Menjajal Tren Hobi di Tiktok, Suami Istri Temui Ajal
Carolfi dan Rodriguez diduga mencoba teknik dekorasi kayu yang bernama pembakaran fraktal. Ini teknik menyetrum kayu yang telah dicelup ke dalam senyawa kimia tertentu dengan listrik bertegangan tinggi.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
MARATHON COUNTY, RABU — Kepolisian di Marathon County, Negara Bagian Wisconsin, Amerika Serikat, mengumumkan hasil otopsi kematian misterius sepasang suami istri pada awal bulan ini. Rupanya, mereka tersengat listrik tegangan tinggi. Ini akibat kedua korban mencoba teknik dekorasi kayu yang tren di media sosial Tiktok, meskipun berbahaya.
Kedua korban adalah James Carolfi (52) dan istrinya, Tanya Rodriguez. Mereka ditemukan setelah tetangga melaporkan terjadi kebakaran di rumah keduanya. Jasad Carolfi dan Rodriguez berada di garasi. Setelah dilakukan penyelidikan dan otopsi, terungkap suami istri tersebut sudah tewas sebelum kebakaran terjadi.
”Awalnya, kami menduga kebakaran adalah penyebab kematian. Departemen pemadam kebakaran meluncurkan penyelidikan mengenai kemungkinan unsur kesengajaan pembakaran. Akan tetapi, berkat bukti otopsi, sekarang sudah jelas bahwa kedua korban tewas tersetrum. Trafo yang masih berjalan kemudian mengalami korsleting dan membakar garasi,” kata Kepala Polisi Marathon County Chad Billeb, seperti dikutip Wisconsin Public Radio, Jumat (22/4/2022).
Carolfi dan Rodriguez diduga mencoba teknik dekorasi kayu yang bernama pembakaran fraktal. Ini teknik menyetrum kayu yang telah dicelup ke dalam senyawa kimia tertentu dengan listrik bertegangan tinggi. Metode ini populer di media sosial, terutama Tiktok dan Youtube.
Butuh listrik bertegangan tinggi yang dihasilkan dari sebuah trafo, yaitu di atas 2.000 volt. Umumnya, di video-video media sosial, trafo diambil dari oven microwave, televisi, ataupun aki mobil karena berukuran kecil, tetapi bertenaga besar. Setruman dihasilkan ketika kabel yang dikupas dan kawat tembaganya terekspos disentuhkan ke permukaan kayu.
Hasil setruman ini berupa pola seperti sambaran halilintar yang disebut sebagai pola Lichtenberg. Istilah ini berasal dari nama fisikawan asal Jerman, Georg Christoph Lichtenberg (1742-1799). Ia yang pertama kali meneliti sambaran petir menimbulkan efek seperti pohon bercabang-cabang.
Teknik ini banyak dipakai oleh tukang kayu profesional maupun orang-orang yang hobi membuat kriya kayu. Berkat media sosial, pemirsa yang tidak memiliki latar belakang kerajinan kayu tertarik untuk ikut mencoba. ”Tidak ada cara yang aman untuk teknik ini. Ada perajin yang mengatakan agar hanya gunakan satu tangan dan selalu matikan trafo setiap kali selesai menyetrum. Ini bukan jaminan,” kata Phil McDonald, Ketua Asosiasi Perajin Kayu Amerika Serikat (AAW).
Ia mengatakan, AAW melarang teknik ini bagi para anggotanya. Perajin profesional yang memiliki studio lengkap pun tidak bisa menjamin keselamatan teknik pembakaran fraktal, apalagi orang biasa yang hobi berkriya kayu dan melakukannya di rumah ataupun garasi sendiri.
Data AAW menunjukkan, dari tahun 2017 hingga 2022, ada 33 orang yang tewas akibat mempraktikkan metode ini. Mereka terdiri dari tukang kayu profesional ataupun pelaku hobi. Semua tewas karena tersetrum listrik bertegangan tinggi.
”Listrik ini pembunuh yang tak terlihat. Semua orang bisa melihat pergerakan gergaji mesin dan menghindari berada terlalu dekat ketika memotong kayu. Akan tetapi, kita tidak bisa memperhitungkan kemungkinan tersengat listrik,” kata McDonald.