Korea Utara kembali menguji rudalnya tetapi kali ini yang diujicoba rudal jarak pendek tipe baru. Korea Selatan dan Amerika Serikat khawatir dalam waktu dekat Korut akan kembali menguji rudalnya.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
SEOUL, MINGGU – Pemerintah Korut kembali menguji persenjataan taktis tipe baru. Uji coba tersebut menjadi bagian dari upaya untuk terus mendorong kemampuan nuklirnya. Pemimpin Korut, Kim Jong Un, kembali ikut mengawasi uji tembak persenjataan baru yang, menurut militer Korea Selatan, kecepatan maksimalnya di bawah Mach 4.
Militer Korsel pada Sabtu lalu, mendeteksi ada dua proyektil yang diluncurkan dari arah timur Korut, Hamhung, menuju ke wilayah perairan dengan kecepatan sekitar 110 kilometer. Korut dikhawatirkan akan kembali melakukan uji nuklir. Mengingat, sebelumnya Kim juga melanggar janjinya sendiri untuk tidak menguji rudal balistik antarbenua, bulan lalu.
Kantor berita Korut, KCNA, Minggu (17/4/2022), menyebutkan sistem persenjataan berpemandu dan taktis tipe baru ini menunjukkan kemajuan luar biasa dalam pengembangan persenjataan jarak jauh Korea Utara sekaligus efisiensi taktis operasional nuklir. “Selama memantau dan mengawasi uji tembak, Kim memberikan perintah penting untuk membangun kemampuan pertahanan dan kekuatan nuklir Korea Utara,” sebut KCNA.
Laporan KCNA ini dikeluarkan setelah Korut merayakan peringatan 110 tahun kelahiran mendiang pendiri Korut, Kim Il Sung. Peringatan itu merupakan salah satu hari libur tahunan terbesar di Korut, namun tahun ini peringatan itu digelar tanpa parade militer seperti biasanya.
Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace di AS menduga persenjataan baru Korut itu kemungkinan adalah rudal balistik jarak pendek. Rudal itu diduga juga dilengkapi sistem senjata nuklir taktis pertama di Korut. “Kalau benar senjata itu yang diujicobakan, berarti itu baru pertama kalinya dilakukan Korut,” ujarnya.
Pakar Korut di Pusat Keamanan Baru Amerika, AS, Duyeon Kim, menilai Korut memiliki kepentingan domestik untuk membuat dan menyempurnakan persenjataan yang diminta Kim untuk meyakinkan rakyat Korut bahwa posisi mereka kuat. Jika dilihat dari waktu pelaksanaan uji tembaknya, Korut kemungkinan menguji persenjataan itu sekarang untuk memrotes latihan militer gabungan AS dan Korsel, Sabtu. “Latihan bersama ini hanya menggunakan simulasi dengan komputer dan tidak ada pelatihan manuver militer yang sungguhan,” sebut kantor kepala staf gabungan Korsel, Minggu.
Divisi Infanteri ke-2 AS yang berbasis di Korsel, berbagi foto uji coba pasukan yang menembakkan sistem roket peluncuran ganda. Tetapi tidak diketahui waktu pelaksanaan latihan itu. Di twitter, divisi itu hanya menyebutkan latihan itu hanya untuk memastikan kesiapan AS untuk membantu Korsel.
Perwakilan Khusus AS, Sung Kim, akan berkunjung ke Seoul selama lima hari mulai Senin mendatang. Kedua pihak akan membahas mengenai peluncuran rudal Korut. AS masih dalam posisi terbuka mau berbicara dengan Korut kapan saja dan dimana saja tanpa prasyarat. Namun, Korut tidak mau dan menuding AS tidak mau berubah sikapnya terhadap Korut. Pasalnya, AS tak mau mencabut sanksi-sanksinya terhadap Korut dan masih saja latihan militer bersama Korsel.
Setelah mengujicoba rudal balistik jarak pendek itu, Korsel dan AS yakin Korut dalam waktu dekat akan menguji rudal balistik antarbenua lagi atau meluncurkan roket untuk menempatkan satelit mata-mata di luar angkasa atau malah menguji nuklir. Militer Korsel juga mendeteksi tanda-tanda Korut sedang membangun terowongan-terowongan di lokasi uji nuklir.
Dalam kongres partai Korut, Januari 2021, Kim pernah membeberkan rencana pembangunan pertahanan selama lima tahun ke depan. Di dalamnya disebutkan Kim berencana mengembangkan teknologi nuklir yang lebih tinggi dan membuat persenjataan nuklir yang lebih kecil dan ringan untuk penggunaan yang lebih taktis. Korut disebutkan juga tengah mengembangkan nuklir yang bisa dibawa di rudal balistik antarbenua. “Pernyataan Kim waktu itu saja sudah menunjukkan tekadnya mengembangkan nuklir, apapun yang terjadi. Apalagi Kim ikut mengawasinya,” kata Panda.
Kim dulu pernah berjanji akan menangguhkan semua pengembangan uji rudal dan rudal jarak jauh ketika Kim bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump. Namun perundingan AS-Korut ini kemudian tak jelas nasibnya dan berakhir pada 2019. Korut meminta AS mencabut semua sanksi sebelum menghentikan pengembangan nuklir dan rudal. Sebaliknya, AS meminta Korut menghentikan semua program persenjataannya terlebih dahulu sebelum sanksi dicabut.
Korut sudah menguji coba persenjataan nuklir enam kali sejak 2006 dan uji coba yang terakhir pada 2017 diklaim berhasil. Pada waktu itu, Korut menguji bom hidrogen yang beratnya diperkirakan mencapai 250 kiloton. Dalam beberapa pekan ke depan, Korut dikhawatirkan akan kembali menguji nuklirnya. Korsel sudah mengambil ancang-ancang karena pada tanggal 25 April mendatang, Korut akan merayakan hari lahir Tentara Rakyat Korea. Biasanya Korut akan menggelar parade militer atau uji senjata untuk memperingati hari itu. (REUTERS/AFP/AP)