Lawrence Wong, Politisi Sederhana yang Disiapkan Menjadi PM Singapura
Ketua Partai Aksi Publik Singapura sudah dipilih. Apabila partai itu memenangi pemilihan umum 2025, Lawrence Wong akan menjadi perdana menteri Singapura, menggantikan Lee Hsien Loong.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
SINGAPURA, SABTU — Partai Aksi Publik atau PAP, yang berkuasa di Singapura, telah mengumumkan pemimpin barunya. Lawrence Wong (50) yang sepanjang tahun 2022 menjabat sebagai Menteri Keuangan Singapura resmi menjadi Ketua PAP generasi keempat. Jika PAP memenangi pemilihan umum tahun 2025, Wong akan menjadi perdana menteri yang baru menggantikan Lee Hsien Loong. Ia dikenal sebagai politisi dengan latar belakang sederhana.
Terpilihnya Wong sebagai Ketua PAP diumumkan Jumat (15/4/2022) malam. Sebelumnya, masyarakat Singapura bertanya-tanya siapa kiranya yang akan mengambil alih kepemimpinan partai tersebut. Wakil PM Singapura Heng Swee Keat (61) pada April 2021 tiba-tiba mengundurkan diri dari kepemimpinan PAP. Padahal, ia yang semestinya menjadi ketua partai berikutnya.
”Sudah waktunya saya memberikan tempat kepada rekan yang lebih muda dan mumpuni,” kata Heng seperti dikutip surat kabar The Independent Singapore.
Sebelum terpilihnya Wong, posisi Ketua PAP dipegang oleh PM Singapura Lee Hsien Long (70) yang berkuasa sejak 2004. Ia adalah anak Lee Kuan Yew, PM Singapura pertama sekaligus bapak modernisasi negara-kota tersebut. PAP telah berkuasa di Singapura relatif tanpa gangguan sejak tahun 1959.
”Menurut rencana, Lawrence akan menggantikan saya sebagai PM, apakah sebelum atau sesudah (jika PAP menang) dalam pemilu berikutnya, tahun 2025, yang pasti bakal ketat,” kata Lee Hsien Long dalam pesan melalui media sosial, Sabtu (16/4/2022).
Di media sosial, warganet Singapura mengutarakan pendapat mereka mengenai terpilihnya Wong sebagai Ketua PAP. Mayoritas memberikan dukungan. ”Oke lah. (Wong) ini politisi yang lemah lembut, tidak agresif, dan pencari sensasi,” unggah warganet.
Namun, terdapat pula warganet yang berpendapat bahwa keketuaan PAP lebih cocok dipegang oleh Tharman Shanmugaratnam (65). Politisi ini pernah berkiprah sebagai wakil perdana menteri, menteri pendidikan, dan sekarang menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Singapura.
”Alasan (PAP) mencari ketua berusia muda ini aneh dan dibuat-buat. Bukankah semestinya keketuaan partai dipegang oleh orang yang jelas berpengalaman? Shanmugaratnam kan sudah jelas memiliki reputasi internasional,” cuit seorang warganet.
Sementara itu, Partai Demokratik Singapura (SDP), oposisi dari PAP, mengucapkan selamat kepada Wong. Meski demikian, dalam keterangan pers yang dikutip harian The Strait Times, SDP mengutarakan pesimisme akan ada perubahan berarti di bawah kepemimpinan Wong.
”PAP selama ini selalu konformis dan tidak membawa pembaruan apa pun. Wong, meskipun berumur relatif muda, kami ragukan membawa angin segar ke partai ataupun politik Singapura. Negara ini tetap tidak akan menjadikan demokrasi dan transparansi sebagai nilai dan norma yang dipraktikkan secara nyata,” kata rilis SDP.
Dalam sidang pelantikannya, Wong mengatakan bahwa ciri khas dari PAP ialah segala sesuatu diambil melalui musyawarah partai. Ini adalah prinsip kerja sama dan selalu mencari jalan tengah sehingga setiap anggota partai bisa didengar dan dipertimbangkan pendapatnya,
Sederhana
Lawrence Wong memiliki latar belakang sederhana. Ayahnya lahir di Provinsi Hainan, China, dan bermigrasi ke Malaysia ketika masih kecil. Ia kemudian pindah ke Singapura untuk bekerja sebagai agen penjual di sebuah perusahaan. Ibu Wong lahir dan besar di Singapura. Ia bekerja sebagai guru sekolah dasar.
Wong memiliki satu saudara laki-laki yang sekarang berprofesi sebagai insinyur kedirgantaraan. Kedua bersaudara ini tumbuh di kompleks rumah susun sederhana yang disubsidi oleh pemerintah. Mereka juga bersekolah di sekolah negeri yang berjarak dekat dari rumah. Latar belakang ini membedakan Wong dari elite politik Singapura yang umumnya berasal dari keluarga politisi ataupun konglomerat besar.
Saat kuliah, Wong tidak pergi ke Inggris seperti kebanyakan anak para elite politik Singapura. Ia menempuh pendidikan sarjana strata satu di Universitas Wisconsin, Amerika Serikat, dengan beasiswa dari Pemerintah Singapura. Dalam wawancara dengan The Strait Times, Wong yang pintar bermain gitar ini mengungkapkan bahwa ia dan teman-teman kuliahnya di AS sering mengamen demi menambah uang jajan. Mereka gemar memainkan lagu-lagu blues, rock, dan soul.
Wong kemudian mengambil dua gelar magister, yaitu Master of Arts dari Universitas Michigan Ann Arbor dan magister ilmu administrasi negara dari Universitas Harvard. Sepulang ke Singapura, ia bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Kementerian Perdagangan dan Perindustrian. Setelah itu, ia pindah ke Kementerian Keuangan.
Wong mulai aktif berpolitik sejak tahun 2001. Pada tahun 2010 ia dipercaya sebagai Menteri Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda. Setelah itu, pada tahun 2012, ia menjabat sebagai Menteri Pembangunan Nasional sampai dengan tahun 2020. Lee kemudian menunjuk Wong sebagai Menteri Pendidikan selama satu tahun dan pada 2021-2022 sebagai Menteri Keuangan.
Wong sudah dua kali menikah. Pernikahan pertamanya berakhir dengan perceraian yang, menurut kedua belah pihak, berlangsung secara baik-baik. Dari pernikahan pertama ataupun kedua Wong tidak memiliki anak. (REUTERS)