Rusia: Menyerah atau Mati, Mariupol Akan Digempur Habis
Rusia memberikan ultimatum jika ingin selamat maka pasukan Ukraina harus menyerah dan meletakkan senjata pada pukul 6 sore waktu Moskwa. Risiko tanggung sendiri karena Rusia akan tetap menggempur Mariupol.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
AP PHOTO/ EVGENLY MALOLETKA
Asap mengepul usai penembakan di Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022). Mariupol adalah kota pelabuhan berpenduduk 400.000 orang yang dikepung dan dibombardir oleh pasukan Rusia.
MOSKWA, MINGGU -Seluruh pasukan Ukraina yang masih bertahan di kota Mariupol, Ukraina, diminta Rusia untuk segera menyerah dan meletakkan senjata pada pukul 6 sore waktu Moskwa, Rusia, Minggu (17/4/2022). Jika tidak, tanggung sendiri risikonya karena pasukan Rusia akan menggempur habis-habisan Mariupol. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pasukan Rusia sudah menguasai seluruh wilayah perkotaan Mariupol dan hanya ada beberapa tentara, kelompok militan, dan relawan pejuang Ukraina yang masih bertahan di dalam pabrik baja Illich dan pabrik metalurgi Azovstal di Mariupol. Ukraina menyatakan di Mariupol setidaknya masih ada 4.000 tentara.
Di salah satu dari dua pabrik baja di Mariupol ini, para pejuang Ukraina membuat terowongan bawah tanah dan tempat berlindung bawah tanah. Jika klaim Rusia sudah menguasai Mariupol, maka Mariupol menjadi wilayah pertama yang jatuh ke tangan Rusia sejak Rusia menginvasi Ukraina, 24 Februari lalu. Namun, tidak ada respon dari pihak Ukraina.
"Kami akan menjamin keselamatan mereka yang mau meletakkan senjata. Satu-satunya kesempatan bagi mereka untuk selamat adalah dengan menyerah dan meletakkan senjata secara sukarela,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, Sabtu lalu.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengakui situasi di Mariupol saat ini sangat sulit. Pasukan Ukraina dikepung dan tidak ada yang bisa membantu. Mereka yang masih bertahan di Mariupol diharapkan tetap melawan dan bertahan. Zelenskyy menuding Rusia sengaja menghancurkan dan membunuh semua orang di Mariupol. Setelah kapal jelajah milik armada Laut Hitam Rusia, Moskva, tenggelam, Rusia langsung menggempur Ukraina dengan rudal-rudal jarak jauh dan serangan pesawat-pesawat tempur. Jika Mariupol betul jatuh ke tangan Rusia maka berarti itu capaian terbesar Rusia dan bisa jadi kemenangan Rusia, apalagi karena posisi Mariupol yang penting di Provinsi Donbas bagi Rusia. Klaim Rusia itu ditampik Ukraina yang mengaku masih menguasai Mariupol.
AP/ALEXEI ALEXANDROV
Seorang perempuan berjalan dengan menarik tasnya, melewati rumah-rumah yang hancur akibat pertempuran di Mariupol, Ukraina, 8 April 2022.
Zelenskyy memperingatkan Rusia, perundingan perdamaian dengan Rusia akan dibatalkan jika ada tentara Ukraina di Mariupol yang tewas di tangan Rusia. Pemerintah Ukraina juga sudah memperingatkan rakyatnya untuk segera meninggalkan daerah-daerah yang diincar Rusia karena dikhawatirkan Rusia akan lebih gencar menggempur. “Kami tidak akan menegosiasikan wilayah kami ataupun rakyat kami,” ujarnya.
Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko, mengatakan pasukan Ukraina sudah berusaha sekuat tenaga melindungi rakyat dan tanah Ukraina tetapi pasukan Rusia betul-betul kejam dan sadis. Gubernur Regional Kiev, Oleksandr Pavliuk, mengatakan setidaknya pasukan Rusia menyerang Kiev dua kali. Karena Rusia masih saja menyerang, ia mengimbau warga sipil untuk mengurungkan niatnya kembali ke Ukraina. Tetapi imbauan itu tak didengar juga karena banyak warga sipil yang sudah kembali ke Kiev. “Untuk kali pertama kami kembali ke pusat kota Kiev. Senang bisa ketemu dan mengobrol lagi dengan sesama warga Kiev,” kata Nataliya Makrieva (42).
Jalan buntu
Proses perundingan antara Rusia dan Ukraina juga belum menunjukkan kemajuan berarti. Bahkan Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak yakin perundingan itu akan menghasilkan kesepakatan karena sudah buntu. Kanselir Austria, Karl Nehammer, yang bertemu dengan Putin di Moskwa, Senin lalu, mengatakan Putin meyakini serangan ke Ukraina itu harus dilakukan demi keamanan Rusia. “Saya kira Putin punya pemikiran tersendiri soal perang ini dan ia meyakini memenangi perang ini,” ujarnya.
AP/EVGENIY MALOLETKA
Tank-tank tentara Rusia bergerak melintasi sebuah ruas jalan di pinggiran Mariupol, Ukraina, Jumat (11/3/2022).
Pemerintah Rusia juga melarang Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, dan sejumlah petinggi Inggris masuk ke Rusia karena Inggris dinilai bertindak memusuhi Rusia karena menjatuhkan sanksi-sanksi pada sejumlah petinggi Rusia. Selain itu, Inggris juga selama ini membantu Ukraina dengan menyuplai persenjataan mematikan. Selain Johnson, Rusia memasukkan nama Wakil PM Inggris, Dominic Raab, Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, dan Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, ke dalam daftar hitam Rusia. Inggris menjadi bagian dari upaya komunitas internasional menghukum Rusia dengan membekukan aset-aset Rusia, menjatuhkan sanksi ekonomi dan larangan bepergian, serta menyuplai persenjataan ke Ukraina.
Sementara itu, Presiden Zelenskyy mengingatkan adanya kemungkinan Rusia akan menggunakan senjata nuklir taktis jika konflik ini tak berkesudahan. Jika itu terjadi, jumlah korban akan jauh lebih banyak. Wakil PM Ukraina, Iryna Vereshchuk, mengatakan sampai sejauh ini saja sudah ada 2.500-3.000 tentara Ukraina yang tewas dan 10.000 tentara terluka. Rusia juga menahan sekitar 1.000 warga sipil Ukraina dan 700 tentara. Sementara Ukraina juga menahan 700 tentara Rusia. UNHCR mengingatkan hampir lima juta jiwa yang sudah mengungsi dari Ukraina dan orang sebanyak itu akan kehilangan tempat tinggal jika Rusia tak menghentikan serangannya. “Mereka tidak akan punya rumah lagi yang menjadi tempat mereka pulang karena sudah rusak atau bahkan hancur tak bersisa. Atau rumahnya berada di wilayah yang tidak aman,” kata perwakilan UNHCR di Ukraina, Karolina Lindholm Billing.
Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov, mengatakan situasi di Mariupol sudah berada di titik krisis kemanusiaan dan pihaknya sedang mengumpulkan bukti-bukti kejahatan perang Rusia untuk diserahkan kepada pengadilan internasional di Den Haag. (REUTERS/AFP/AP)