Arab Saudi-Mesir Umumkan Idul Fitri Jatuh pada Hari Senin
Sejumlah negara Timur Tengah, termasuk Arab Saudi dan Mesir, mengumumkan hari raya Idul Fitri jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Di negara-negara itu, shalat Id kembali digelar setelah sempat ditiadakan karena pandemi.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·3 menit baca
RIYADH, MINGGU – Arab Saudi, Mesir, dan negara-negara Arab Teluk mengumumkan, hari raya Idul Fitri jatuh pada Senin (2/5/2022). Keputusan serupa diambil oleh Pusat Kebudayaan Islam London, Inggris. Perayaan Idul Fitri ini sekaligus menandai berakhirnya bulan Ramadhan saat umat Islam di negara-negara tersebut menjalankan ibadah puasa sebulan penuh.
Di Arab Saudi, keputusan jatuhnya hari perayaan Idul Fitri diambil oleh Departemen Bulan Sabit Mahkamah Agung Arab Saudi, Minggu (1/5/2022), dan diumumkan Mahkamah Kerajaan. "Hari Minggu (30/9/1443 H)--berdasarkan kalender Umm Al-Qura--bertepatan dengan 1/5/2022 M adalah berakhirnya hari ke-30 bulan suci Ramadhan tahun 1443 H," demikian pengumuman Mahkamah Kerajaan, yang dilansir kantor berita Arab Saudi, SPA.
"Hari Senin (1/10/1443 H)--menurut kalender Umm Al-Qura--bertepatan dengan hari pertama Idul Fitri tahun 1443," lanjut pengumuman tersebut.
Keputusan serupa diambil oleh negara-negara Arab Teluk lainnya, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Qatar, dan Bahrain, serta Irak. Seperti dikutip laman harian The National, keputusan waktu perayaan Idul Fitri di UEA diambil oleh Komite Ru'yah Hilal. Komite ini beranggotakan para astronom serta pejabat dan penasihat pengadilan dari otoritas Islam. Komite ini menyatakan tidak melihat bulan (hilal) baru sebagai indikasi untuk menentukan awal bulan baru dalam kalender Islam.
"Ini berarti, Ramadhan tahun ini digenapkan 30 hari, dan hari pertama Idul Fitri, 1 Syawal, akan jatuh pada hari Senin," ujar komite tersebut.
Di UEA, terkait perayaan Idul Fitri para aparatur sipil negara (ASN) mendapat jatah libur selama sepekan. Adapun para pekerja sektor swasta mulai memperoleh libur sejak Sabtu (30/4/2022) hingga Rabu mendatang.
Di Mesir, keputusan jatuhnya hari Idul Fitri diumumkan oleh Dar al-Iftaa, lembaga yang memegang otoritas utama terkait urusan keagamaan di negara itu. Seperti di UEA, Dar Al-Iftaa menyatakan bahwa bulan (hilal) Syawal tidak terlihat. Oleh karenanya, seperti dilansir laman Ahram, bulan Ramadhan digenapkan 30 hari pada hari Minggu (1/5/2022).
Di Inggris, Pusat Kebudayaan Islam juga mengumumkan hari Senin sebagai hari pertama Idul Fitri. Melalui pernyataan yang dikirimkan ke kantor berita SPA, Direktur Jenderal Pusat Kebudayaan Islam (Islamic Cultural Center) Ahmed al-Dibyan mengatakan bahwa berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Mahkamah Kerajaan Arab Saudi, Pusat Kebudayaan Islam dan Masjid Pusat di London memutuskan hari Senin sebagai hari pertama Idul Fitri.
"Keputusan ini diikuti oleh ratusan masjid, pusat-pusat (Islam), dan lembaga-lembaga di Inggris dan Eropa," ujar Dibyan.
Shalat Id pertama pascapandemi
Kementerian Wakaf Keagamaan Mesir menyatakan, masjid-masjid di seluruh Mesir diperbolehkan menggelar shalat Id berjemaah setelah pelaksanaan shalat Id di masjid-mesjid sempat dilarang sejak pandemi tahun 2020. Kementerian tersebut sendiri telah mengalokasikan 600 ruang terbuka di masjid-masjid utama untuk menggelar shalat Id.
Warga Mesir biasanya melaksanakan shalat Id, yang digelar setelah matahari terbit pada hari pertama Idul Fitri, di ruang-ruang terbuka mengingat banyaknya jamaah yang mengikuti shalat tersebut. Kementerian Wakaf Keagamaan Mesir memberi lampu hijau pada masjid-masjid di negara itu untuk dibuka minimal 30 menit sebelum shalat Id guna mengumandangkan takbir.
Kementerian juga menekankan agar masjid-masjid besar menyediakan area bagi kaum perempuan untuk melaksanakan shalat Id. "Anak-anak juga diizinkan untuk mengikuti shalat (Id) untuk memberikan kegembiraan dan kebahagiaan bagi mereka," demikian pernyataan Kementerian Wakaf Keagamaan Mesir.
Jaga prokes
Terkait perayaan Idul Fitri di UEA, Otoritas Manajemen Krisis Kedaruratan dan Bencana Nasional menetapkan bahwa protokol kesehatan (prokes) harus dipatuhi warganya. Taher al-Ameri, juru bicara badan tersebut, mengimbau warga UEA untuk "merayakan momen berbahagia itu secara sehat dan aman bersama orang-orang tercinta, serta melindungi warga yang paling rentan dari penularan (virus korona)".
Sesuai prokes, warga UEA tetap diwajibkan selalu mengenakan masker dan menjaga jarak saat melaksanakan shalat Id. Pelaksanaan shalat Id diimbau tidak lebih dari 20 menit. Saat berbagi hadiah, warga diimbau untuk membatasi perayaan bersama keluarga, kerabat, dan sahabat.