sentral negara lain, itu bagian dari paket yang berbeda. Itu akan sedikit rumit," kata Khashayar Farmanbar, Menteri Energi dan Pengembangan Digital Swedia.
Pada Selasa, UE juga mengusulkan embargo minyak Rusia secara bertahap, bukan embargo gas. Komisi Eropa akan mengusulkan embargo selama 6-8 bulan, waktu yang dibutuhkan untuk diversifikasi pasokan. Menurut seorang pejabat senior UE, mungkin ada pilihan untuk beberapa negara, termasuk Hongaria.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell mengatakan, paket sanksi baru akan menyasar lebih banyak bank Rusia. Paket keenam sanksi ini termasuk menargetkan bank terbesar di negara itu, Sberbank. Bank ini akan dikeluarkan dari sistem komunikasi perbankan global, SWIFT.
AP/EMILIO MORENATTI
Para kerabat menghadiri pemakaman Illya Shklyaruk (25), seorang warga Irpin yang terlibat dalam evakuasi tetangganya dari kota itu dan terbunuh di dalam mobilnya oleh tembakan tentara Rusia pada 8 Maret 2022, di pemakaman Irpin, di pinggiran Kiev, Senin (25/4/2022).
Diperkirakan, Komisi Eropa akan mengusulkan paket keenam sanksi UE minggu ini. Ukraina mengatakan. ekspor energi Rusia ke Eropa, luput dari sanksi internasional. Hasil penjualan minyak Rusia ke UE justru sanggup membiaya perang Kremlin dalam jutaan euro setiap hari.
"Paket (sanksi) ini harus mencakup langkah-langkah yang jelas untuk memblokir pendapatan Rusia dari sumber daya energi," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Kanselir Olaf Scholz menyatakan, sanksi tidak akan dicabut sampai Putin menandatangani kesepakatan damai dengan Ukraina. "Kami telah berhasil mencapai situasi di mana Jerman siap menghadapi dampak embargo minyak," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck.
Duta besar dari negara-negara UE akan membahas lebih lanjut rencana embargo minyak Rusia ketika mereka bertemu lagi, Rabu (4/5). Namun, Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto mengatakan, Budapest tidak akan mendukung sanksi baru itu.
Sementara itu pasukan Rusia terus menggempur sejumlah kota, termasuk Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Beberapa kota di Ukraina timur juga telah porak-poranda oleh serangan roket atau rudal, termasuk rudal jelajah Rusia.
Rusia menfokuskan serangan ke Ukraina timur, terutama di Donetsk dan Luhansk. Sebagian wilayah di dua provinsi itu telah dikuasai separatis dukungan Rusia sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi militer – atau operasi militer khusus menurut istilah Putin – 24 Februari.
AFP/ED JONES
Seorang wanita usia lanjut melarikan diri dari kota Mariupol yang terkepung tentara Rusia saat dia tiba dengan kendaraan pribadi di area pendaftaran dan pemrosesan untuk pengungsi internal di Zaporizhzhia, Ukraina, 2 Mei 2022.
Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska meminta Barat untuk tetap mendukung negaranya. Di sisi lain, warga sipil yang dievakuasi dari pabrik baja raksasa di Mariupol telah tiba pada Senin di kota Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina setelah perjalanan bus semalaman melintasi garis depan. Ukraina mengatakan, ratusan warga sipil terperangkap di dalam area pabrik Azovstal bersama dengan pasukan terdepan Ukraina di kota itu.
Dewan Kota Mariupol mengatakan, evakuasi lanjutkan dimulai kembali pada Selasa pagi waktu setempat. Wartawan tidak dapat memastikan apakah evakuasi telah dilakukan atau belum.
Kapten Sviatoslav Palamar (39), wakil komandan Resimen Azov Ukraina, mengatakan mendengar suara-suara wanita, anak-anak, dan orang tua yang terperangkap di dalam bunker, namun tidak punya peralatan memadai untuk menyelamatkan mereka.(AFP/AP/REUTERS)