Barat Gelontorkan Lebih Banyak Senjata untuk Dukung Ukraina Lawan Rusia
Bantuan militer dan informasi intelijen menandai meluasnya keterlibatan AS secara signifikan dalam perang Rusia-Ukraina. Tampaknya perang belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
AFP/SERGEI SUPINSKY
Tentara Ukraina mengangkut FGM-148 Javelin ke dalam truk di Bandara Boryspil, Kiev, Ukraina, 11 Februari 2022. Javelin adalah misil antitank portabel buatan Amerika Serikat. AS dan sekutunya menyatakan bakal menyalurkan lebih banyak senjata guna mendukung Ukraina berperang melawan Rusia.
WASHINGTON, RABU — Sejumlah negara Barat yang dimotori Amerika Serikat menggelontorkan lebih banyak bantuan senjata ke Ukraina menyusul permintaan dari Presiden Volodymyr Zelenskyy. Senjata-senjata Barat itu akan memperkuat upaya Ukraina mempertahankan wilayahnya, khususnya dari serangan Rusia ke wilayah Donbas. Tampaknya perang belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Presiden AS Joe Biden pada Rabu (13/4/2022) mengumumkan, Pentagon akan mengirimkan bantuan militer tambahan senilai 800 juta dollar AS ke Ukraina, termasuk artileri, kendaraan lapis baja, dan helikopter. AS juga menjanjikan lebih banyak informasi intelijen bagi Kiev. Total bantuan militer AS ke Ukraina kini mencapai 2,4 miliar dollar AS.
Bantuan militer dan informasi intelijen menandai meluasnya keterlibatan AS secara signifikan dalam perang Rusia-Ukraina. Ini juga mencerminkan keyakinan AS dan sekutunya bahwa Rusia cenderung tidak membalas Barat.
”Militer Ukraina telah menggunakan senjata yang kami sediakan untuk menghasilkan efek yang menghancurkan,” kata Biden setelah berbicara dengan Zelenskyy melalui telepon. ”Ketika Rusia bersiap mengintensifkan serangan di wilayah Donbas, AS akan terus memberi Ukraina kemampuan untuk mempertahankan diri.”
The Financial Times menyebutkan, paket bantuan militer AS mencakup 11 helikopter Mi-17, 18 howitzer, 40.000 peluru artileri, 300 pesawat nirawak Switchblade, 12 sistem radar, dan ranjau darat. Diharapkan senjata dan informasi intelijen akan membantu tentara Ukraina saat transisi dari pertempuran kota di Kiev ke pertempuran yang lebih konvensional di Ukraina timur.
Juru Bicara Pentagon John Kirby mengatakan, pasukan Ukraina memerlukan tambah pelatihan untuk mengoperasikan radar dan sistem artileri tersebut. Dia menambahkan, Pentagon mungkin akan menggunakan pendekatan ”latih para pelatih” dengan menarik sejumlah kecil anggota pasukan Ukraina dari medan perang yang kemudian kembali dan mengajari yang lain.
AFP/ SERGEI SUPINSKY
Seorang warga sipil tampak histeris setelah jenazah suaminya ditemukan dari kuburan dangkal di dekat rumahnya di Desa Andriivka, wilayah Kiev, Ukraina, Senin (11/4/2022).
Perancis dan Jerman secara terpisah menyatakan dukungan militer bagi Ukraina. Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly mengatakan, Paris akan mengirimkan lebih banyak peralatan militer ke Ukraina selain bantuan militer senilai 108 juta dollar AS.
Pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Perancis menyebutkan, seiring konflik yang berlanjut di Ukraina, Perancis sedang mempersiapkan dukungan militer jangka panjang bagi negara itu.
”Ini melibatkan mobilisasi kolektif peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan Ukraina dan mengatur diri kita sendiri untuk berkoordinasi, dengan sekutu dan mitra kami, bantuan kami dalam hal pelatihan dan dukungan khusus untuk peralatan ini,” katanya. ”Perancis bertekad untuk membantu Ukraina melawan agresi ini dan menciptakan kondisi untuk perdamaian yang adil dan abadi.”
Di Berlin, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyampaikan dukungan lebih banyak senjata bagi Kiev. Pernyataan itu muncul setelah Ukraina menolak kunjungan yang diusulkan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier. Media Deutche Welle melaporkan, Scholz menyebut penolakan itu penghinaan yang menjengkelkan.
”Jerman telah membuat keputusan yang menentukan untuk mengirimkan senjata (ke Ukraina). Kami sedang mengirimkan, kami telah mengirimkan, dan kami akan mengirimkannya,” kata Scholz kepada radio publik Jerman, RBB.
Berlin awalnya menentang pengiriman senjata ke Kiev, tetapi Jerman mengubah pendiriannya di tengah tekanan dan kekejaman yang dilaporkan terjadi di Ukraina akibat serangan-serangan Rusia. Scholz tidak merinci jenis atau jumlah senjata yang akan dikirim Jerman. Namun, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht sebelumnya mengatakan, Berlin tidak memberikan rincian seperti itu kepada publik sesuai permintaan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (tengah) berjalan di kota Bucha, tepat di barat laut ibu kota Ukraina, Kiev, Senin (4/4/2022). Ia menuding pemimpin Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha setelah kota itu direbut kembali oleh tentara Ukraina.
Zelenskyy mengeluarkan seruan agar Barat mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina. ”Ukraina membutuhkan pasokan senjata. Kami membutuhkan artileri berat, kendaraan lapis baja, sistem pertahanan udara, dan pesawat tempur, apa pun untuk mengusir pasukan Rusia dan menghentikan kejahatan perang mereka,” katanya dalam pernyataan video.
Ia sangat berterima kasih kepada AS atas bantuan militernya. Zelenskyy juga berterima kasih atas kunjungan presiden Polandia, Estonia, Lituania, dan Latvia pada Rabu. Dia mengatakan, pemimpin Polandia dan negara-negara Baltik telah membantu Ukraina sejak hari pertama dan tidak ragu memberikan senjata kepada Ukraina ataupun menjatuhkan sanksi kepada Rusia.
Persenjataan Barat yang mengalir ke Ukraina telah membantu menumpulkan serangan awal Rusia. Gelontoran lebih banyak senjata ditengarai dapat memainkan peran sentral dalam pertempuran lainnya, termasuk kemungkinan di wilayah Donbas.
Rusia mempersempit fokusnya untuk bertempur di Ukraina timur dan selatan. Presiden Vladimir Putin mengatakan, pembicaraan damai dengan Ukraina telah menemui jalan buntu. Ia pun bertekad tidak akan menyerah dan membawa pasukannya meraih kemenangan.
Putin berjanji Rusia akan mencapai semua tujuan ”mulia” di Ukraina. Di tengah kemungkinan perang Rusia-Ukraina akan berlangsung lebih lama, Putin mengatakan, Kiev telah menggagalkan pembicaraan damai di antara kedua pihak. ”Kami kembali ke situasi buntu,” kata Putin. (AP/AFP)