Dunia Seni Paris Terbangun dari ”Tidur”
Setelah tertidur selama setengah abad, dunia seni di Perancis kini kembali bangkit dengan galeri-galeri seni yang mulai membuka diri. Beragam koleksi pribadi milik kolektor kini bisa dilihat oleh khalayak umum.
Paris
Ada yang tak biasa di Galeri Regis Mathieu yang berada tak jauh dari Rue Faubourg Saint-Honore, Paris, Perancis. Dari jendela galeri megah itu terlihat ada pohon yang tumbuh menyembul dari langit-langitnya. Rupanya, ketika dilihat dari jarak dekat, ternyata ranting, daun, dan bunga pohon itu terbuat dari perunggu dan kristal batu.
”Pohon” unik itu termasuk salah satu dari puluhan lampu gantung yang indah dan unik di galeri milik pribadi tersebut. Memamerkan pohon jadi-jadian menjadi cara pengelola galeri untuk menarik perhatian wisatawan hingga membuat mereka penasaran lalu masuk ke galeri. Biasanya orang jengah masuk ke galeri karena merasa seakan terintimidasi saat masuk ke ruang pamer yang mewah.
Baca juga: Pameran Lukisan untuk Menyemai Harapan
Setelah ”tertidur” selama setengah abad, kini Paris kembali bangkit menjadi pusat seni dunia. ”Galeri sekarang tidak lagi hanya fokus pada menjual karya seni atau koleksi,” kata Zara Sajid, salah satu pendiri Art Heart Tours yang bertujuan membawa lebih banyak wisatawan untuk menengok galeri-galeri seni. Para pemilik atau pengelola galeri, kata Sajid, membuka galeri untuk umum karena bersemangat dengan dunia seni dan ingin berbagi semangat itu kepada sebanyak mungkin orang.
Dunia seni kontemporer Paris kembali bersemangat berkat munculnya museum-museum baru, termasuk museum milik Yayasan Louis Vuitton dan Bourse de Commerce yang dibangun dua taipan mode kaya raya yang saling bersaing. Galeri-galeri pribadi juga menjamur berkat Brexit yang kemudian mendorong nama-nama seniman kondang keluar dari London, Inggris.
”Paris kembali menjadi yang terdepan dalam dunia seni,” kata Justine Durrett dari Galeri Zwirner, salah satu dari puluhan galeri yang mulai masuk Paris beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Menggugah Kepedulian lewat Pameran Lukisan
Perancis sudah menjual lebih banyak karya seni jika dibandingkan dengan negara mana pun, termasuk Amerika Serikat. Perusahaan analis Artpice menyebutkan, Perancis tahun lalu sudah menjual 91.692 karya seni. Akan tetapi, Perancis belum bisa mengungguli China dan Inggris meski sudah mendapatkan 1 miliar dollar AS dalam penjualan lelang pada 2021 dan ini baru pertama kali terjadi.
Namun, ledakan galeri baru ini menjadi kontroversi karena banyak agenda pameran yang batal, seperti pameran di Grand Palais, demi pameran Art Basel ”edisi baru”. Sejumlah pemilik dan pengelola galeri lama khawatir kemunculan galeri baru ini akan membuat mereka tersingkir.
Namun, bagi Marion Papillon, kepala serikat galeri kota, tidak akan ada masalah dan malah akan menguntungkan. ”Brexit memang mempercepat banyak hal dan sekarang semakin dinamis. Galeri Perancis mengekspor lebih banyak karya seni dan makin terlihat di mata komunitas internasional,” ujarnya.
Bagi Art Heart Tours, ini kesempatan baik untuk mendorong lebih banyak wisatawan datang ke galeri. ”Kami ingin membuka galeri. Kita punya semua museum megah di Paris, tetapi beberapa seni dan desain terbaik ada di dalam galeri,” kata salah satu pendiri Art Heart Tours, Eric Remmen.
”Harta karun” yang bisa dilihat di galeri antara lain koleksi karya-karya Picasso di Galeri Helene Bailey; lukisan George Baselitz di Pasar Sekunder Perrotin; dan desain mendiang ikon mode, Virgil Abloh, di Galerie Kreo.
Lihat juga video: Cara Tunanetra Menikmati Keindahan Lukisan
Setelah melihat lampu gantung di Galeri Regis Mathieu, Remmen mengajak melihat Galeri Kamel Mennour yang menyimpan cermin melengkung senilai 575.000 euro karya Anish Kapoor yang berada di samping patung karya seniman Perancis, Bertrand Lavier.
”Saya bisa paham kenapa orang ragu untuk masuk galeri. Tugas sayalah membantu orang menemukan dan merasakan pengalaman baru. Karya seni sebenarnya menceritakan sejarah kita dan sejarah itu milik kita semua. Bukan hanya milik kolektor,” kata asisten galeri Kamel Mennour, Sidonie Sakhoun (24). (AFP)