Kekerasan di Jerusalem Berulang, Liga Arab Kecam Provokasi Israel
Para menteri luar negeri Liga Arab mengadakan pertemuan darurat untuk membahas situasi di Masjid Al Aqsa yang makin panas. Mereka mendesak Israel untuk tidak memprovokasi, terutama pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
AMMAN, JUMAT — Tindakan aparat keamanan Israel yang memberi izin dan melindungi warga Yahudi untuk beribadah di kompleks Masjid Al Aqsa dianggap memprovokasi warga Palestina Israel. Ini dikhawatirkan memicu bentrokan yang lebih besar di antara kedua belah pihak. Liga Arab juga mengecam tindakan aparat keamanan itu sebagai ilegal, melangkahi kewenangan Departemen Wakaf Jerusalem dan Urusan Aqsa yang dikelola Pemerintah Jordania serta meminta agar tindakan itu segera diakhiri.
Liga Arab mendesak Israel untuk mengakhiri pemberian izin dan perlindugan terhadap warga Yahudi tersebut dan memperingatkan bahwa kebijakan itu melukai umat Islam yang bisa berujung meluasnya konflik.
Desakan itu disampaikan para Menteri Luar Negeri Liga Arab seusai melakukan pertemuan darurat di Amman, ibu kota Jordania, Jumat (22/4/2022). Hadir dalam pertemuan itu menlu Tunisia, Aljazair, Arab Saudi, Palestina, Qatar, Mesir, Maroko, Uni Emirat Arab, dan Sekretaris Jenderal Liga Arab.
Dalam pernyataan bersama, dikutip dari laman media Asharq Al Awsat, para menlu Liga Arab mengingatkan, tindakan aparat keamanan Israel adalah bentuk provokasi terang-terangan terhadap umat Islam, merusak kebebasan untuk mengakses situs yang suci bagi umat Islam. Tindakan itu dinilai memicu kekerasan, mengancam keamanan, dan stabilitas regional serta global.
”Israel harus menghormati status quo sejarah dan hukum al-Haram al-Sharif,” sebut pernyataan itu.
Mereka mengatakan, pemerintah dan aparat keamanan Israel di satu sisi membatasi hak beribadah umat Islam di Kota Tua Jerusalem. Pada saat yang sama, polisi dan aparat keamanan melindungi warga Yahudi ultranasionalis untuk memasuki kompleks Masjid Al Aqsa pada bulan Ramadhan.
Seusai pertemuan, Menlu Jordania Ayman al Safadi mengatakan, tuntutan Liga Arab sangat jelas, yaitu Masjid Al Aqsa dan wilayahnya adalah satu-satunya tempat ibadah bagi umat Islam. Dalam pandangannya, sangat penting bagi pemerintah dan aparat keamanan Israel untuk menghormati status quo sejarah dan hukum Masjid Al Aqsa.
Safadi juga mengingatkan agar aparat keamanan tidak mengulangi kembali provokasi yang dilakukan sepanjang beberapa pekan terakhir. ”Sepuluh hari mendatang sangat kritis. Kami berharap non-Muslim tidak diizinkan masuk ke Masjid Al Aqsa. Ini langkah yang benar untuk menghormati status quo hukum dan sejarah,” kata Safadi.
Sementara, menurut Gheit, kebijakan yang telah berlaku berabad-abad menyatakan bahwa warga non-Muslim bisa mengunjungi Masjid Al Aqsa, tetapi tidak bisa beribadah dan berdoa di lokasi tersebut.
Pernyataan Liga Arab juga menyebutkan, setiap kunjungan oleh non-Muslim diatur oleh Departemen Wakaf Jerusalem dan Urusan Aqsa, otoritas tunggal untuk mengawasi situs suci ketiga umat Islam itu. Selain itu, Liga Arab meminta masyarakat internasional dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk segera mengambil tindakan efektif dan memikul tanggung jawab mereka dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional, terutama dalam mengimplementasikan Resolusi PBB terkait status Jerusalem Timur.
Area Masjid Al Aqsa adalah lokasi paling sensitif dalam konflik yang telah berlangsung beberapa generasi. Ketegangan tahun ini telah meningkat sebagian karena Ramadhan yang bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi.
Meningkatnya kekerasan di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki dalam beberapa pekan terakhir menimbulkan kekhawatiran akan kembali ke konflik yang lebih luas, seperti terjadi pada tahun lalu yang berujung pada perang 11 hari. Apalagi sejak Maret, aparat keamanan Israel telah menewaskan sedikitnya 29 warga Palestina dalam serangan di Tepi Barat. Sementara di wilayah Israel, konflik telah menewaskan 14 orang.
Kekhawatiran meluasnya konflik muncul setelah militer Israel dan kelompok Hamas mulai ikut serta memanaskan suasana. Israel melakukan serangan udara di Gaza, Kamis (21/4) dinihari, beberapa jam setelah roket Hamas menghantam taman sebuah rumah di Israel selatan.
Safadi telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan bertemu pejabat senior Departemen Luar Negeri AS membahas tindakan untuk mengurangi eskalasi konflik. Ia mengatakan telah menerima jaminan Israel akan menghentikan warga Yahudi masuk ke Al Aqsa dalam 10 hari terakhir Ramadhan mulai Jumat. Langkah ini diharapkan membantu meredakan ketegangan.
Sementara dalam pandangan Pemerintah Israel, mereka tidak pernah melanggar status quo, seperti yang dituduhkan Liga Arab. ”Israel mempertahankan status quo, yang mencakup kebebasan beribadah bagi Muslim dan hak berkunjung bagi non-Muslim. Polisi menegakkan larangan shalat Yahudi,” kata Lior Haiat, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel.
Dia menambahkan, selama beberapa tahun terakhir, mereka tidak pernah mengeluarkan izin bagi warga Yahudi untuk mengunjungi Temple Mount pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk mencegah kemungkinan terjadi gesekan. (AP/AFP/REUTERS)