Unjuk Kekuatan, Rusia Uji Rudal Berkemampuan Nuklir
Presiden Vladimir Putin mengklaim rudal baru itu sebagai yang terbaik di dunia. Uji coba rudal digelar di tengah ketegangan geopolitik yang ekstrem akibat perang Rusia-Ukraina.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
AFP PHOTO / RUSSIAN DEFENCE MINISTRY
Tangkapan layar dari cuplikan video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 20 April 2022 yang menunjukkan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat di lapangan uji coba Plesetsk, Rusia.
MOKSWA, RABU – Rusia pada Rabu (20/4/2022) menguji coba rudal Sarmat, rudal balistik antarbenua berkemampuan nuklir. Uji coba itu sengaja digelar sebagai bagian dari unjuk kekuatan Mokswa menjelang dua bulan serangannya ke Ukraina, sekaligus menandai belum jelasnya ujung perang Rusia-Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim rudal baru itu sebagai rudal terbaik di dunia dan akan menghentikan langkah musuh-musuh Rusia.
Siaran televisi menampilkan video saat Putin diberi tahu oleh militer bahwa rudal Sarmat yang telah lama ditunggu-tunggu telah diuji coba untuk pertama kalinya. Rudal itu diluncurkan dari wilayah Plesetsk di barat laut Rusia dan mengenai sasaran di semenanjung Kamchatka, hampir 6.000 kilometer jauhnya. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, peluncuran rudal itu dilakukan pada Rabu pukul 15.12 waktu Mokswa.
Putin menyatakan, rudal itu memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi serta mampu mengatasi semua sarana pertahanan antirudal modern. ”Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan menyediakan bahan pemikiran bagi mereka yang, dalam hiruk-pikuk panasnya retorika agresif, mencoba mengancam negara kita,” kata Putin.
AFP/SERGEY BOBOK
Warga memotret pecahan rudal di lapangan dekat permukiman di Kharkiv, Ukraina, 15 April 2022. Rusia melancarkan serangan di kota itu yang menewaskan tujuh orang dan melukai 34 orang lainnya, menurut laporan otoritas setempat.
Pengembangan rudal Sarmat sudah dilakukan Mokswa selama bertahun-tahun. Uji coba rudal sejatinya tidak mengejutkan negara-negara Barat, termasuk aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Hanya, uji coba yang digelar di tengah ketegangan geopolitik yang ekstrem akibat perang Rusia-Ukraina menarik perhatian sekaligus kekhawatiran. Rusia belum merebut kota-kota besar di Ukraina sejak mengirim puluhan ribu tentaranya pada 24 Februari lalu. Kepala badan antariksa Rusia, Roscosmos, Dmitry Rogozin, seperti dikutip kantor berita Tass, mengungkapkan, pasukan nuklir Rusia akan mulai dilengkapi Sarmat pada musim gugur tahun ini, seusai uji coba rudal.
Di tengah serangan Rusia ke Ukraina, Putin pernah menyinggung kekuatan nuklir Rusia. Ia memperingatkan Barat bahwa setiap upaya untuk menghalangi dirinya akan membawa konsekuensi yang belum pernah mereka temui dalam sejarah. Setelah mengeluarkan pernyataan itu, beberapa hari kemudian Putin memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga. Sontak sejumlah pihak khawatir. ”Prospek konflik nuklir yang dulu tidak terpikirkan, sekarang kembali mungkin (terjadi),” kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres, bulan lalu.
Kementerian Pertahanan Ukraina tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar terkait peluncuran rudal Sarmat. Ukraina telah meningkatkan perlawanan keras terhadap Rusia seiring upaya Barat memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Mokswa untuk memaksa Rusia menarik pasukan dari Ukraina. Rusia menyebutnya sebagai operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer Ukraina dan membasmi kaum nasionalis berbahaya.
Orang-orang mengambil bagian dalam aksi solidaritas untuk mendukung Ukraina di dekat Downing Street di Whitehall di pusat kota London, Inggris, Minggu (13/3/2022).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Jumat (15/4) mengatakan, Rusia dapat menggunakan senjata nuklir karena putus asa ketika invasi ke Ukraina terhambat. Tentang ancaman itu, Zelenskyy mengatakan, seluruh dunia harus khawatir bahwa Rusia mulai berbicara tentang senjata nuklir atau senjata kimia. ”Mereka bisa melakukannya, maksud saya, mereka bisa,” katanya kepada CNN. ”Bagi mereka, kehidupan rakyat bukanlah apa-apa. Jangan takut dan bersiaplah.”
Jack Watling dari lembaga pemikir RUSI yang berbasis di London mengatakan, ada unsur sikap dan simbolisme yang diperlihatkan Mokswa lewat uji coba rudal terbaru itu. Uji coba digelar kurang dari tiga pekan sebelum parade Hari Kemenangan tahunan Rusia. Dalam peringatan itu biasanya militer Rusia memamerkan senjata terbaru. ”Waktu pengujian mencerminkan keinginan Rusia untuk menunjukkan sesuatu sebagai pencapaian teknologi menjelang Hari Kemenangan, pada saat banyak teknologi belum memberikan hasil yang mereka inginkan,” kata Watling.
Douglas Barrie, peneliti senior untuk kedirgantaraan militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis, mengatakan, peluncuran itu merupakan tonggak penting Mokswa setelah bertahun-tahun tertunda karena masalah pendanaan dan tantangan desain. Dia mengatakan, Perlu lebih banyak tes sebelum Rusia benar-benar dapat menyebarkan rudal itu, menggantikan rudal SS-18 dan SS-19 yang sudah tua dan sudah kedaluwarsa untuk dijual.
Barrie mengatakan, Sarmat memiliki kemampuan untuk membawa 10 atau lebih hulu ledak dan senjata. Rusia memiliki opsi untuk menembakkannya di atas salah satu kutub di Bumi. Berkat kemampuan itu, rudal tersebut menjadi tantangan bagi sistem radar dan pelacakan berbasis darat dan satelit. (AFP/REUTERS)
