Riyadh berusaha memperbaiki keadaan di Yaman setelah terlibat perang bertahun-tahun di sana. Keterlibatan di Yaman menjadi salah satu penyebab Arab Saudi dikecam sebagian komunitas internasional.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
AFP/ MOHAMMED HUWAIS
Relawan menyiapkan makanan untuk dibagikan secara gratis untuk berbuka puasa di ibu kota Sanaa, Yaman, selama bulan suci Ramadhan, Senin (4/4/2022).
Salah satu satu faktor penyebab perang Yaman, Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi, sudah tidak ada lagi. Kini, praktis hanya tersisa milisi Houthi dan persatuan milisi lain yang menentang Houthi. Harapan perdamaian lebih terbuka di negara yang berperang sejak 2014 itu.
Hadi mengumumkan pengunduran diri pada Kamis (7/4/2022). Seluruh kekuasaannya diserahkan kepada Dewan Kepresidenan yang terdiri dari perwakilan sejumlah kelompok di Yaman. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang menyokong pemerintah Hadi sejak 2015, segera menunjukkan dukungan pada Dewan Kepresidenan Yaman. Abu Dhabi dan Riyadh kompak menjanjikan 3 miliar dollar AS untuk Yaman di bawah dewan itu. Dari dana itu, 1 miliar dollar AS dititipkan di bank sentral Yaman.
Para menteri Dewan Kerja Sama Teluk juga mendukung dewan itu. Mereka berharap dewan itu bisa segera mencapai perdamaian dengan Houthi, kelompok pemberontak yang berperang dengan pemerintahan Hadi sejak 2014.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, dilaporkan telah menemui seluruh anggota Dewan Kepresidenan Yaman. Mereka dijamu di Riyadh beberapa jam setelah Hadi menyerahkan kekuasaannya ke dewan itu.
Sebelum mengundurkan diri, Hadi memberhentikan Wakil Presiden Yaman Ali Muhsin Al Ahmar. Hadi menunjuk Al Ahmar, yang bergabung dengan tentara Yaman sejak 1969, menjadi wapres pada 2016. Kala itu, Hadi sudah berlindung di Riyadh setelah perang saudara meletus di Yaman pada 2014. Al Ahmar amat disokong Partai Islah yang terafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.
Sokongan Partai Islah pada Al Ahmar membuat sejumlah kelompok di Yaman selatan angkat senjata dan menentang pemerintahan Hadi. Kelompok yang belakangan bergabung dalam Dewan Transisi Selatan (STC) itu menambah pihak dalam perang saudara Yaman. Perang segi tiga, kadang segi empat jika menghitung kelompok teror di pesisir selatan Yaman, berlangsung bertahun-tahun.
AFP/MOHAMMED HUWAIS
Milisi loyalis kelompok Houthi meneriakkan yel-yel dalam unjuk rasa di Sanaá, Yaman, Sabtu (26/3/2022), menandai tujuh tahun serangan militer koalisi pimpinan Arab Saudi ke Yaman.
Kondisi lebih rumit karena STC disokong UEA. Di sisi lain, STC berkali-kali memerangi pasukan dan milisi pendukung Hadi yang disokong UEA dan Arab Saudi. Selain uang, Abu Dhabi dan Riyadh juga menyediakan aneka persenjataan untuk membantu Hadi dalam perang saudara Yaman.
Upaya Saudi
Sejumlah pihak menaksir, pengunduran diri Hadi terjadi karena ia sudah tidak lagi disokong Arab Saudi. Riyadh berusaha memperbaiki keadaan di Yaman setelah terlibat perang bertahun-tahun di sana. Keterlibatan di Yaman menjadi salah satu penyebab Arab Saudi dikecam sebagian komunitas internasional.
”Jelas ini upaya, mungkin ikhtiar terakhir, untuk membangun aliansi anti-Houthi. Masalahnya, belum jelas bagaimana orang-orang itu (anggota Dewan Kepresidenan Yaman) akan bekerja sama. Mereka dikenal saling berbeda pandangan,” kata mantan anggota dewan pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk masalah Yaman, Gregory Johnsen.
Ia menyebut dewan itu sebagai Frankenstein, monster yang dibuat dari potongan tubuh orang mati. ”Di atas kertas, saya melihatnya seperti ini: gabungan semua kelompok militer dalam satu payung melawan Houthi. Praktiknya, saya tidak yakin orang-orang ini bisa mengesampingkan perbedaan mereka yang begitu banyak,” kata dia kepada The New York Times.
Dewan Kepresidenan Yaman dipimpin mantan Menteri Dalam Negeri Yaman Rashad Al Alimi. Selain ke Riyadh, Alimi dekat dengan Partai Islah yang menyokong Al Ahmar. Ketua STC Aidarus Al Zoubaidi ditunjuk menjadi wakil ketua dewan itu. Tareq Saleh, keponakan mendiang Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, menjadi salah satu anggota dewan itu.
”Dewan berjanji kepada warga untuk mengakhiri perang dan mencapai perdamaian melalui proses yang menjamin semua aspirasi orang Yaman ditampung,” kata Alimi. Ia juga berjanji tidak akan mendiskriminasi siapa pun dalam upaya mencapai perdamaian Yaman. Semua pihak akan berusaha dirangkul agar Yaman benar-benar bisa mencapai perdamaian.
Sayangnya, Houthi menanggapi negatif pembentukan dewan yang tidak melibatkan mereka itu. Juru runding Houthi, Mohammed Abdulsalam, menyebut pembentukan dewan itu sebagai upaya mengumpulkan milisi dan mendorong ketegangan lebih lanjut.
AFP/MOHAMMED HUWAIS
Milisi Houthi mengacungkan senjata mereka dalam sebuah demonstrasi di Ibu kota Yaman, Sanaa, memprotes intervensi koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi. Unjuk rasa digelar pada Kamis (27/1/2022).
Pejabat lain di Houthi, Mohammed Al-Bukaiti, malah menyebut kelompok itu ilegal. ”Warga Yaman menolak pemerintahan dari hotel. Sebab, mereka sudah lama menjadi tamu hotel di Riyadh. Bagaimana mungkin kami menerima dewan yang dibentuk di hotel di sana?” tulisnya di media sosial. (AFP/REUTERS)